
Menyampaikan Kebenaran demi Meraih Ridha Allah Ta’ala
Walaupun akal dan pikiran yang dimiliki oleh manusia adalah pemberian dari Allah s.w.t., namun manusia memiliki kemampuan untuk menggunakan sesuai kehendaknya. Akal pikiran manusia biasanya yang membuat manusia mampu memilah sesuatu sebelum bertindak bahkan berfikir akan suatu hal. Atau dengan kata lain akal pikiran manusia-lah yang membantu mereka menjalani kehidupannya sebaik mungkin.
Namun kadang manusia selalu melupakan Allah s.w.t. sebagai sandaran dalam melakukan menggunakan akal pikirannya. Justru kadang segala keputusan atau tindakan yang diambil oleh manusia disandarkan kepada sesama makhluk. Maksudnya adalah segala sesuatunya dicondongkan untuk menarik perhatian makhluk yang lain, sehingga tidak jarang manusia meninggalkan syariat hanya untuk sebuah pengakuan. Padahal segala puji-pujian yang diarahkan kepadanya bersifat sementara pun tidak mendatangkan kebaikan. Namun segala sesuatu yang disandarkan kepada Allah s.w.t. tentu membawa kebaikan bagi diri kita baik itu untuk kehidupan di dunia maupun akhirat.
Selain itu manusia pun tidak mengetahui apa yang baik, buruk, benar salah, suatu perkara bila dirinya tidak menjadikan Allah s.w.t. sebagai sandarannya. Tentu muslim yang baik adalah muslim yang mampu menjadikan keridhaan Allah s.w.t. sebagai tujuan utamanya dibanding keridhaan makhluk lain. Karena sesungguhnya segala kebaikan dan kebenaran hanya berada di jalan dimana ada keridhaan Allah s.w.t.
Hal ini pun berlaku bagi kita yang sudah mengetahui perihal kebenaran di antara kemungkaran di muka bumi, untuk disampaikan bahkan diaplikasikan pada kehidupan diri kita. Banyak sekali orang-orang yang sudah mengetahui kebenaran ajaran Islam namun karna bertentangan dengan pandangan makhluk lain sehingga meninggalkan kebenaran tersebut.
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Q.S Al – Maidah : 8]
Ini menjadi arti bahwa tidak ada hubungan antara menyampaikan kebenaran dengan mencari keridhaan makhluk. Dimana pun kita berada bahkan dalam keadaan apapun, jika kebenaran mendatangi kita maka kita harus sesegera mungkin menegakan kebenaran tersebut. Sebagaimana Imam Malik berkata, “Aku tinggalkan rida manusia hingga aku mampu untuk berbicara menyampaikan kebenaran.”
Dasarnya apa yang Allah s.w.t. serukan kepada umatnya untuk ditunaikan atau segala kebenaran yang disampaikan oleh-Nya tidak lain tidak bukan adalah untuk kebaikan umat itu sendiri. Namun sayangnya banyak sekali umat manusia yang justru menjadikan pengakuan di dunia sebagai tujuan utamanya.
Padahal Allah Ta’ala berfirman, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” [Q.S Ali – Imran : 110]
Views: 180