
Kesabaran serta Keyakinan yang Membawa pada Keselamatan
Kisah nabi kita tercinta, Rasulullah saw. ketika menghadapi para penentang ini, semoga bisa menjadi penyemangat bagi kita. Sebagaimana Hz. Ali bin Abi Thalib ra. pernah berkata, “Sisihkan gelombang-gelombang kerisauan dengan kekuatan kesabaran dan keyakinan.”
Setiap Nabi yang diutus oleh Allah pasti akan mendapat pertentangan dari kaumnya sebagaimana yang telah dihadapi oleh Musa as. Ketika Rasulullah saw. mendakwahkan dirinya sebagai Nabi dan Rasul Allah, orang yang pertama kali mengimani beliau adalah istri beliau, Hz. Khadijah ra. Adapun laki-laki pertama yang mengimani beliau adalah Hz. Ali ra.
Sedikit demi sedikit orang mulai mengimani beliau. Dalam kurun waktu 3 tahun hanya ada 40 orang yang beriman kepada beliau Saw. Yang utama adalah Hz. Usman bin Affan, Hz Zubair, Hz. Abdurrahman bin Auf, Hz. Talha dan Hz. Bilal.
Sebagaimana biasanya orang menentang dan memusuhi seorang nabi, maka beliau Saw juga mendapat perlakuan yang sama. Mereka berencana untuk membunuh beliau saw.
Ketika pertentangan sudah melewati batas, yaitu orang-orang sepakat dengan kabilah-kabilah untuk membunuh beliau Saw, maka Rasulullah Saw meminta Hz. Ali ra datang kepada beliau.
Lalu beliau Saw menyerahkan amanah, harta benda, serta pembukuan kepada Hz. Ali ra, lalu beliau pergi dan Hz. Ali ra berbaring di tempat tidur beliau.
Ketika orang-orang sedang mengamati pintu rumah beliau, dengan kekuasaan Allah Ta’ala, mereka benar-benar terperdaya dan tidak menyadari bahwa beliau Saw. lah yang keluar dari pintu itu.
Lalu sesuai dengan kesepakatan, beliau Saw berjalan bersama Hz. Abu Bakar ke Gua Tsur yang jaraknya 3 mil dari Mekkah. Sesampainya di sana, beliau masuk ke dalam gua yang sempit dan gelap, untuk berlindung.
Ketika orang-orang kafir mengetahui bahwa beliau tidak ada di rumahnya, mereka mulai mencari kesana kemari dan bertanya-tanya kepada sahabat beliau, tetapi tidak ada yang mengetahuinya. Lalu mereka membuat pengumuman, ‘Barang siapa yang menemukan Muhammad dalam keadaan hidup atau mati, akan dapat hadiah 100 unta merah.’
Mendengar pengumuman tersebut orang-orang, termasuk para pemimpin Quraisy, tergiur dan segera mencari beliau Saw. kemana-mana dengan membawa pencari jejak. Pencari jejak menemukan jejak hanya ada sampai di Gua Tsur. Mereka mengatakan, “Orang jahat yang kalian cari ada di dalam gua ini atau sudah terbang ke langit.”
Sebenarnya orang-orang Quraisy itu sudah sangat dekat, hingga Rasulullah Saw. pun dapat mendengar pembicaraan mereka. Kalau saja mereka agak merunduk dan melihat kedalam gua, bisa saja mereka melihat keberadaan beliau Saw.
Ketika beliau Saw sudah memasuki gua tersebut, ada seekor laba-laba menutupi mulut gua dengan jaring-jaringnya dan juga ada seekor merpati yang sedang bertelur di tempat itu. Mereka melihat keadaan itu, maka mereka meninggalkan tempat tersebut.
Pada saat itu Hz. Abu Bakar tampak sangat ketakutan dan mengatakan, “Ya Rasulullah, seandainya orang-orang itu merunduk sedikit, pastilah mereka dapat melihat kita.” Rasulullah pun menjawab, “Laa Tahzan, Inallaha Ma’ana.” Yang artinya, “Jangan bersedih hati, sesungguhnya Allah SWT bersama kita.”
Dari kisah ini, lihatlah betapa besar Keyakinan Nabi kita yang tercinta kepada Allah Swt. Bagaimana dengan sabarnya beliau menghadapi para penentang, menyisihkan segala ketakutan dan kerisauan dengan kekuatan dan penuh keyakinan.
Dengan kekuatan, kesabaran dan keyakinan seperti inilah yang akan membuat seseorang berhasil dalam segala urusannya, dan dapat menyisihkan segala gelombang-gelombang kerisauan.
Visits: 403