Makna Tawakal yang Sebenar-benarnya

Tawakal merupakan ibadah hati paling utama dari berbagai akhlak iman yang agung. Mempunyai sikap tawakal tentu tidak akan menjadikan seorang muslim merugi. Karena sikap tawakal ini bagian dari separuh agama lainnya yaitu inabad artinya kembali kepada Allah Swt.

Sebagaimana tercantum dalam Al-Quran yang berbunyi, “Hanya kepada Allah Swt. aku bertawakal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (QS. Hud: 88)

Dalam sebuah hadits juga disampaikan, “Jika kamu tawakal kepada Allah dengan sepenuh hati, niscaya Allah akan mencukupi segala kebutuhanmu sebagaimana Dia mencukupi kebutuhan burung-burung di langit. Mereka pergi dengan perut kosong dan kembali dengan perut penuh.” (HR. At Tirmidzi)

Dari hadits ini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa manfaat yang dihadirkan tawakal dalam hidup yang akan kita raih adalah:
1. Mendapat kecukupan hidup
2. Jiwa dan batin terasa tenang
3. Mendapat keselamatan hidup
4. Menjadikan diri lebih sabar

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. pun bersabda, “Berpasrahlah diri kepada Tuhanmu, dan berpalinglah dari dunia. Jadilah kepunyaan Dia sepenuhnya, dan jalanilah kehidupan demi Dia semata-mata.”

Tawakal adalah sebuah prinsip yang kuat dalam ajaran Islam yang mengajarkan kita untuk berserah diri kepada Allah Swt. dan percaya bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Akan tetapi, apakah tawakal itu sekadar berpasrah diri tanpa usaha?

Pada suatu saat, Nabi Muhammad akan mengerjakan shalat Ashar di Masjid Nabawi di Madinah. Tiba-tiba ada seorang jamaah datang dari luar kota, menggunakan kendaraan mahal, yaitu unta berwarna merah. Orang itu melepaskan untanya tanpa diikat terlebih dahulu, kemudian memasuki masjid, mengikuti shalat jamaah.

Melihat sikap orang ini, Nabi Muhammad saw. kembali dari depan dan bertanya kepadanya: “Fulan, kenapa engkau lepas untamu?” Orang itu menjawab, “Aku bertawakkal kepada Allah. Kalau Allah takdirkan untaku hilang, meskipun aku ikat pasti hilang. Dan jika Allah takdirkan unta itu tidak hilang, meskipun kami lepas ia tidak akan hilang.”

Nabi Muhammad saw. pun bersabda: “I’qilha wa tawakkal” (tambatkanlah terlebih dahulu (untamu) kemudian setelah itu bertawakallah). Hadits ini diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dengan kadar hadis hasan.

Tawakal bukan berarti penyerahan mutlak nasib manusia kepada Allah Swt. semata. Namun penyerahan tersebut harus didahului dengan usaha manusiawi. Dengan begitu kita telah melaksanakan kewajiban kita dengan penuh. Inilah makna tawakal yang sesungguhnya.

Mari kita terus mengamalkan tawakal yang sebenar-benarnya dalam hidup sehari-hari dan dalam segala hal yang kita hadapi. Selain amalan ini menunjukkan keyakinan kita akan kekuasaan dan ketauhidan Allah Ta’ala, amalan ini pun memberikan dampak sangat positif bagi kita dalam menjalani hidup dengan lebih tenang dan damai.

Visits: 147

Euis Mujiarsih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *