
BICARA SAHAM DARI KACAMATA EKONOMI SYARIAH
Di zaman sekarang tidak sedikit orang tertarik pada investasi, salah satunya melalui saham. Tapi untuk muslim yang peduli mengenai halal – haramnya suatu perkara, timbul pertanyaan “Apakah saham itu diperbolehkan dalam pandangan Islam? Maka dari itu kali ini kita akan membahas mengenai saham dari sudut pandang Ekonomi Islam, terutama dari sudut pandang Jemaat Muslim Ahmadiyah.
Apa itu saham?
Simpelnya, saham adalah tanda kepemilikan kita atas sebagian dari sebuah perusahaan. Kalau kita membeli saham, berarti kita ikut “memiliki” perusahaan itu, walaupun hanya ssedikit. Dan nanti kita mendapatkan bagian dari keuntungan (dividen) atau juga dari kenaikan harga saham itu sendiri.
Pandangan Umum Islam tentang Saham
Secara umum, menurut Islam intiya boleh-boleh saja nvestasi saham. Tapi ada beberapa syaratnya juga. Saham yang dibeli wajib dari perusahaan yang halal. Artinya, bisnisnya itu tidak boleh berhubungan dengan riba (bunga), judi, alkohol, dan semacamnya. Kemudian, praktik bisnisnya juga harus jelas, adil dan transparan serta beretika.
Sudut Pandang Ahmadiyah
Dalam sudut pandang Jemaat Ahmadiyah, sesuai pada buku Struktur Ekonomi Menurut Islam karya Khalifatul Masih II, Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad (ra), edisi terjemahan Indonesia.
Islam tidak melarang seseorang untuk menjadi kaya. Bahkan, Islam memberi izin untuk memiliki harta kekayaan asalkan diperoleh dengan cara yang benar dan digunakan untuk tujuan yang baik. (hal.19)
Islam tidak menentang kekayaan, tetapi menentang kekayaan yang tidak digunakan untuk kesejahteraan umat manusia. (hal. 25)
Harta harus diperoleh dengan cara yang halal dan dibelanjakan di jalan yang diridhai Allah Taala, agar harta itu menjadi berkah dan bukan menjadi sebab kerusakan. (hal.40)
Dari sini kita bisa mendapatkan kesimpulan secara garis besarnya bahwa investasi itu boleh sepanjang tidak spekulatif seperti judi. Kalau dalam istilah ekonomi Islam tidak ada unsur gharar dan maisir; Gharar adalah ketidakjelasan atau ketidakpastia dalam hal bertransksi yang bisa berakibat kerugian bagi salah satu pihak, sedangkan maisir adalah transaksi yang terdapatunsur judi atau spekulasi dalam hal ini keuntungan dan kerugian hanya ditentukan oleh peluang atau keberuntungan.
Saham itu oke, asalkan usahanya halal dan tidak menindas orang lain.
Jangan sampai ikut-ikutan beli saham perusahaan yang merusak masyarakat, misalnya industri rokok, minuman keras, atau bank konvensional berbasis bunga. Dalam buku-buku Tahrik Jadid juga sering ditekankan pentingnya ekonomi Islam yang adil dan bertanggung jawab. Jadi, kalau investasi saham bisa ikut membangun ekonomi umat dan tetap sesuai syariat, bahkan itu justru dianjurkan.
Bagaimana Cara Praktisnya?
Jika anda mau investasi saham yang sesuai syariah (termasuk versi Ahmadiyah), inilah tips dalam investasi saham :
- Pilihlah perusahaan yang jelas halal (contohnya yang bergerak di bidang makanan, energi bersih, tekstil, industri mobil, teknologi pendidikan, dan industri lainnya)
- Periksa rasio keuangan : Tidak boleh lebih dari 33% kekayaan perusahaan berasal dari utang berbunga.
- Hindari jual beli saham hanya untuk spekulasi. Tidak melakukan trading seperti main judi. Contoh sederhananya : Anda menjadi begitu sibuk dalam hal ini pergerakan harga saham hingga menjadi bisnis bagi Anda di mana Anda terus-menerus memonitor harga pasar untuk melihat kapan pasar naik atau turun untuk menghasilkan uang sebanyak mungkin, dan melacak berapa banyak saham yang telah Anda beli atau jual adalah tidak benar.
- Niatkan investasi untuk masa depan dan dengan kontribusi ekonomi yang baik, bukan semata-mata hanya ingin mendapatkan uang.
Kesimpulan
Jadi, menurut sudut pandang Ahmadiyah, saham itu halal, selama dijalani dengan cara yang suci, bersih dan masuk akal. Jangan cuma ingin mendapatkan untung semata, tapi juga berpikir dampaknya untuk masyarakat dan agama.
Seperti pesan Hazrat Khalifatul Masih V (Hazrat Mirza Masroor Ahmad, aba) saat menyampaikan pidato di sebuah konferensi internasional pada Humanity First International Conference, yang diadakan pada 3 Maret 2018 di Masjid Baitul Futuh, London
Jadilah Muslim yang bukan hanya taat ibadah, tapi juga berkontribusi aktif dalam membangun masyarakat melalui cara-cara yang jujur dan bermanfaat.
Investasi itu bukan dosa. Asal halal, jujur, dan niatnya benar, itu bisa juga menjadi jalan kebaikan.
Referensi:
- Review of Religions, November 15, 2021
- Struktur Ekonomi Menurut Islam, edisi terjemahan Indonesia
- Ahmadiyya Muslim Community, Press & Media Office, 3 March 2018, Press Releases
Visits: 48
Membeli saham di Industri perkebunan dan emas mungkin bisa menjadi salah satu peluang ya Pak. Terlebih lagi jika dikelola oleh pengusaha Ahmadi.