MENJADI KENEK CARAKU BERDAMAI DENGAN TAKDIR

Setelah perpisahan yang tak pernah kubayangkan itu, aku kehilangan arah untuk hidup sebagai seorang istri sekaligus seorang ibu. Aku seperti kehilangan harapan. Bayangan indah tentang rumah tangga pecah berkeping-keping.

Tapi aku sadar. Aku mempunyai seorang anak yang masih sangat belia. Akupun mempunyai seorang ibu yang sering sakit-sakitan. Aku tak mesti melewati sepanjang hari dengan lamunan yang hanya menambah perih luka yang kualami.

Mamakku sedari kecil membentukku seperti seorang laki-laki yang harus kuat menahan kerasnya kehidupan. Akupun terkenal tomboy saat itu. Tapi, Mak juga mendidikku dengan prinsip agama yang kuat.

Di suatu pagi. Setelah aku menyiapkan makanan, aku bertekad untuk bangkit. Aku tak mesti terus-menerus kalah dengan keadaan. Aku harus membuktikan bahwa akupun bisa berdamai dengan diriku sendiri, dengan takdir yang kini kujalani sebagai seorang anak sekaligus ibu yang harus menghidupi ibu dan anakku.

Aku pamit ke Mak dan menyampaikan bahwa aku akan mencari pekerjaan yang langsung bisa mendapatkan uang. Pandangan Mak sayu, matanya berkaca-kaca, entahlah, sepertinya sejumput doa tengah ia panjatkan ke hadirat-Nya untuk kemudahanku di jalan nanti.

Setelah berjalan menyusuri jalan raya. Aku lalu naik angkot. Kebetulan, supirnya adalah Pak Man, orang kampung kami. Karena lama tak bersua, kami bercerita banyak hal.

Akupun tak bisa untuk tidak cerita tentang keadaanku kini. Rupanya, jalan cerita hidupku membuat hati Pak Man simpati. Beliau lalu menawarkan satu pekerjaan yang tak pernah aku bayangkan. Ya, menjadi kondektur bu atau kenek.

Katanya, kebetulan ada bus BPK yang nganggur karena supir butuh kenek tapi tak ada yang sesuai.

Aku sempat ragu untuk mengambilnya. Bukan soal seberapa beratnya. Tapi aku seorang perempuan. Kita tak pernah tahu seberapa beresikonya pekerjaan ini bagi seorang perempuan?

Tapi bayangan Mak dan anakku di rumah yang membuatku memberanikan diri untuk mengambil pekerjaan tersebut. Aku harus bekerja. Aku harus mendapatkan uang. Agar kami semua bisa makan.

Setelah Pak Man menjelaskan rute perjalanan, tanpa basa-basi aku langsung beraksi.

Aku tak mau Mak tahu soal ini. Karena aku yakin Mak akan melarangku mengerjakan pekerjaan yang berbahaya seperti ini bagi seorang perempuan.

Singkat cerita, hari demi hari kulalui. Banyak juga rintangan yang kuhadapi. Awalnya aku merasa malu dengan profesi ini, hingga aku berusaha menutup wajahku dengan hijab yang kukenakan. Tujuannya, agar orang lain tak mengenaliku.

Tak terasa, sudah empat bulan aku menjalani profesi sebagai kenek bus. Kini aku lebih terbiasa melakukannya. Berdiri selama berjam-jam di atas bu. Melawan terpaan angin yang berhembus kencang. Juga panasnya Kota Padang yang menusuk kulit. Belum lagi suka ada saja penumpang bus yang berlaku jail.

Aku tahu betul bahwa aku takkan pernah mampu menjalani kehidupan sekeras ini di jalan. Tapi aku juga tahu bahwa aku mempunyai Allah Ta’ala yang senantiasa melindungiku dan mengatur jalan hidup manusia.

Aku dibayar 35 ribu sekali jalan. Rata-rata perhari aku jalan bisa tiga sampai empat kali perjalanan. Lumayan lah untuk memenuhi kebutuhan hidup kami bertiga.

Pada akhirnya, Mak tahu pekerjaanku yang sebagai kenek. Tak kuat ia melihatku yang makin terlihat hitam dan kucel. Menembus jalan-jalan kota sambil berteriak untuk mengangkut para penumpang.

Mak hanya bisa membasahi pipinya dengan air mata. Keriput di tulang pipinya basah. Akupun tak pernah sanggup melawati masa-masa berat ini. Dan aku yakin dengan seyakin-yakinnya. Deretan doa-doa Mak lah yang membuatku memungkinkan semuanya. Hingga aku bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik setelahnya.

Mak pernah berucap, kau adalah wonderwoman yang mampu bertahan dalam badai maupun topan. Hidupmu keras nak. Namun kerasnya hidup membuat kau belajar untuk menjadi pribadi yang lebih kuat lagi.

.

.

.

editor: Muhammad Nurdin

Views: 144

5 thoughts on “MENJADI KENEK CARAKU BERDAMAI DENGAN TAKDIR

  1. Masya Allah😢 Semoga Allah selalu memberikan Ibu kesehatan dan kekuatan. Semoga perlindungan dan keberkatan Rizqi-Nya senantiasa menyertai Ibu. Salam salut penuh hormat, untuk Ibu dan seluruh Ibu pejuang di mana pun itu.

  2. Masya Allah .. membaca judulnya pun membuat aku penasaran, kutunda
    sejenak pekerjaannku kusegerakan membacanya dengan seksama tak terasa pipikupun terbasahi oleh tangisan .
    Semoga ibu dan Kel selalu diberkahi sehat,ketabahan ,kekuatan n Rizki yg berlimpah .Aamiin..

  3. Masya Allah, seorang wanita tangguh yang berjuang untuk anak dan ibunya sebuah pekerjaan yang balasannya tak ada lain adalah surga.😢🤲 Saya bangga sama Bu Sri Wahyuni, andai bisa aku memeluk ibu saat ini.🤗🥰

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *