Karakter Kuat Terukir dari Luka dan Derita

Pada masa-masa awal dakwah Islam, untuk menjadi seorang muslim bukanlah hal yang mudah. Penderitaan kerap dihadapi oleh para sahabat pada zaman Rasulullah saw. Kaum Muslim yang lemah dan tidak memiliki kekuatan sosial sering menjadi sasaran penyiksaan oleh kaum Quraisy di Mekah.

Salah satunya seperti yang dialami Khabbab bin Al-Aratt yang berstatus sebagai budak, termasuk di antara mereka yang mengalami penderitaan dan penganiayaan yang sangat berat. Khabbab masuk Islam karena terpesona oleh ayat-ayat suci yang dibacakan dan diajarkan Nabi Muhammad saw. kepadanya. Dia merasa beruntung menjadi orang yang mendapat rahmat Allah untuk memeluk agama kebenaran.

Mereka marah ketika kaum Quraisy mengetahui Khabbab telah masuk Islam. Mereka memaksa Khabab dengan menggunakan berbagai cara yang kejam serta tidak berperikemanusiaan untuk membuatnya kembali kepada ajaran semula yaitu Al Latta dan Al ‘Uzza. [1]

Majikannya, seorang wanita Quraisy bernama Ummu Ammar, adalah salah satu yang sangat menentang ajaran Islam. Ketika mengetahui bahwa Khabbab telah masuk Islam, dia pun tak segan menyiksanya dengan cara yang sangat kejam pula.

Khabbab sering dipaksa berbaring di atas pasir panas di tengah terik matahari dengan punggung telanjang. Majikannya kemudian meletakkan bara api di punggungnya dan menekannya dengan batu besar hingga bara api tersebut padam di kulitnya. Khabbab harus menahan rasa sakit yang luar biasa tanpa ada yang dapat menolongnya.

Meskipun didera penyiksaan yang tak terbayangkan, namun Khabab tidak bergeming dan tetap teguh pada keimanannya. “Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu rasul Allah.” Hanya rintihan itulah yang keluar dari mulut Khabbab.

Penderitaan dan luka fisik yang dialaminya tidak menggoyahkan keteguhannya dalam keyakinan kepada Allah dan Rasul-Nya. Bahkan dalam situasi yang sangat sulit, Khabbab tidak pernah meninggalkan Islam atau tunduk pada tekanan kaum Quraisy.

Ketika Rasulullah saw. mengetahui penderitaan yang dialami Khabbab, beliau menghibur dan memberikan semangat kepada Khabbab. Rasulullah saw. menyebut bahwa orang-orang beriman yang sabar dan teguh dalam menghadapi cobaan akan mendapatkan balasan besar di akhirat.

Setelah bertahun-tahun menahan berbagai bentuk siksaan, Allah Ta’ala mencurahkan anugerah-Nya atas mereka dan memberikan kemuliaan duniawi juga. Khabbab akhirnya merdeka setelah Islam mulai mendapatkan kekuatan yang lebih besar di bawah kepemimpinan Rasulullah saw.

Khabbab bin Al-Aratt selain sebagai pandai besi, juga menguasai ilmu Al-Qur’an dengan baik. Dia tidak hanya puas dengan belajar dan beribadah saja. Didatanginya rumah-rumah temannya dan diajarkannya Al-Qur’an di sana. [2]

Kisah Khabbab bin Al-Aratt menggambarkan bagaimana penderitaan yang luar biasa dapat membentuk kekuatan jiwa, keteguhan iman, dan karakter yang luar biasa. Meskipun mengalami luka fisik dan mental yang dalam, dia tetap setia pada prinsip-prinsip Islam dan menjadi teladan dalam menghadapi tantangan dengan sabar dan tabah.

Penderitaan yang Khabbab alami tidak hanya membentuk karakter dan ketahanan dirinya, tetapi juga menjadi contoh sahabat-sahabat lainnya untuk tetap teguh dalam menghadapi cobaan dan kesulitan di jalan Allah.

Kisah yang dialami Khabab bin Al-Aratt ini sepadan dengan yang dituliskan oleh penyair ternama, Kahlil Gibran: “Dari penderitaan muncul jiwa-jiwa yang paling kuat, karakter yang paling besar terukir oleh luka.”

Kutipan dari Khalil Gibran ini menggambarkan bagaimana penderitaan dapat membentuk kekuatan dan karakter seseorang. Luka dan tantangan sering kali menjadi penggerak untuk tumbuh dan mengembangkan ketahanan. Dalam menghadapi kesulitan, individu dapat menemukan potensi tersembunyi yang mengarah pada kekuatan jiwa yang luar biasa.

Referensi:
[1] Khutbah Jum’at, Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih al-Khaamis (ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz) pada 08 Mei 2020 (Hijrah 1399 Hijriyah Syamsiyah/Ramadan 1441 Hijriyah Qamariyah) di Masjid Mubarak, Tilford, UK (United Kingdom of Britain/Britania Raya)
[2] Kisah-kisah dalam Al-Qur’an: Khabab Si Pembuat Pedang, Remaja Rosdakarya, PT, 2016

Visits: 62

Liana S. Syam

1 thought on “Karakter Kuat Terukir dari Luka dan Derita

  1. Terasa panas matanya baca tulisan ini, panas karena berkaca-kaca menahan butiran bening yang mau tumpah. Sangat luar biasa karunia kesabaran yang Allah berikan pada para Salafush Shalih di masa awal Islam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *