Solusi Kebencian Adalah Cinta Karena Allah

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada pilihan untuk mencintai atau membenci seseorang. Cinta dan benci adalah dua emosi yang berlawanan, namun sama-sama kuat dalam mempengaruhi tindakan dan sikap kita. 

Dalam Islam, cinta dan kebencian merupakan perasaan yang harus dikelola dengan baik sesuai dengan ajaran agama. Cinta dalam Islam adalah fitrah yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepada manusia, yaitu cinta yang mendekatkan kita kepada-Nya. Sedangkan kebencian adalah perasaan tidak suka yang kuat, disertai dengan keinginan untuk menjauh atau bahkan menyakiti orang yang menjadi objek kebencian. 

Rasanya tak salah ketika ada orang yang mengatakan sesungguhnya yang patut dicintai itu adalah cinta itu sendiri dan yang harus dibenci adalah kebencian itu sendiri. Tidak ada konflik di dunia ini yang terjadi karena meluapnya cinta.

Namun, sebaliknya menipisnya cinta dan meningkatnya kebencian menjadikan manusia terlibat konflik, saling mencaci, bahkan saling membunuh, perang, bullying, dan sejenisnya. Tidak pernah kita dapatkan dalam masa sekarang terjadinya semua itu karena cinta, namun kebencianlah yang menjadi ujung pangkal permasalahannya.

Pada suatu titik dalam kehidupan ini, orang tidak akan menanyakan apa agama seseorang, namun apa yang dilakukan buat sesamanya. Perbedaan di antara manusia, baik berkulit putih, hitam, atau sawo matang, baik beragama atau atheis, semuanya sudah ada dalam ketetapan Allah. Begitulah berwarnanya dunia yang terdiri dari banyak bangsa dan golongan.

Ada kaum Muslim, Nasrani, Yahudi, Budha, Hindu dan banyak lagi kaum beragama yang hidup berbaur jadi satu dalam suatu kehidupan tatanan masyarakat. Agama tidak pernah menjadi sekat untuk seseorang berbuat baik kepada orang lain untuk menebarkan cinta. 

Apakah ketika tetangga kita tertimpa musibah, karena dia berbeda keyakinan dengan kita, maka hal tersebut menjadi penghalang untuk membantu dan menolongnya? Apakah ketika melihat seseorang mengalami kecelakaan parah di jalan raya, maka kita harus tanyakan dulu apa agamanya, membuka KTP-nya, baru kemudian menolongnya apabila agamanya sama sementara akan membiarkannya bila berbeda agama? 

Hadhrat Rasulullah saw. telah menunjukkan pada kita bagaimana adab seseorang terhadap orang lain. Rasulullah saw. adalah yang sangat mulia akhlaknya, tindakannya penuh dengan cinta, baik pada sesama Muslim maupun yang beragama lain.

Bagaimana orang tertarik dengan dakwah yang beliau sampaikan dan mengikutinya, tak lain karena orang sudah melihat tindak tanduk, perilaku yang ditunjukkan oleh Rasulullah saw. Bagaimana Rasulullah saw. membalas dengan kebaikan yang penuh cinta kasih meskipun terhadap seorang kafir Quraisy yang membenci dan kerap melempari beliau dengan kotoran. Rasulullah saw. menunjukkan cinta yang tinggi terhadap manusia dan kemanusiaan itu sendiri.

Senada dengan hal ini, Hadhrat Khalifah ketiga Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Nasir Ahmad rh. mengatakan, “Islam mengajarkan kita untuk hidup dengan semangat cinta, kasih sayang dan kerendahan hati. Islam mengajarkan kita bahwa tidak ada bedanya antara seorang Muslim dan Non Muslim. Pesan saya kepada Anda semua adalah Anda harus memiliki, ‘Cinta untuk semua, Kebencian tidak untuk siapapun! Love for all, Hatred for none.'” [1]

Permusuhan, peperangan, pertikaian, perkelahian, adalah aktivitas yang tidak akan menyelesaikan masalah. Namun, sekadar melampiaskan kebencian, tidak lantas menghilangkan kebencian itu sendiri.

Mengapa kita tidak mengedepankan rasa cinta daripada menuruti rasa benci yang menggelora? Bukankah lebih nyaman dan solutif apabila tiap ada permasalahan atau konflik maka pihak-pihak yang terlibat bisa duduk bersama didasari rasa cinta dan saling percaya satu sama lain untuk mencari jalan keluar terbaik? 

Setiap permasalahan yang muncul tentu saja dapat diselesaikan jika cinta hadir di dalamnya. Cinta memiliki kekuatan yang dahsyat dan dapat mengubah banyak hal. Hingga salah seorang tokoh ternama, Martin Luther King berkata, “Aku sudah memutuskan untuk tetap dalam cinta. Kebencian adalah sebuah beban yang teramat berat yang ditanggung.”

Kebencian akan melahirkan terjadinya ketidakadilan, padahal Allah telah memerintahkan kita agar berlaku adil terhadap sesama manusia. Sudah saatnya kita perbanyak cinta dan kurangi kebencian dalam diri kita sehingga kita bisa lebih dekat dengan ketakwaan.

Firman Allah SWT, “Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu tidak berlaku adil. Berbuat adillah karena ia lebih mendekati ketakwaan. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [2]

Tebarkanlah cinta kepada semua makhluk yang ada dalam kehidupan kita agar rasa, warna dan harum cinta menjadi dominan dalam kehidupan kita. Kuburkanlah kebencian kepada semua makhluk yang ada dalam kehidupan kita, agar senyum sinis, cibiran dan penghinaan tak lagi marak bertebaran dimana-mana. 

 

Referensi :

[1] Riview of Religion, Maret 2018

[2] QS. Al-Maa’idah 5: 9

Views: 67

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *