Dahsyatnya Istighfar yang Menyelamatkan Keluargaku

Hari itu, sepulang mengantar anakku sekolah, aku kembali melanjutkan pekerjaan di rumah. Beberapa jam kemudian terdengar dering telepon di rumah memecah keheningan.

“Halo, Ibu. Ini dengan Pak Anto dari sekolah Rafiq, mau memberi kabar kalau Rafiq tadi jatuh terpeleset dari tangga sekolah karena berlarian bersama temannya. Karena tidak lama setelah terjatuh Rafiq muntah, maka langsung kami bawa ke RS. Fatmawati.”

Terdengar suara di seberang sana, aku tetap tenang sambil tetap beristighfar dan berpikir tentang Pak Anto. Di sekolah tidak ada yang bernama Pak Anto, kalau ada guru atau staff baru di sekolah pasti ada pemberitahuan.

“Halo? Halo, Ibu!” panggil Pak Anto. “Iya, Pak. Lalu bagaimana sekarang? Apakah sudah ditangani dokter?” tanyaku.

“Sudah ditangani dokter, Bu. Dan karena tadi Rafiq muntah beberapa saat setelah terjatuh, dokter mau menyuntikkan obat ke kepala Rafiq, Bu. Sekarang Rafiq ditemani oleh Ms. Anti. Ibu tunggu saja, nanti Ms. Anti akan menelepon Ibu untuk memberi tahu Ibu harus beli obat untuk suntikannya di mana ya, Bu. Karena kebetulan obat itu tidak ada persediaannya di rumah sakit,” sambung Pak Anto, lalu telepon terputus.

Ibu mana yang bisa tetap tenang bila mendengar sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada buah hatinya? Dadaku bergemuruh dan terbayang wajah buah hatiku yang ketika itu masih duduk di bangku kelas 3 SD.

Sambil mencoba menelepon ke sekolah, aku dilanda keraguan. Ini ada yang salah, karena rumah sakit yang aku setujui apabila terjadi sesuatu pada Rafiq di sekolah adalah rumah sakit terdekat dengan sekolah, dan itu bukan RS. Fatmawati. Pak Anto dan Ms. Anti, di sekolah tidak ada yang bernamakan itu.

Telepon sekolah sibuk terus, kucoba untuk menelepon HP kepala sekolah namun HP kepala sekolah juga sibuk terus. Akhirnya kutelepon suamiku dan beruntung tersambung. Setelah kuceritakan semua pada suamiku, kami bersamaan berusaha menghubungi sekolah dan kepala sekolah.

Sampai akhirnya suamiku berhasil bicara dengan kepala sekolah. Setelah dicek, ternyata Rafiq baik-baik saja, ia sedang belajar di kelas. Dan kepala sekolah menjadi teringat dengan peristiwa serupa yang terjadi beberapa minggu sebelumnya pada salah satu orang tua murid lain. Dan orang tua murid itu, karena panik dan diminta untuk mentranfer sejumlah uang, sudah sempat mentranfer uang sejumlah 200juta rupiah.

Setelah terputus pembicaraan dengan suami, kepala sekolah meneleponku untuk menenangkanku dengan memberi tahu bahwa Rafiq dalam keadaan baik-baik saja. Dan kepala sekolah juga menanyakan apakah aku sudah sempat disuruh untuk mentranfer sejumlah uang? Aku jawab belum, sepertinya aku akan dihubungi lagi dan akan diminta untuk mentransfer sejumlah uang untuk obat suntikan seperti yang disampaikan Pak Anto beberapa saat sebelumnya.

Baru saja selesai pembicaraan di HP dengan kepala sekolah, telepon di rumah berdering. Kuangkat telpon dan terdengar suara “Halo?” dari seberang sana. Setelah yakin itu suara Pak Anto, aku menjawab, “Semoga Allah mengampuni Anda!” Terdengar telepon diputus.

Aku masih menunggu di samping telepon selama 5 menit, 10 menit, 15 menit, dan setelah 30 menit telepon rumah sudah tidak berdering, aku sujud syukur, berterima kasih pada Allah Ta’ala atas penjagaan, perlindungan, dan pertolongan-Nya pada kami.

Siang menjelang sore itu sepanjang perjalanan menjemput Rafiq pulang sekolah, tidak putusnya aku mengucap syukur atas apa yang baru saja terjadi.

Terima kasih ya, Allah, atas perlindungan, penjagaan, dan pertolongan-Mu di setiap kabut kehidupanku.

Ini mengingatkanku kembali akan khasiat istighfar. Kini aku semakin meyakini sabda Hadhrat Rasulullah saw.:

“Barang siapa yang tetap secara langsung beristighfar kepada Allah, maka Allah menjadikan untuknya suatu jalan keluar dari setiap kesempitan-atau kesukaran-yang ditemuinya, yang diberi kelapangan dari setiap kesusahan yang dirasakannya, serta memberinya rezeki dari jalan yang tidak pernah dikira-kira olehnya.” [HR. Abu Dawud]

Visits: 81

Karina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *