
Menanamkan Sifat Cermin dalam Diri
Cermin adalah sebuah benda yang dapat merefleksikan pantulan dari seseorang atau benda yang ada di depannya. Dari cermin kita bisa mendapatkan banyak pelajaran, bahwa dengan bercermin terhadap diri sendiri, kita dapat melihat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Hal tersebut memicu untuk terus melakukan introspeksi diri.
Dengan introspeksi diri yang didahulukan sebelum memberikan sebuah nasihat atau menilai orang lain, maka hal tersebut dapat menjauhkan diri dari rasa angkuh. Kehidupan juga dapat diibaratkan seperti cermin, apa pun yang kita perbuat setiap harinya merupakan cerminan isi hati.
Rasulullah SAW bersabda, “Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya.” (HR Abû Dâwûd). Jika seorang mukmin melihat berbagai akhlak mulia pada diri saudaranya, maka dia akan meneladaninya. Dan jika dia melihat berbagai sifat tercela dalam diri saudaranya, dan dia mengetahui bahwa dirinya memiliki keburukan yang sama, maka dia segera berusaha membersihkan dan menyingkirkan sifat-sifat tercela itu dari dirinya.
Hal itu senada dengan nasehat bijak dari salah seorang Khalifah Rasyidah, “Bila engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.” ( Hadhrat Umar bin Khattab r.a)
Diambil dari lembahgumanti.sch.id, cermin memiliki sifat khusus yang perlu kita ketahui dan tanamkan dalam diri:
1. Lemah Lembut
Cermin selalu bersikap lemah lembut jika ada orang yang bergaya di depannya. Tidak pernah kasar dan membentak, namun cermin selalu mengatakan bahwa ada kotoran yang melekat di wajah dengan lembut dan tanpa suara. Sehingga kotoran dan noda hitam bisa segera kita hapus dari wajah kita.
2. Pandai Menyimpan Rahasia
Watak cermin adalah tidak pernah menceritakan bentuk wajah orang bercermin di hari kemarin kepada orang yang berdiri di hadapannya. Walaupun dipecahkan sekalian, namun cermin tidak pernah berkomentar. Seorang mukmin tidak boleh menceritakan aib orang yang yang telah meminta nasehat di hari kemarin, karena hal itu adalah ghibah jika dilakukan.
3. Tidak pilih Kasih
Cermin tidak pernah pilih kasih. Siapa saja yang berdiri di hadapannya tidak pernah ditolak, baik itu orang ganteng, cantik, jelek, pria, wanita, kaya, miskin, anak-anak dan dewasa.
Seorang mukmin tidak boleh pilih kasih dalam memberikan nasehat, tidak pandang status sosial, keturunan dan pangkatnya. Karena umat manusia tidak terkotak-kotak dan berkasta. Manusia itu sama seperti gigi sisir.
4. Setia Setiap Saat
Cermin selalu siap untuk dipakai kapan saja. Selalu setia menanti siapa saja yang ingin bercermin di hadapannya. Selalu dilakukan dengan penuh kesetiaan, tanpa merasa lelah dan mengeluh, itulah sifat dan karakteristik dari cermin yang sebenarnya. Setiap mukmin hendaknya selalu membuka diri setiap saat dan setia memberikan nasehat kepada orang lain.
5. Sabar dan telaten
Berbagai gaya dan tingkah laku orang yang berdiri di depannya tidak pernah membuat protes atau marah. Cermin selalu penuh kesabaran melayani orang yang berada didekatnya.
Menyampaikan risalah Islam dibutuhkan kesabaran dari seorang mukmin. Karena manusia tidak sama dan mempunyai keberagaman pola tingkah laku dan karakter.
6. Selalu Terus Terang
Cermin selalu terus terang memunculkan bentuk orang yang bercermin. Cermin tidak pernah merubah wajah orang yang ganteng menjadi jelek atau sebaliknya. Tidak pernah menampakkan hal yang lain, tetapi yang dinampakkan adalah hakikat dan kenyataan. Karena cermin tidak pernah bohong dengan wujud asli kta.
Cermin telah mengajarkan kepada kita selalu berterus terang, dan jangan sampai mengatakan sesuatu yang bertolak belakang dengan yang ada pada orang yang kita nasehati. Katakanlah yang benar sekalipun pahit.
Sifat-sifat cermin di atas sangat penting untuk ditanamkan dalam diri kita. Untuk itu marilah kita selalu meniru ciri-ciri cermin di atas, baik sifatnya lemah lembut, pandai menyimpan rahasia, tidak pilih kasih, setia setiap saat, sabar dan telaten, maupun selalu berterus terang.
Views: 3367