HARI PAHLAWAN NASIONAL: MENGHORMATI JASA PARA PAHLAWAN

Tanggal 10 November bangsa Indonesia menetapkan sebagai Hari Pahlawan Nasional. Peringatan ini sebagai bentuk penghormatan kita pada jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk menegakkan kemerdekaan bangsa dan negara. Kita tahu tanpa perjuangan mereka, maka negeri ini tidak ada. Jasa besar inilah yang semestinya dihargai dan dihormati, termasuk para sahabat dan keluarga mereka. Lantas bagaimanakah makna pahlawan dalam Islam yang sebenarnya?

Pahlawan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dimaknai sebagai orang yang berjuang dengan gagah berani dalam membela kebenaran. Secara etimologis, ada juga yang memaknai pahlawan berasal dari akar kata ‘pahala’ dan berakhiran wan, pahlawan. Artinya, mereka pantas memperoleh pahala karena jasa-jasanya bagi perjuangan menegakkan kebenaran.

Jika kita merujuk kata pahlawan dalam KBBI, maka menjadi pahlawan adalah hal yang memungkinkan bagi seseorang, bahkan siapa pun yang berjuang dalam membela kebenaran bisa menempati posisi sebagai seorang pahlawan. Pahlawan adalah gelar untuk orang yang dianggap berjasa terhadap orang banyak dan berjuang dalam mempertahankan kebenaran.

Dalam konteks kenegaraan dan kebangsaan, seseorang dijuluki pahlawan karena jasa-jasanya dalam memperjuangkan negara dan bangsa ini untuk memperoleh kemerdekaannya. Seorang pahlawan berjuang karena mencintai negeri dan tanah tumpah darahnya (Hubbul wathan minal iman).

Melihat pemaknaannya tersebut, maka sudah selayaknya, pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa akan terus hidup di hati kita. Artinya para pahlawan itu tidak pernah mati, karena jasa-jasanya selalu dikenang oleh orang banyak. Kebaikannya selalu tertabur dalam jiwa umat, sehingga tak pernah sirna untuk dikenang dan didoakan arwahnya setiap saat.

Hadhrat Rasulullah saw. adalah teladan dalam memperlakukan para pahlawan atau syuhada dengan penuh penghormatan. Tindakan beliau saw. menunjukkan betapa besar rasa hormat terhadap mereka yang telah berjuang untuk Islam. Salah satu cara beliau menghormati para syuhada adalah dengan berziarah ke makam mereka dan mendoakan mereka.

Ini terlihat dari hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir ra.: “Rasulullah saw. keluar menuju (makam) para syuhada Uhud, lalu beliau mendoakan mereka. Beliau berdoa untuk mereka seperti orang yang berpamitan kepada orang-orang yang masih hidup dan yang telah meninggal.” [1]

Hadits ini mengisahkan bahwa Hadhrat Rasulullah saw. secara khusus menyempatkan diri untuk berziarah ke makam syuhada di Uhud dan mendoakan mereka. Bahkan berdoa dengan penuh ketulusan seolah berpamitan kepada mereka, suatu bentuk penghormatan mendalam kepada para syuhada yang telah gugur di medan pertempuran.

Ziarah beliau ini bukan hanya sekadar kunjungan fisik, melainkan juga merupakan simbol dari betapa pentingnya mengenang dan menghormati mereka yang telah mengorbankan hidup demi kebaikan umat. Melalui ziarah ini, Hadhrat Rasulullah saw. ingin mengingatkan umat Islam akan keberanian, pengorbanan dan keteguhan para syuhada yang tidak boleh dilupakan.

Bagi beliau saw., mengenang jasa para pahlawan bukan hanya kewajiban agama, tetapi juga suatu bentuk penghormatan kepada pengorbanan yang mereka berikan demi kelangsungan hidup Islam. Keteladanan ini juga menunjukkan bahwa Hadhrat Rasulullah saw. tidak hanya memimpin dalam medan dakwah dan peperangan, tetapi juga mengajarkan penghargaan bagi setiap pengorbanan yang dilakukan. Penghormatan terhadap para pahlawan dalam Islam bukan hanya bentuk apresiasi, melainkan juga dorongan untuk menjaga dan meneruskan nilai-nilai perjuangan yang mereka tinggalkan. Sebagaimana beliau saw. berziarah dan mendoakan para syuhada di Uhud, kita pun diajarkan untuk selalu menghormati dan mendoakan mereka. Mereka yang gugur di jalan Allah bukanlah sekadar manusia yang telah pergi, melainkan bagian dari sejarah hidup umat yang perlu dirawat dan terus dikenang sepanjang masa. [2]

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlwannya.” [3]

Referensi:

[1] HR. Muslim
[2] ahlulbaitindonesia.or.id
[3] Ir. Soekarno

Views: 120

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *