Keseimbangan Antara Dunia Dan Akhirat

Terdapat sebuah kisah tentang seorang ayah yang rela bekerja keras demi keluarganya. Walau hanya sebagai seorang buruh pabrik yang miskin, tidak menyurutkan langkahnya untuk dapat menyekolahkan ke empat anaknya setinggi mungkin. Ia meyakini bahwa hanya dengan pendidikan yang tinggi lah yang dapat membuka jalan kesuksesan untuk anak-anaknya. Ia tidak ingin anak-anaknya menjadi sepertinya yang hanya lulusan SMP.

Sampai akhirnya, apa yang ia impikan tercapai. Anak pertamanya berhasil menjadi seorang PNS di bidang perpajakan dan telah memiliki keluarga kecil dengan seorang istri yang cantik. Sedangkan ketiga anak lainnya ada yang telah lulus sarjana di universitas ternama dan ada yang masih bersekolah SMA. 

Namun di balik usaha juga kerja keras sang ayah, ada satu hal penting yang ia lewatkan begitu saja. Padahal seharusnya hal ini merupakan pondasi dalam hidupnya dalam mendidik anak-anaknya. Sang ayah tidak pernah mengerjakan shalat sama sekali.

Ia memang selalu bekerja keras siang dan malam demi mencukupi kebutuhan keluarganya. Waktunya ia habiskan dengan bekerja dan terus bekerja. Niat mulianya memang sungguh patut diacungi jempol. Namun sikapnya yang sibuk dengan dunia dan melupakan akhiratnya juga tidak bisa dibenarkan begitu saja. 

Dari kisah di atas tergambar dengan jelas dengan terus mengejar dunia maka kita akan terlupa pada akhirat. Memang sudah menjadi tabiatnya manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki. Selalu saja ingin memiliki yang lebih dan lebih lagi sampai ia melupakan hal yang lebih penting untuk dirinya yaitu bekal nya untuk di hari akhir nanti.

Dunia memang akan terus menggoda siapa saja yang berada di dalamnya. Dunia menawarkan sejuta kenikmatan, yang dapat membuat manusia tergiur akan kelezatannya. Begitulah tipu daya dunia yang fana ini. Namun perlu kita ketahui bahwa dunia ini tak ubahnya seperti air laut, yang semakin kita minum maka akan semakin haus lah kita. Karena itu semakin kita berhasrat untuk mengejar dunia, maka akan semakin terlena pula kita dibuatnya. 

Untuk itu kita harus bisa menyeimbangkan antara kebutuhan dunia maupun akhirat. Yang akan membuat hidup kita lebih bahagia lagi nantinya baik dari segi jasmani maupun rohani kita. Sebagaimana Rasulullah s.a.w. pernah bersabda, “Kerjakanlah urusan duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya. Dan laksanakan lah urusan akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok.” (HR. Ibnu Asakir)

Tanamkan rasa khawatir dalam diri bila sampai kita tenggelam dalam keindahan juga kenikmatan lautan dunia. Karena bilamana diri sudah tenggelam dalam lautan dunia, akan sulit untuk kita kembali ke permukaan. Karena memang dunia diciptakan indah bagi orang-orang yang menganggap dunia ini adalah segalanya.

 

 

 

Visits: 366

Mega Maharani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *