SEDEKAH ILMU : AMAL JARIYAH YANG TAK PERNAH TERPUTUS

Salah satu amalan sunnah yang secara tegas dan banyak disebutkan dalam Al-Qur’an adalah sedekah. Sedekah berarti memberi secara sukarela segala sesuatu yang berkaitan dengan harta, makanan, atau hal lainnya untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang sedang membutuhkan. Sedekah memiliki banyak keutamaan, sehingga mendorong orang-orang untuk berlomba-lomba melaksanakannya.

Secara umum, banyak di antara kita yang masih berpikir bahwa sedekah hanya berupa harta atau makanan yang bisa dibagikan kepada sesama. Padahal, selain harta dan makanan, banyak hal lain yang juga disebut sedekah, seperti menyumbangkan tenaga untuk membantu orang lain, mengajarkan ilmu pengetahuan, bahkan senyum ikhlas yang ditunjukkan kepada orang lain juga termasuk sedekah.

Dalam Islam, menyebarkan ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Allah SWT berfirman: “Dan katakanlah: ‘Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.’” [1]
Dari Hadhrat Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw bersabda: “Sedekah yang baik adalah seorang menuntut ilmu lalu mengajarkannya kepada saudara-saudaranya.” [2]

Sedekah ilmu berarti mengajarkan pengetahuan yang dimiliki kepada orang lain. Hal ini juga menjadi amal jariyah bagi yang mengajarkannya, karena pahala dari ilmu yang disampaikan akan terus mengalir meskipun ia telah meninggal dunia. Hal ini sejalan dengan hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a. dalam Sahih Muslim, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak saleh yang mendoakannya.” [3]

Perhatikanlah, dengan melakukan suatu kebaikan, akan timbul kebaikan lainnya. Demikian pula keburukan akan menimbulkan keburukan lainnya. Sebagaimana suatu benda dapat menarik benda lain, demikian pula sunnatullah yang Allah Ta’ala tetapkan dalam setiap perbuatan: adanya tarik-menarik antara amal baik dan amal buruk.

Dengan mengajarkan ilmu, seseorang tidak hanya mendapatkan pahala untuk dirinya sendiri, tetapi juga pahala dari setiap orang yang menerapkan ilmu tersebut. Orang yang mengajarkan ilmu juga diangkat derajatnya oleh Allah SWT, serta menjadi teladan bagi generasi mendatang. Hal ini menciptakan budaya ilmu dalam masyarakat, di mana pengetahuan dan pendidikan dianggap sangat penting.

Pendidikan juga merupakan investasi akhirat. Mengajarkan ilmu menjadi amal yang sangat berharga dalam Islam, karena pahala yang dijanjikan bagi para pengajar ilmu tidak hanya bersifat sementara, tetapi akan terus berlanjut hingga akhirat. Oleh karena itu, marilah kita berusaha memberikan pengetahuan yang kita miliki, baik secara formal maupun informal, dan menjadikan pendidikan sebagai bagian dari ibadah kita kepada Allah SWT. Ilmu yang bermanfaat bagi orang lain akan menjadi amal jariyah bagi pengajarnya.
Setiap Muslim dituntut untuk senantiasa menuntut ilmu agama, baik laki-laki maupun perempuan, muda ataupun tua, miskin maupun kaya. Sebab, tidak ada keselamatan bagi seorang Muslim tanpa memahami agamanya sendiri. Di dalam agama terdapat pemahaman tentang tujuan hidup, jalan hidup, tata cara hidup, serta berbagai hal yang harus dihindari dalam menjalani kehidupan. Maka tidaklah mengherankan jika Rasulullah saw bersabda: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” [4].
Sesungguhnya, kunci segala kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat adalah dengan menuntut ilmu agama.

Referensi:
[1] Al-Qur’an. Surah Ṭāhā, 20:114.
[2] Ibnu Majah, Imam. Sunan Ibni Majah, Kitab al-Iman, Bab Tsawabi Mu’allimi al-Nāsi al-Khair, Hadis No. 219. Riyadh: Darussalam.
[3] Muslim, Imam. Sahih Muslim, Hadis No. 1631. Beirut: Dar Ihya al-Turath al-Arabi.
[4] Ibnu Majah, Imam. Sunan Ibni Majah, Hadis No. 224. Riyadh: Darussalam.

Views: 31

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *