PENGABULAN DOA DI BALIK GERAKAN KEMANUSIAAN (bag 1)

Gerakan berbagi yang digalang Ibu Ketua Daerah LI Jabar 1 melalui whatsapp group cukup menyedot perhatianku, dan membuat hatiku tertegun.

Rasanya ingin sekali aku ikut serta dalam gerakan penuh berkat ini. Tapi, keadaanku sekarang yang serba pas-pasan membuatku berada dalam situasi yang sulit. Di dalam hati aku hanya bisa niat dan berdo’a kepada Allah Ta’ala agar memberiku kelapangan dan kemudahan rezeki.

Semenjak merebaknya covid-19, suamiku sama sekali tidak bekerja hingga saat ini. Sampai akhirnya aku memutuskan berjualan online, membantu suami untuk meningkatkan perekonomian keluarga kami.

Di dalam hatiku muncul penyesalan yang berkecamuk hingga saat ini. Sebab, waktu berbagi sembako tempo hari ada yang luput dari perhatianku padahal dia benar-benar sangat membutuhkan uluran tangan.

Dengan tekat dan niat aku mencoba menyisihkan sembako sedikit demi sedikit dari keuntungan berjualanku, agar bisa kuberikan kepada saudara dan teman yang sangat membutuhkan di penghujung bulan Ramadhan.

Setelah terkumpul beberapa sembako akhirnya aku memberanikan diri untuk meminta “si biru”, yakni goodie bag berbagi dengan logo Humanity First Indonesia (HFId) kepada Ibu Ketda beberapa buah.

Disinilah aku menyaksikan satu keajaiban terjadi. Tanpa disangka-sangka. Membuat batinku benar-benar bergetar. Aku menyaksikan bagaimana Dia hadir di tengah-tengah sebuah kemustahilan.

Tiba-tiba seorang Ketua LI menghubungiku. Intinya, ia berkeinginan untuk menyalurkan bantuan kepada kaum dhu’afa tapi melalui diriku. Akhirnya, ia mentransfer sejumlah uang.

Subhanallah… Ya Allah dengan rasa syukur aku panjatkan kepadamu. Engkau langsung menjawab semua doa-doaku untuk menebus penyesalanku karena belum bisa membantu mereka yang luput dari perhatianku.

Dengan hati gembira dan rasa syukur yang tak henti-hentinya aku langsung bergegas membelanjakan uang pemberian dari Ketua LI di daerah Jawa Barat tersebut.

Tujuan pertama langsung tertuju ke rumah Po Minah. Dia lah alasan terbesarku untuk ikut dalam gerakan berbagi ini, meski diriku dalam kondisi yang benar-benar pas-pasan.

Dia adalah seorang ibu dengan empat orang putra. Dia sosok wanita tangguh yang penuh kesabaran menghadapi ujian hidup yang belum tentu orang mampu menghadapinya.

Sehari-hari Po Minah bekerja sebagai asisten rumah tangga di beberapa rumah. Suaminya kala itu berprofesi sebagai tukang ojek panggkalan (opang). Po Minah mempunyai anak laki-laki yang sakit menahun sehingga tidak dapat lagi bekerja membantu perekonomian keluarga mereka.

Dua tahun lalu Po Minah tiba-tiba terserang penyakit stroke yang mengakibatkan dirinya tidak bisa lagi bekerja. Dia hanya bisa mengandalkan penghasilan suaminya sebagai opang yang kalah bersaing dengan ojek online waktu itu.

Kehidupan ekonomi Po Minah semakin morat-marit. Tak jarang dia harus berhutang ke warung untuk mengambil beras, mie dan sayur untuk makan keluarganya.

Dengan ketidak-berdayaannya Po Minah terus semangat berlatih bicara dan berjalan, tekadnya ingin sembuh patut diacungi jempol.

Setahun berikutnya akhirnya Po Minah bisa berjalan kembali walaupun belum bisa secara normal. Tapi Allah tidak sampai disitu memberikan ujian kepadanya.

Waktu itu jum’at pagi setelah sholat subuh seperti biasa suaminya pamit untuk berangkat ngojek. Tiba-tiba heboh terdengar kabar jam tujuh pagi di grup facebook, ada kecelakaan tunggal di Tambun yang menewaskan satu orang tukang ojek pangkalan yang beralamatkan di kampung Pedurenan.

Ya Allah bagai tersambar petir di pagi buta Po Minah mendengar kabar itu dari seorang tetangganya yang melihat berita itu di facebook.

Dalam keheningan di pagi hari terdengar jeritan Po Minah yang menggemparkan tetangga di sekitar tempat tinggalnya. Tangisan Po Minah semakin pecah tatkala melihat suaminya pulang dengan terbujur kaku.

Walaupun ujian datang bertubi-tubi kepadanya, Po Minah sampai hari ini masih semangat menjalani hidupnya dengan sabar dan tawakal.

Dia percaya Allah tidak akan memberikan ujian kepada hambanya di luar batas kemampuan umatnya.

Alhamdulillah hari ini aku bersyukur bisa silaturahmi kembali ke rumah Po Minah, Bu Ni’ih dan yang lainnya.

bersambung….

Bagian 2

Visits: 52

Supriatin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *