Dunia Bagaikan Perjalanan Seorang Musafir

“Ah, ademnya,” gumam seorang musafir yang sedang berteduh. Ia menemukan sebuah pohon rindang di tengah perjalanan. Ia bersandar pada pohon itu dan menikmati semilir angin yang menyejukkan.

Karena merasa nyaman, ia pun tertidur lelap dan bermimpi. Saking indahnya mimpi yang ia alami, membuatnya terlena dan tak ingin bangun lagi. Ia tak ingat bahwa ia sedang melakukan perjalanan.

Gambaran diatas merupakan gambaran kehidupan sebagian manusia di dunia ini. Dunia yang sejatinya merupakan tempat persinggahan, sudah terlalu nyaman baginya. Tujuan sebenarnya ia hidup di dunia sudah tak dipedulikan lagi. Ia sudah terlalu nyaman dan terlarut dalam mimpi.

Namun, manusia lupa, bahwa apa yang ia perjuangkan sekarang, tidak akan ia bawa pulang. Apa yang ia raih sekarang, hanya bisa dinikmati di dunia ini saja.

Padahal, masih ada tempat yang akan kita datangi. Yaitu tujuan akhir dari perjalanan ini. Tempat dimana mimpi-mimpi dunia tidak ada nilainya. Tempat dimana segala perbuatan kita akan dihisab.

Rasulullah SAW bersabda, “Untuk apakah dunia bagiku? Aku di dunia ini bagaikan seorang yang bepergian sebentar, bernaung di bawah pohon, kemudian pergi meninggalkannya.” (HR. Bukhari)

Pernahkah kita merasa khawatir, bahwa apa yang kita kumpulkan, dan apa yang kita bawa sekarang, ternyata bukanlah bekal untuk tujuan akhir kita? Yaitu Allah Ta’ala.

Visits: 297

Mumtazah Akhtar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *