
SUDAHKAH KITA MENJADI ORANG YANG KUAT?
Kalau mendengar kata “Kuat” yang tergambar oleh otak kita tentu identik dengan tubuh yang sehat dan kuat. Layaknya pegulat yang stamina nya luar biasa ataupun petinju handal yang siap bertarung di atas ring. Namun orang yang paling kuat menurut Nabi saw. bukanlah seperti itu.
Hal ini sebagaimana disabdakan dalam riwayat berikut:
Dari Abu Hurairah r.a bahwasannya Rasulullah saw bersabda, “Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, sungguh orang yang kuat adalah yang mampu menguasai dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah saw. telah menegaskan kepada umatnya bahwa orang paling kuat bukanlah yang pandai bergulat sehingga tak terkalahkan. Tetapi orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika ia marah. Hadits ini tentunya berkaitan dengan memaafkan ketika kita merasa marah terhadap seseorang atau sesuatu.
Menurut beberapa penelitian kesehatan yang dilakukan di berbagai universitas di dunia yang berkaitan dengan hadits ini, orang yang tidak memaafkan atau terbawa kemarahan dan dendam mengalami penurunan fungsi kekebalan tubuh, tekanan darah lebih tinggi, ketegangan otot dan detak jantung. Sebaliknya, sikap memaafkan meningkatkan pemulihan penyakit jantung dan pembuluh darah, menghilangkan stress, dan tentunya merasa jauh lebih sehat.
Maka dari itu siapa yang bisa berjuang melawannya amarahnya sampai bisa mengalahkannya, disertai juga dengan melawan nafsunya dari syahwat (keinginan-keinginan), maka ialah yang paling kuat.
Memang musuh terbesar kita adalah melawan diri sendiri, khususnya ketika marah. Meskipun berat, tetapi hal itu bisa dilatih dengan terus menerus mengendalikan dan menahan diri untuk tidak terbawa emosi. Sehingga kita dapat tergolong orang yang paling kuat menurut Rasulullah saw.
Views: 88