Makna Taubat yang Sebenar-benarnya

“Manusia adalah tempatnya salah dan dosa, dan sebaik-baiknya manusia adalah yang bertaubat.” Kalimat ini sering kita dengar tatkala seseorang melakukan sebuah dosa. Tidak ada yang salah dalam kalimat tersebut apabila kita mengingat bahwa manusia adalah makhluk yang Allah Swt. ciptakan dengan segala keterbatasan.

Namun mindset ini menjadikan perbuatan tercela dinormalisasikan pada zaman sekarang. Sehingga, kemunduran akal dan norma sering sekali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dan berbanding terbalik dengan pergerakan zaman yang justru semakin maju. Dan, di penghujung waktu, manusia tersebut memohon ampun sebagai suatu formalitas karena beranggapan bahwa permohonan maaf saja mampu menghapus dosa-dosanya.

Pada akhirnya, kita sering melihat banyak sekali kelemahan iman tersebar di mana-mana, seperti orang-orang yang rela mempertontonkan hal yang seharusnya menjadi konsumsi pribadi hanya demi mendapatkan uang. Bahkan, penyimpangan ini dijadikan sebagai sumber pendapatan. Menjadi jelas bahwa pada masa ini manusia sudah mengkerdilkan perasaan takut mereka kepada Allah dan melupakan bahwa taubat tidak hanya menangis-nangis memohon ampun tanpa rasa penyesalan di kemudian hari.

Ini tidak menjadi arti bahwa Allah sulit memberikan ampunan bagi hamba-Nya yang berbuat salah. Akan tetapi, pertaubatan dan kekonsistenan untuk tidak melakukan kesalahan adalah hal yang sebenarnya justru baik bagi diri kita. Sebagaimana yang diwahyukan di dalam Al-Qur’an Surah Az- Zumar ayat 53 yang artinya, “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Tentunya segala perbuatan salah akan menghasilkan dampak buruk bagi diri kita. Misalnya, ketika kita melakukan maksiat secara terus-menerus dengan cara yang haram, kita akan berpotensi tinggi mengidap penyakit menular seksual. Atau ketika minum minuman haram seperti alkohol, apabila dilakukan dalam jangka panjang maka akan berpengaruh pada kesehatan organ-organ di dalam tubuh kita. Maka pertaubatan adalah cara yang Allah Swt. ajarkan dalam menjaga hamba-hamba-Nya. Karena Allah Swt. tahu dengan pasti bahwa hamba-Nya memiliki segala keterbatasan.

Mereka menganggap bahwa Allah menilai taubat dari sebanyak apa cucuran air mata atau sebanyak apa sujud kita dalam sehari. Mereka melupakan bahwa Allah Swt. adalah Dzat yang Maha Melihat, Allah Swt. mampu melihat ke dalam hati dan pikiran mereka. Allah Swt. bisa mengetahui sedalam apa niat kita dalam bertaubat dan seberapa besar penyesalan di dalam taubatan tersebut. Sebagaimana yang diwahyukan oleh Allah Swt. dalam surah Ali Imran ayat 6, “Sesungguhnya bagi Allah tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi baik di bumi maupun di langit.”

Sehingga, perlu kita pahami bahwa taubat bukanlah tentang hari ini kita menyesal dan esok melakukan kesalahan yang sama kembali. Namun, taubat adalah perihal kita menyadari bahwa diri ini telah melakukan kesalahan dan selanjutnya berkomitmen untuk tidak lagi masuk ke lubang yang sama.

Views: 101

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *