
MENGINGAT KEMATIAN
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, banyak manusia larut dalam rutinitas sibuk mengurus keluarga, mengejar karier, menekuni hobi seakan hidup di dunia ini akan berlangsung selamanya
Padahal, kita hendaknya senantiasa mengingat bahwa suatu saat kita akan tiba di penghujung usia. Kematian adalah sesuatu yang pasti akan terjadi pada setiap manusia. Tidak ada seorang pun yang mampu menghindarinya, tak peduli seberapa kuat atau berkuasanya seseorang. Kehidupan di dunia ini hanyalah sebuah perjalanan singkat; tujuan akhir kita adalah alam akhirat.
Banyak sudut pandang dalam menyikapi kematian. Ada yang menganggap kematian hanyalah episode akhir dari kehidupan tanpa adanya alam akhirat. Ada pula yang percaya akan keberadaan alam akhirat, tetapi tidak percaya pada hisab. Orang-orang seperti ini cenderung menjalani hidup dengan santai.
Sebagian orang juga memperhatikan bagaimana cara seseorang mengembuskan napas terakhirnya. Ketika seseorang wafat dalam keadaan beribadah, banyak yang kagum dan berharap bisa meninggal dalam kondisi serupa. Namun, ketika kematian datang secara tragis, banyak pula yang diliputi rasa takut.
Kematian adalah rahasia Allah. Ia menjadi hal yang sangat menakutkan bagi mereka yang bergelimang dosa. Namun, bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa, kematian bukanlah hal yang patut ditakuti. Kematian adalah kepulangan menuju pelukan Sang Pencipta. Oleh karena itu, orang-orang beriman senantiasa sibuk beribadah dan beramal sebagai bekal untuk akhirat.
Tidak ada yang mengetahui kapan dan bagaimana seseorang akan berpulang. Satu hal yang pasti: jangan sampai kita meninggal dalam keadaan mati jahiliah. Sabda Hadhrat Rasulullah saw.: “Barangsiapa yang tidak mengenal Imam zaman maka matinya adalah mati jahiliah.” [1]
Ketika kita memahami bahwa hidup hanyalah sementara, maka kita harus memprioritaskan apa yang benar-benar penting. Kita harus fokus pada hal-hal yang mendekatkan kita kepada Tuhan. Yang harus kita lakukan adalah melaksanakan semua yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Allah berfirman, “Sesungguhnya perkataan orang-orang mukmin (beriman) apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya supaya Dia menghakimi di antara mereka itu ialah, mereka berkata, ‘Kami dengar dan kami taat.’ Dan mereka itulah orang-orang yang berhasil.” [2]
Perintah untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana disebutkan dalam ayat ini juga beriringan dengan janji Allah untuk menghidupkan Khilafat. Hal ini menunjukkan bahwa Nizham Khilafat merupakan bagian dari Nizham Ilahi, yang berdasar pada perintah Allah Ta‘ala dan Rasul-Nya. Maka dari itu, menaati Khilafat pun adalah bagian dari menaati Allah.
Bahkan sangat penting bagi orang-orang beriman untuk meningkatkan standar ketaatan demi kelangsungan kehidupan mereka, baik secara jasmani maupun rohani.
Rasulullah saw. bersabda:
“Siapa taat kepada amir saya, berarti ia taat kepada saya. Orang yang menaati saya berarti taat kepada Allah. Begitu juga, siapa yang tidak taat kepada amir saya, berarti tidak menaati saya. Jika seseorang tidak menaati saya, berarti ia tidak taat kepada Allah Ta‘ala.” [3]
Beruntunglah kita karena telah baiat kepada Imam zaman dan tidak termasuk golongan jahiliah yang mengingkari Imam tersebut. Namun, jika setelah baiat amal perbuatan kita masih menyerupai orang jahiliah, maka sejatinya kita telah mengeluarkan diri dari baiat itu, dan terlepas dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengarahkan pemikiran dan amal kita ke arah yang benar setelah baiat serta memperlihatkan teladan ketaatan yang sejati. [4]
Ajaklah keluarga dan sahabat-sahabat kita untuk bersama-sama menunaikan kebaikan, mengisi kehidupan dengan menjalankan seluruh perintah Allah. Dekatkan diri dengan orang-orang saleh yang berjuang menegakkan agama. Karena tugas kita di dunia ini adalah untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Demikian pula, saat Allah telah menunjuk seorang Imam zaman, maka tugas kita adalah menaatinya.
Referensi:
[1] HR. Abu Daud
[2] QS. An-Nur : 52
[3] Biharul Amar, hal. 45
[4] https://ahmadiyah.id/khilafat-dan-ketaatan.html?amp
Visits: 80