MUHASABAH DIRI : TANGGA MENUJU KEMAJUAN ROHANI

Kita sering mendengar istilah ‘Introspeksi Diri’ yang mengandung arti bahwa seseorang harus selalu bercermin atas dirinya. Karena sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dengan orang lain, tentu kita tidak selamanya berada di zona yang aman dan nyaman. Pasti kita akan menemui interaksi yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan dan mengharuskan kita untuk mengintrospeksi kembali, dari sisi manakah celah ketidaksesuaian itu timbul. Bijaknya pastilah kita mengkaji diri sendiri terlebih dahulu, untuk mengetahui sejauh mana kita mampu menginterpretasikan nilai-nilai keharmonisan terjalin dengan baik.

 

Ada sebuah ungkapan, “sibukanlah dirimu dengan melihat kekurangan yang ada pada dirimu sendiri“.

 

Ungkapan ini mengingatkan kepada kita agar senantiasa bermuhasabah diri, selalu melihat kelemahan dalam diri kita sendiri sebelum orang lain, sehingga dengan demikian tidak ada ruang waktu serta celah sedikitpun untuk melihat kelemahan orang lain. Jika kita selalu melihat kelemahan orang lain, maka akan menjadikan diri kita lalai dalam memperbaiki diri.

 

Hal ini berkaitan erat dengan kemajuan rohani kita. Karena siapapun akan merasakan manfaatnya manakala seseorang selalu mengkaji dirinya, bahkan berdamai dengan egonya agar mau jujur terhadap hatinya. Dan berkenan memaksakan dirinya untuk selalu belajar agar selalu berada dalam rel nilai – nilai Qur’ani, dan hal ini adalah langkah antisipasi agar kita tidak tergelincir dari jalur rel kehidupan yang sudah tertata sempurna.

 

Sebagai orang yang beriman sudah pasti kita memiliki target menuju kepada akhir kehidupan yang baik. Namun apakah kita sudah benar – benar memanfaatkan segala sarana yang telah dianugerahkan Allah ta’ala kepada kita ?

 

Hadhrat Rasulullah saw. mengingatkan kepada kita bahwa orang mukmin yang bijak atau cerdas itu adalah mereka yang selalu sibuk untuk mempersiapkan bekal di akherat kelak, mereka yang selalu memanfaatkan umurnya untuk kebaikan – kebaikan menuju derajat ihsan yang mulia. 

 

Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT, 

“Wahai orang – orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang dia persiapkan untuk esok hari, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha waspada atas apa yang kamu kerjakan” [1]

 

 

Maka kajilah diri kita setiap detak jantung dan tarikan nafas kita, perbanyaklah bertafakkur untuk menyelami sejauh mana derajat nafsu muthmainnah bisa kita gapai. Kekurangan dan kelemahan kelemahan diri jangan sampai membuat kita lalai dan terdistraksi dari perbaikan diri, janganlah menyerah dan terus bermuhasabah. Usahakan untuk perbanyak berdoa memohon kekuatan dan bimbinganNya, agar Allah ta’ala senantiasa membukakan hati kita agar menjadi tajam dalam melihat dan menyadari kekurangan diri sendiri, serta memberikan kita kekuatan agar mampu memperbaiki segala kekurangan. Aamiin.

 

Referensi :

[1] QS. Al – Hasyr : 19

Visits: 49

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *