
KEHIDUPAN RUMAH TANGGA: JALAN MENUJU SURGA DUNIA DAN AKHIRAT
Keluarga dalam pandangan islam bukan hanya sebagai unit sosial terkecil, tetapi juga sebagai amanah yang harus dipelihara dengan penuh tanggung jawab. Membangun keluarga harmonis memerlukan perjuangan dan kerja sama antar semua anggota keluarga.
Pondasi utama dalam membangun kehidupan rumah tangga adalah memilih pasangan yang tepat. Karena itu, kita hendaknya senantiasa memohon kepada Allah Ta’ala agar dipertemukan dengan jodoh yang terbaik menurut-Nya. Utamakanlah agama di atas segalanya, dan carilah pasangan yang memiliki visi dan misi sejalan untuk membina rumah tangga yang diridhai oleh Allah.
Mengedepankan nilai-nilai agama dalam kehidupan keluarga menciptakan landasan moral dan spiritual yang kuat. Nilai-nilai ini memberikan panduan tentang bagaimana bersikap satu sama lain, menyelesaikan konflik, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Keluarga yang berpegang teguh pada ajaran agama cenderung memiliki kedamaian batin dan kebersamaan yang lebih kuat karena mereka berbagi nilai-nilai dan tujuan yang sama. Pendidikan agama dalam keluarga tidak hanya mencakup pengetahuan tentang ritual ibadah, tetapi juga tentang akhlak, etika, dan cara berinteraksi dengan sesama. Keluarga yang mengutamakan nilai-nilai agama biasanya lebih mampu menghadapi cobaan dan tantangan dengan penuh keyakinan dan kesabaran. [1]
Jika ada masalah, mintalah pertolongan dan petunjuk dari Allah. Jangan menceritakan masalah rumah tangga kepada orang lain, apalagi menyebarkannya di media sosial. Karena sejatinya, dalam kehidupan berumah tangga, kita wajib saling menutupi kelemahan pasangan kita.
Seperti firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 188:
“… mereka (istri-istrimu) adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka …”
Berdasarkan uraian di atas, kita dapat memahami bahwa kalimat ini juga dapat diterapkan pada dua komponen batin manusia. Persis seperti suami dan istri yang saling melengkapi satu sama lain dari musuh yang mengancam kedamaian keluarga mereka, kedua komponen batin manusia saling melengkapi dan melindungi satu sama lain dari semua kejahatan dalam jihad akbar mereka. Ketakwaan akan mencegah seseorang berpikir jahat dan akan melindungi hatinya dari kecenderungan ke arah keburukan. Pada saat yang sama, ketakwaan juga akan menjauhkannya dari keinginan jahat yang dapat meracuni pikirannya dengan berbagai keburukan. [2]
Setiap keluarga pasti akan mendapatkan tanda kasih sayang Allah berupa ujian dalam kehidupan. Ketika saat itu tiba, mintalah pertolongan dan petunjuk hanya dari Allah.
Rumah tangga ibarat perjalanan mengarungi samudra dengan menaiki sebuah kapal. Bila nakhoda cakap memimpin, para awak kapal patuh pada pemimpinnya, dan semua yang berada dalam kapal tangguh serta bekerja sama, maka kapal akan terus kokoh berlayar hingga ke tujuan.
Demikian pula dalam rumah tangga. Suami harus sigap memperhatikan segala kebutuhan keluarganya, istri harus patuh kepada suami, dan anak-anak berbakti kepada orang tua. Semua menjalankan perannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan semata-mata karena Allah. Saat keimanan dan ketakwaan selalu menyertai setiap langkah, maka kehidupan rumah tangga yang bahagia pasti akan terwujud.
Sesuai janji Allah sebagai berikut:
“Sesungguhnya laki-laki Muslim dan perempuan Muslim dan mukmin laki-laki dan mukmin perempuan, dan laki-laki yang patuh dan perempuan-perempuan yang patuh, dan laki-laki yang jujur, dan perempuan-perempuan yang jujur, dan laki-laki yang sabar dan perempuan-perempuan yang sabar dan laki-laki yang merendahkan diri, dan perempuan-perempuan yang merendahkan diri, dan laki-laki yang bersedekah dan perempuan yang bersedekah, dan laki-laki yang berpuasa dan perempuan- perempuan yang berpuasa, dan laki-laki yang memelihara kehormatan dan kesucian mereka dan perempuan-perempuan yang memelihara kehormatan dan kesucian mereka, dan laki-laki yang banyak mengingat Allah dan perempuan-perempuan yang banyak mengingat Dia, Allah telah menyediakan bagi semua mereka itu ampunan dan ganjaran yang besar,”
(QS. Al-Ahzab: 36)
Jalani kehidupan rumah tangga sesuai petunjuk dari Allah. Kasihi pasangan dan cintai anak-anak hanya karena Allah. Saat agama menjadi landasan utama dan segala sesuatu diniatkan hanya karena Allah, maka tidak akan ada hal apa pun yang terasa berat dan menyakitkan. Di dunia mendapatkan surga, dan surga di akhirat pun menanti.
Referensi:
[1] https://uin-alauddin.ac.id/tulisan/detail/bijaksana-menghadapi-masalah-keluarga—panduan-praktis-membangun-keluarga-harmonis-dalam-islam-0624
[2] https://ahmadiyah.id/perempuan-dalam-al-quran
[3] QS. Al-Ahzab : 36
Views: 51