MENEBARKAN SALAM SEBAGAI WUJUD CINTA KASIH DALAM ISLAM
Islam adalah agama penuh cinta dan kasih sayang. Salah satu pembeda antara seorang muslim dengan masyarakat lainnya adalah ketika mereka bertemu, yang pertama kali diucapkan adalah salam: assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh yang bermakna semoga keselamatan, rahmat Allah, dan keberkahan dari Allah bersama kalian. Rahmat Allah merupakan kasih sayang-Nya, sedangkan berkah adalah kebaikan yang banyak dan terus bertambah.
Begitu istimewanya, Islam mengajarkan sapaan yang indah berisikan doa keselamatan, rahmat, dan berkah. Ucapan salam bukan sekadar sapaan seperti halo, hai, atau selamat pagi, tetapi sebuah doa tulus yang menjadi bentuk kasih sayang Allah Ta’ala kepada hamba-Nya. Salam juga menjadi tanda kesempurnaan iman serta sarana menumbuhkan rasa sayang dan cinta terhadap sesama.
Sayangnya, di zaman yang semakin maju, ucapan salam mulai berangsur hilang dari kebiasaan kaum muda, berganti dengan sapaan yang dianggap lebih modern seperti hai bro atau hai guys. Padahal, jika kita mau menggali lebih dalam tentang keutamaan salam, kita akan mendapati ganjaran luar biasa berupa surga-Nya. Rasulullah saw bersabda: “Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian suatu amalan yang jika kalian melakukannya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” [1]
Dalam riwayat lain dijelaskan dari Hadhrat Umar bin Husain r.a bahwa seseorang datang kepada Rasulullah saw lalu mengucapkan salam assalamualaikum. Beliau menjawab salamnya, kemudian bersabda bahwa orang tersebut memperoleh sepuluh pahala. Lalu datang orang lain yang mengucapkan assalamu’alaikum warahmatullah, dan Rasulullah saw bersabda bahwa ia memperoleh dua puluh pahala. Setelah itu datang seseorang lagi yang mengucapkan assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, maka Rasulullah saw bersabda bahwa orang itu mendapat tiga puluh pahala [2].
Riwayat ini menunjukkan bagaimana Rasulullah saw mengajarkan umat Islam bentuk ungkapan cinta dan doa dalam setiap pertemuan. Salam bukan hanya untuk orang yang dikenal, tetapi juga bagi semua orang, bahkan anak-anak. Rasulullah saw pernah berjalan melewati sekelompok anak kecil, lalu beliau mendahului mereka dengan salam. Anas bin Malik r.a menuturkan, “Demikianlah Rasulullah saw biasa melakukannya.” [3]
Begitu indah teladan Rasulullah saw. Beliau memberikan salam, mengusap kepala anak-anak, dan mendoakan mereka. Hal ini menjadi wujud seorang muslim sejati yang selalu menebarkan cinta kasih dengan mengucapkan salam kepada siapa pun yang ditemuinya, baik dikenal maupun tidak. Sunnah mulia ini patut terus kita hidupkan dalam keseharian sebagai bentuk menebarkan kasih sayang di tengah kehidupan.
“Tebarkanlah salam di antara kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.” [4]
Jika kebiasaan ini senantiasa dijalankan, niscaya cinta kasih dan perdamaian akan tumbuh di muka bumi. Semoga kita termasuk golongan yang senantiasa menebarkan salam dan menjadi muslim sejati yang penuh kasih sayang.
Referensi
[1] Muslim, Imam. Sahih Muslim, Hadits No. 54. Beirut: Dar Ihya al-Turath al-Arabi.
[2] Al-Tirmidzi, Imam. Sunan al-Tirmidzi, Kitabul Isti’dzan fi Fadhlissalam. Riyadh: Darussalam.
[3] Al-Bukhari, Imam. Sahih al-Bukhari, Kitab al-Adab. Beirut: Dar Ibn Katsir.
[4] Muslim, Imam. Sahih Muslim, Hadits No. 54. Beirut: Dar Ihya al-Turath al-Arabi.
Views: 172
