
SARANA DUNIA MENUJU SURGA
Tokoh Ilmuwan Islam seperti Ibnu Sina, Al Farabi, Al Kindi, Al Biruni dan banyak lagi lainnya mungkin terdengar cukup asing bagi generasi masa kini. Namun faktanya, dunia mengakui kemampuan dan nikmat ilmu pengetahuan yang Allah Ta’ala anugrahkan kepada mereka yang luar biasa. Mereka merupakan tokoh-tokoh yang dapat menjadi inspirasi dalam meraih ilmu, disertai adab yang luhur. Para ilmuwan Islam ini menjadikan ilmu sebagai sarana di dunia yang mampu membuka jalan menuju surga.
Keutamaan Ilmu
Dalam beberapa hadits Rasulullah saw bersabda:
- “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan memberikan kefaqihan (pemahaman) agama baginya” (Muttafaqun ‘alaihi).
- “Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka dia telah memperoleh keberuntungan yang banyak” (HR Abu Dawud no. 3641 dan Tirmidzi no. 2682)
Dua hadits ini menunjukkan bahwa ilmu agama adalah tanda kebaikan dari Allah swt dan menekankan pentingnya ilmu sebagai warisan para Nabi.
Sehingga Allah swt memberi petunjuk kepada kita untuk senantiasa memohon hanya kepada Allah dalam mencari ilmu, sesuai dengan ayat yang berbunyi:
“Wahai Tuhanku tambahkan lah ilmu kepadaku” (QS. Taha: 115)
Ilmu, amal dan adab menjadi 3 hal penting yang tak dapat dipisahkan. Mengenai hal ini Rasulullah saw bersabda:
- “Ilmu sebelum berkata dan beramal” (HR Bukhari).
“Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang setelah adanya ilmu” (HR Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15). - “Siapa saja yang beramal (melaksanakan amal ibadah) tanpa dilandasi ilmu, maka segala amalnya akan ditolak, yakni tidak diterima” (HR Muslim).
Tiga hadits ini menunjukkan bahwa ilmu harus didahulukan sebelum beramal. Ilmu menjadi landasan utama dalam amal, serta pentingnya mengamalkan ilmu dengan cara yang benar.
Selain amalan, adab merupakan hal yang saling melengkapi dalam membentuk pribadi yang utuh. Ilmu pengetahuan memberikan kita pengetahuan dan kemampuan untuk memahami dunia sekitar, sementara adab membantu kita untuk menggunakan pengetahuan tersebut dengan bijak dan sopan. Dengan memiliki ilmu dan adab, kita dapat menjadi individu yang tidak hanya berpengetahuan luas, tetapi juga mampu berinteraksi dengan baik dan penuh hormat terhadap orang lain.
Ketika manusia sebagai makhluk lemah yang diciptakan oleh Allah swt, diminta untuk menghitung sekian banyak nikmat yang dianugrahkan oleh-Nya, sekali-kali manusia tidak akan sanggup menghitungnya. Meski demikian, tak terhitung pula manusia yang masih kufur akan nikmat Allah. Diantara sekian banyak nikmat yang Allah anugrahkan, nikmat sehat dan waktu luang merupakan dua nikmat yang paling sering membuat manusia tertipu. Padahal jika dua nikmat ini mampu digunakan dengan baik oleh manusia, maka Allah pasti akan membuka lebar jalan menuju surga-Nya.
Namun saat ini manusia kerap kali lalai dalam memanfaatkan nikmat besar sehat dan waktu luang, dua hal yang seandainya dikolaborasikan dengan ilmu, akan memberikan dampak luar biasa. Saat jiwa dan pikiran prima, didukung pula oleh waktu luang yang diisi dengan mencari ilmu, maka terciptalah keserasian antara kesempurnaan ciptaan dan pengetahuan yang akan memberikan banyak manfaat bagi dunia sebagai bekal untuk kembali kepada Sang Pencipta.
Views: 110