
Meraih Kesuksesan dengan Melewati Kegagalan
Kehidupan manusia memang seperti roda yang berputar, hari ini kita bisa berada di atas dan suatu waktu berada di bawah. Namun yang disayangkan, banyak orang yang mengetahui perumpamaan tersebut tetapi masih berorientasi kepada keberhasilan saja, entah itu perihal pekerjaan, pendidikan dan hal–hal personal lainnya. Tapi kadang manusia lupa bahwa perjalanan menuju kesuksesan tidak selalu mudah, kadang berliku, kadang harus memutar haluan bahkan harus mengganti arah.
Sehingga tidak jarang orang–orang yang sangat bernafsu kepada keberhasilan, ketika disuguhkan kegagalan, jadi jatuh terpuruk bahkan berputus asa. Padahal bila ditelaah lagi bahwa kegagalan adalah salah satu proses dalam menjemput rezeki, karna tidak mungkin hamba Allah S.W.T. tidak memiliki rezeki sama sekali.
“Tidak ada satupun yang bergerak di muka bumi ini kecuali Allah yang menanggung rizkinya.” (Q.S. Hud: 6) Ini adalah tentang perspektif seseorang memandang rezeki yang telah Allah S.W.T. turunkan kepada dirinya. Bisa saja di dalam doa dan ikhtiar kita mendambakan rezeki berupa materi yang melimpah ruah, namun kemudian Allah S.W.T. memberikan rezeki dalam bentuk dan jumlah yang lain karena memang itulah yang kita butuhkan. Harapan yang terlalu tinggi menjadikan rezeki yang diturunkan Allah S.W.T. terlihat tidak seberapa atau bahkan tidak terasa seperti rezeki.
Rasa tidak puas dan kegagalan ini biasanya menjurus ke arah berputus asa, karena apa yang diekspektasikan tidak sesuai dengan realita. Kita tidak tahu seberapa banyak atau berbentuk seperti apa rezeki kita namun bukan artinya ketika kita dipertemukan dengan kegagalan maka selesai sudah rezeki kita. Karena sebenarnya setiap orang akan terus mendapatkan rezekinya hingga ajal menjemputnya. Sehingga bila kita dipertemukan dengan kegagalan janganlah berkecil hati apalagi hingga berputus asa
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Baihaqi dalam sunan al-Kubro 9640, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak 2070 dan disepakati Ad-Dzahabi)
Sebenarnya putus asa merupakan salah satu bukti bahwa seseorang itu memiliki keimanan yang tipis dan tidak mengenal Allah S.W.T. yang memiliki sifat Ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki). Oleh sebab itu alangkah baiknya bila manusia dihadapkan dengan kegagalan maka berpikir positiflah kepada Allah S.W.T. Lihatlah kegagalan sebagai ajang evaluasi untuk membenahi sebelah mana dari diri kita yang salah, apakah dari niat atau usaha.
Jangan justru menjadikan kegagalan sebagai suatu aib dan mengkerdilkan semangat kita, namun lihatlah kegagalan sebagai salah satu pencapaian yang menandakan bahwa kita pernah berusaha dan akan berusaha lebih lagi untuk melebihi pencapaian yang sebelumnya. “Juara adalah pecundang yang bangkit dan mencoba sekali lagi,” begitu kata Dennis DeYoung.
Ber-huznudzon-lah akan ketetapan Allah karena sesungguhnya Dia akan selalu menghendaki kebaikan bagi siapa saja yang mau berusaha. Sebagaimana Dia berfirman, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S Al-Insyirah: 5)
Visits: 213