Derita yang Dirindukan Surga

Desember merupakan bulan istimewa bagi wanita, khususnya para ibu di Indonesia. Karena, setiap penghujung tahun di bulan ini masyarakat Indonesia menetapkan satu hari sebagai bentuk penghargaan bagi setiap wanita yang telah menyempurnakan jati dirinya sebagai seorang ibu. 

Demikian pula halnya ajaran Islam yang tak hanya sebatas memberikan teori dan pemahaman agar setiap wanita mampu menjadikan dirinya sebagai seorang ibu sejati. Namun lebih dari itu, Islam memiliki salah satu sosok terbaik di muka bumi ini yang harus dijadikan sebagai teladan/panutan bagi setiap wanita Muslimah. 

Sosok wanita yang saat pasangan hidup/suami menghadapi beban yang amat berat, hanya dengan melihat keberadaannya saja akan mampu menghilangkan setengah dari beban yang dirasakan. Sosok wanita yang bila pasangan/suami bertukar pikiran dengannya akan melahirkan ketenangan lahir maupun batin. Sosok wanita yang rela mengorbankan apapun yang ia miliki demi mendukung perjuangan suami di jalan Allah SWT. 

Sosok wanita yang dari rahimnya melahirkan keturunan yang saleh dan salehah. Sosok wanita dengan segala derita yang ditanggungnya dalam menjalani ujian kehidupan dirindukan oleh surga Allah SWT. Beliaulah sang Ummul Mukminin, Hadhrat Khadijah ra. Wanita istimewa, ibu dari orang-orang mukmin yang Allah SWT. menyampaikan salam kepadanya. 

Pada suatu peristiwa dikisahkan bahwa Rasullulah saw. baru saja pulang dari berdakwah. Ketika Khadijah hendak berdiri menyambut suami tercinta, Rasulullah saw. berseru: “Wahai Khadijah tetaplah di tempatmu.”

Saat itu Hadhrat Khadijah ra. sedang menyusui Fathimah ra. yang masih bayi. Rasulullah saw. paham betul akan kesetiaan sang istri. Beliau saw. takjub dengan pengorbanan Hadhrat Khadijah ra. meskipun dalam keadaan lelah namun tetap mampu menjaga rumah tangga dan merawat anak-anak dengan baik. 

Melihat sang istri letih menyusui anaknya, Rasulullah saw. mengambil Fathimah ra. dan meletakkannya di tempat tidurnya. Kemudian Rasulullah saw. berbaring di pangkuan sang Istri untuk melepas lelah setelah berdakwah. Seketika Hadhrat Khadijah ra. dengan belaian kasih sayangnya membelai rambut Rasulullah saw.

Tak terasa air mata wanita pilihan Allah itu menetes mengenai pipi Rasulullah saw. yang menyebabkannya terjaga. “Wahai, Khadijah, kenapa engkau menangis?” tanya Rasulullah saw.

“Adakah engkau menyesal bersuamikan aku? Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan. Tetapi hari ini engkau telah dihina orang. Semua orang telah menjauh darimu. Seluruh harta bendamu habis. Adakah engkau menyesal bersuamikan aku, Muhammad?”

Hadhrat Khadijah ra. berkata: “Wahai, suamiku. Wahai, Nabi Allah. Bukan itu yang aku tangiskan. Dulu aku memiliki kemuliaan, kemuliaan itu aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Dahulu aku memiliki kebangsawanan, kebangsawanan itupun aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan, seluruh harta kekayaan itu aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Wahai Rasulullah, sekarang ini aku tidak memiliki apa-apa lagi. Tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini.”

“Wahai Rasulullah, seandainya aku telah mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, kemudian engkau hendak menyeberangi lautan, engkau hendak menyebrangi sebuah sungai dan engkau tidak menemukan satu perahu pun ataupun jembatan, maka engkau gali lubang kuburku, kemudian ambillah tulang belulangku. Engkau jadikan jembatan sebagai jalan menyeberangi sungai itu untuk menemui umatmu,” mendengar itu Rasulullah saw. pun menangis.

Sungguh sosok wanita yang begitu luar biasa menjalankan kewajiban sebagai seorang istri sekaligus ibu. Segala kesulitan dan derita yang beliau jalani demi kebaikan umat Islam pada masa itu, merupakan bukti nyata dari intisari ajaran Islam akan kemurahan hati dan keikhlasan yang masih terus dapat kita rasakan kebaikannya hingga saat ini. Seperti apa yang disampaikan oleh Hadhrat Abu Bakar ra., “Bersedia menderita demi menghilangkan penderitaan orang lain adalah intisari dari kemurahan hati.”

Inilah yang menarik kasih sayang Allah SWT sehingga menjadikan beliau sebagai salah satu wanita terbaik di surga. Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasullulah saw. dalam sebuah riwayat, dari ‘Ali ra., Nabi saw. bersabda, “Wanita terbaik yang pernah ada ialah Maryam putri Imran dan Khadijah.” [1]

Dalam hadits lainnya Ibnu ‘Abbas ra., Rasullulah saw. bersabda, “Wanita-wanita yang paling utama sebagai penduduk surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim (istri Fir’aun) dan Maryam binti ‘Imran.” [2]

Sebagai wanita yang memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan generasi terbaik di zaman ini, Allah mudahkan segala upaya kita untuk meneladani setiap sisi kehidupan Hadhrat Khadijah ra. sebagai Ummul Mukminin. Semoga kita dimampukan-Nya.

 

Referensi:

[1] HR. Bukhari

[2] HR. Ahmad

Views: 74

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *