Memaknai Kegagalan

Setiap orang pasti pernah mengalami suatu kegagalan atau bahkan berkali-kali mengalami kegagalan dalam memperjuangkan cita-cita sehingga menganggap bahwa kegagalan adalah akhir dari segalanya. Mereka yang berpikir seperti itu akan mulai putus asa serta mulai tidak percaya diri dan akan berlarut-larut dalam kesedihan.

Bahkan ada juga yang kehilangan motivasi hidup sehingga dapat menyebabkan depresi dan melakukan tindakan yang ekstrim seperti melukai diri sendiri dan kemudian menyalahkan orang lain untuk kegagalan yang dialami.

Padahal dalam ajaran Islam, Allah Ta’ala telah berjanji bahwa orang yang tidak putus asa dalam memperjuangkan impian dan cita-cita, maka Allah Swt. akan memudahkan langkahnya menuju kesuksesan. Selagi kita mau berikhtiar dan berusaha, maka tidak mungkin bagi-Nya untuk membuat hamba-Nya merasakan kegagalan berulang kali.

Begitu juga seperti yang dikatakan oleh seorang tokoh revolusioner anti-Apartheid dan politisi yang menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela. Beliau mengatakan, “Kemuliaan terbesar dalam hidup bukan terletak pada tak pernah terjatuh, namun pada bangkit setiap kali kita terjatuh.”

Meraih kesuksesan dalam hidup bukan berarti kita tidak akan mengalami kegagalan. Kesuksesan adalah ketika kita pulih dan terus melanjutkan perjuangan setelah mengalami setiap kegagalan atau kemunduran.

Kita harus menyadari bahwa terkadang kegagalan yang kita rasakan adalah salah satu bentuk komunikasi ataupun cara Allah Ta’ala memberitahukan bahwa yang kita pilih bukan yang terbaik. Karena Allah Ta’ala Maha mengetahui segala sesuatu yang tidak diketahui. Sebagaimana firman-Nya, “Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. ” (QS.Al-Insyirah: 7)

Tafsir dari ayat tersebut adalah: Kemenangan dapat tercapai sesulit apapun rintangan dan cobaan yang dihadapi, karena di balik kesulitan pasti ada kemudahan. Ayat ini menunjukan bahwa kesulitan-kesulitan yang dihadapi Rasulullah saw. dan kaum muslimin itu hanya bersifat sementara, tetapi keberhasilan-keberhasilan mereka akan kekal dan senantiasa meningkat terus. (Tafsir Al-Qur’an terbitan Jemaat Muslim Ahmadiyah Indonesia)

Oleh karena itu sebagai umat manusia kita hendaknya harus selalu bertawakal dan mengharap pahala kepada Allah Ta’ala. Caranya adalah dengan mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan serta memudahkan segala hal setelah mengalami kesusahan dan beribadah kepada Allah Swt.

Manusia selalu dapat memetik hikmah dari kegagalan agar semakin yakin untuk beriman kepada qadha dan qadar nya Allah Ta’ala. Kegagalan menjadikan manusia semakin terlatih dalam bersabar. Allah Swt. juga akan mengampuni dosa-dosa dan memberikan pahala bagi orang yang bersabar ketika menghadapi kegagalan.

Dan Rasulullah saw. pun memberikan petunjuk kepada manusia di dalam melakukan ikhtiar, yaitu dengan bersemangat terhadap sesuatu yang bermanfaat, selalu memohon pertolongan kepada Allah dengan cara sholat, bersabar dan tidak berputus asa.

Ada pepatah mengatakan, “Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.” Semoga motto ini dapat menjadi semangat bagi kita untuk terus berjuang sampai keberhasilan bisa kita raih. Tentunya dengan diiringi doa agar segala usaha kita selalu ada dalam ridho dan kasih sayang Allah Ta’ala. Aamiin.

Visits: 104

Dede Nurhasanah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *