KASIH SAYANG DAN KEADILAN RESEP HIDUP DAMAI

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan pasti membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia hidup dalam kelompok-kelompok sosial sesuai dengan norma dan aturan tertentu yang membentuk struktur sosial yang lebih luas. Manusia selalu berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai bentuk seperti komunikasi kerja sama dan hubungan sosial.

 

Sebagai orang Islam, dalam berinteraksi dengan orang lain kita ada tuntunannya dari Al-Qur’an dan ada contoh teladan dari Rasulullah saw., dengan mengedepankan Akhlak Fadhilah (Akhlak terpuji) agar hubungan terjalin dengn baik. Agama Islam yang dibawa oleh Hadhrat Nabi Muhammad saw. Ajarannya sempurna sebagaimana dalam firman-Nya,

“Hari ini telah Kusempurnakan Agamamu bagimu, dan telah kulengkapkan nikmat-Ku atasmu, dan telah Ku Ridhai Islam sebagai agama bagimu.” [1]

 

Sumber ajaran Islam adalah Al-Qur’an dan inti ajarannya berpusat pada pemenuhan hak-hak Allah Ta’ala (haququllah) dan hak-hak manusia (haququl ‘ibad). Bentuk dari haququllah yaitu dengan beribadah kepada Allah, mentaati segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sedangkan haququl ‘ibad yaitu kewajiban yang harus dipenuhi seorang Muslim terhadap sesama manusia dintaranya: berbuat baik, berlaku adil dan saling tolong menolong dalam kebaikan. Al-Qur’an mengajarkan umat Islam untuk memenuhi kedua tujuan tersebut.

 

Permulaan surah Al-Fatihah dan di setiap permulaan surah dalam Al-Qur’an selalu diawali dengan lafaz Basmallah yakni Bismillahirrahmanirrahim yang artinya, Dengan nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Ayat ini menjelaskan tentang kasih sayang Allah SWT. Yang memberikan kasih sayang-Nya, bukan hanya kepada umat Islam, tapi juga kepada seluruh umat manusia dan seluruh makhluk yang ada di dunia ini. Kasih sayang Allah Ta’ala juga berwujud dengan mengutus Hadhrat Muhammad saw. Sebagai Rasul-Nya untuk menjadi contoh teladan serta sebagai rahmat bagi sekalian alam. Yakni memberikan rahmat dan kasih sayang serta cinta kasih bagi semua orang tanpa membeda-bedakan kasta, keyakinan dan warna kulit.

 

Dari sifat Allah Ta’ala yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta teladan Rasulullah saw. Sebagai rahmat bagi sekalian alam. Hal ini menjadi salah satu hal yang harus kita terapkan kedalam diri kita ketika berinteraksi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain.

 

Ketika hal ini sudah menjadi dasar ajaran Islam, bagaimana mungkin seorang mukmin sejati akan terlibat dalam tindakan penganiayaan dan kekejaman terhadap sesama makhluk Tuhan, jadi tidak mungkin bagi seorang Muslim yang shaleh memiliki niatan buruk kepada orang lain. Hadhrat Rasulullah saw. Bersabda,

“Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” [2]

 

Seseorang yang mengaku sebagai mukmin sejati, harus peduli pada penderitaan orang lain seakan-akan hal itu menjadi penderitaan dirinya sendiri. Itulah tugas seorang Muslim untuk memenuhi hak-hak orang lain terlepas dari latar belakang dan keyakinan mereka, mendoakan kebaikan untuk mereka, peduli dan menolong mereka di saat mereka membutuhkan.

 

Di dalam kehidupan bersosial kadang-kadang satu kelompok dengan kelompok yang lain dihadapkan dengan perselisihan dan permasalahan, sehingga satu dengan yang lainnya saling bermusuhan. Menanggapi hal tersebut Allah SWT. Berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu orang-orang yang teguh karena Allah, dengan menjadi saksi yang adil; dan janganlah kebencian suatu kaum mendorongmu bertindak tidak adil. Berlakulah adil, itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahawaspada dengan apa-apa yang kamu kerjakan.” [3]

 

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa walaupun terdapat permusuhan dan kebencian hendaknya setiap orang berlaku adil karena keadilan merupakan jalan berkat, yang menuntun manusia pada jalan ketakwaan dan menjadikan manusia dekat dengan Allah SWT. Hal ini memberikan penjelasan bahwa seorang Muslim harus selalu mengupayakan jalan perdamaian. Jika ajaran Islam yang benar ini diikuti dengan tulus maka ia akan mencegah pertikaian dan perselisihan. [4]

 

Semoga semua orang bisa kembali kepada Allah SWT. Sang Pencipta karena Allah adalah Maha Pemberi dan Pemelihara bagi semua umat manusia. Dia adalah Maha Pemurah dan Maha Penyayang dan Dia menghendaki supaya seluruh umat manusia dari berbagai ras dan keyakinan dapat hidup dalam satu kesatuan dan supaya manusia dapat disatukan dalam perdamaian dan kerukunan. Semoga kita semua dapat menyaksikan perdamaian sejati dalam kehidupan kita. Aamiin ya robbal Aalamiin.

 

Referensi:

[1] QS. Al-Maidah 5: 4

[2] HR. Bukhari dan Muslim

[3] QS. Al-Maidah 5: 9

[4] https://ahmadiyah.id/keadilan-prasyarat-tercapainya-perdamaian-dunia.html

 

Views: 22

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *