
Kesabaran, Cerdas Menghadapi Fitnah
Alkisah, seorang wanita salehah yang berprofesi sebagai guru, sebutlah Indah. Dia adalah sosok wanita hebat, mandiri, aktif dalam organisasi kewanitaan dan pintar bergaul. Suatu hari, Roni datang merayunya melalui pesan singkat, Indah hanya membalasnya dengan basa basi.
Namun, tak disangka istri Roni terbakar api cemburu kala membacanya. Puncak kemarahannya dia menuduh Roni menuduh selingkuh dengan Indah.
Kabar ini pun seketika menyebar, berakibat Indah diberhentikan dari guru, beberapa amanah pun turut hilang, sumber penghasilan lain juga dialihkan ke orang lain karena dianggap mencemari tempat tinggalnya.
Indah menghadapinya dengan sabar. Dia menjawab setiap pertanyaan seperti apa kenyataanya, bahwa dia hanya membalas pesan singkat Roni dan tidak ada hubungan apapun, meskipun tidak ada yang mempercayainya. Dia pun memilih tidak datang saat mediasi dengan keluarga, karena tidak akan menyelesaikan masalah, malah memperkeruh suasana. Keluarga Roni dan istrinya selalu menyudutkannya.
Waktu pun berlalu, beruntung suaminya yang penyabar lebih mempercayainya daripada berita yang tersebar. Indah, beraktivitas seperti biasa. Setelah sekian lama barulah terbuka bahwa itu hanyalah fitnah belaka.
Roni merayu Indah agar dipinjamkan uang, tapi Indah tidak memberikannya. Kehidupan Roni berantakan, bahkan ada kabar Roni akan menikah lagi. Kejujuran dan kebenaran seolah membuka jalannya sendiri. Meski Roni dan istrinya tidak berpisah namun masalah terus terjadi.
Berbeda dengan kehidupan Indah dan suami. Indah mulai meniti kembali kehidupannya, meskipun tidak semuanya yang hilang itu kembali, tapi dia percaya bahwa selalu ada hikmah dari setiap kejadian. Kini keluarga kecilnya hidup rukun dan Indah mencoba mengikhlaskan semua yang telah terjadi.
Cerita Indah, mengingatkan kita pada sebuah riwayat tentang Hadhrat Siti Aisyah ra. Yang difitnah oleh orang musyrik yang mengakibatkan Hadhrat Rasulullah saw. dan keluarganya merasa sangat terpukul.
Kejadiannya saat Hadhrat Siti Aisyah ra. Melakukan perjalanan dalam rombongan pasukan Islam. Ketika mereka berhenti untuk beristirahat, Siti Aisyah ra. Terpisah dari rombongan. Namun, beberapa orang dari rombongan tersebut, termasuk Abdullah bin Ubay, seorang pemimpin suku Khazraj, menuduh Siti Aisyah ra. Melakukan zina dengan seorang lelaki yang bernama Safwan bin Al-Mu’attal.
Allah SWT. Menyatakan kesucian Hadhrat Aisyah ra. Dalam firman-Nya, ”Sesungguhnya orang-orang yang menuduh perempuan suci yang lengah dan beriman, mereka akan dilaknat di dunia dan di akhirat. Dan bagi mereka tersedia azab yang sangat besar.” [1]
Kejinya sebuah fitnah bisa menimbulkan keburukan yang juga memberikan kerugian kepada yang tertuduh. Bahkan Hadhrat Rasulullah saw. Sendiri bersabda, “Fitnah itu akan menghancurkan agama dan dunia.” [2]
Kita sebagai umat Islam tentu bisa mengambil hikmah dari kisah di atas, karena bagaimanapun fitnah itu bisa menimpa siapa saja tanpa mengenal waktu dan tempat. Oleh sebab itu, kita harus senantiasa menjauhi hal-hal yang mendekatkan pada fitnah. Ketika fitnah datang maka kita harus menghadapi dengan lebih bijak agar hal-hal yang tak diinginkan tak terjadi kembali.
Hadhrat Rasulullah saw. selalu menghadapi fitnah dengan sabar dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Agar penyelesaian yang diambil dalam menangkal fitnah tersebut adalah dengan hal-hal yang baik . Begitupun yang dilakukan oleh Indah dan suami yang tidak membalas fitnah dengan fitnah tapi dengan sabar dan ikhlas. Semoga kita semua dapat mengamalkan apa yang diajarkan oleh Hadhrat Rasulullah saw. Dalam setiap dimensi kehidupan dan kita semua dapat terhindar dari kejinya fitnah. Aamiin.
Referensi:
[1] QS. An-Nur 24: 24
[2] HR. Abu Dawud
Visits: 59