BANGGA SEBAGAI AHMADI YANG DAHULUKAN URUSAN AGAMA

Namaku Intan. Seorang siswi di salah satu SMA di Talaga, Cianjur. Aku seorang Ahmadi. Dan aku adalah anggota Lajnah Imaillah, yakni kelompok Muslimah Ahmadiyah usia 15 tahun keatas.

Sebagai seorang Ahmadi aku bangga dengan identitas Keahmadiyahanku. Meskipun aku tahu bahwa aku adalah satu-satunya Ahmadi di sekolahku.

Aku tahu bukan suatu hal yang mudah menjalani kehidupan di sekolah dimana banyak orang tahu bahwa aku seorang Ahmadi. Aku harus siap dengan beragam reaksi dari siapapun soal ini.

Di sekolah, ada seorang guru yang mengetahui bahwa aku adalah seorang Ahmadi. Ia memperlakukanku dengan sikap yang “berbeda”.

Pernah dalam suasana belajar mengajar. Saat itu pembahasan menyinggung soal ajaran sesat dan nabi palsu. Ia menyertakan Ahmadiyah di dalamnya dan ada teman siswa lainnya yang membenarkan.

Saat itu teman-teman banyak yang menanyakan tentang kebenarannya. Mereka menanyakan, “Apakah benar kamu seorang Ahmadi?”

Dengan tegas dan tanpa ragu aku menjawab, “Iya, aku seorang Ahmadi”.

Semenjak itu banyak pertanyaan tentang perbedaan dan persamaan Ahmadiyah dengan golongan lainnya yang dialamatkan kepadaku.

Dengan pengetahuan yang minim aku menjelaskan perbedaannya, yaitu tentang kewafatan Nabi Isa as, “Jika kita umat Islam menganggap Nabi Isa as. masih hidup bukankah itu sama saja dengan keyakinan agama kristen?” ucapku.

“Untuk persamaannya, bukankah selama ini kita menjalankan shalat dan membaca Al-Quran yang sama?” Tentu mereka meliha keseharianku seperti apa. Yang tidak ada perbedaan soal ibadah dan baca Quran.

Dari sana mereka mulai sedikit memahami dan respon teman-teman pun baik terhadapku, sebagai seorang penganut Ahmadiyah.

Aku ingin menunjukkan bahwa sebagai seorang Ahmadi, kami tidak eksklusif. Kami biasa membaur dengan masyarakat. Kami pun tidak meresahkan siapapun.

Untuk itulah aku aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler dan organisasi di sekolah. Aku pun ingin menunjukkan kepada semua pihak, bahwa kecintaan kami kepada negeri ini, membuat kami ingin memberikan sumbangsih terbaik kami untuk bangsa.

Sebab, satu ikrar yang selalu aku ucap setiap ada kegiatan Lajnah Imaillah. Yang berbunyi, “Saya berjanji akan selalu siap mengorbankan jiwa, harta, waktu dan anak-anak saya demi kepentingan agama dan bangsa.”

Inilah spiritku dalam mengisi lembaran-lembaran hidupku dengan segala macam bentuk pengorbanan untuk kepentingan agama dan bangsa. Aku ingin menunjukkan bahwa dengan spirit inilah aku bisa menjadi yang terdepan.

Dan setelah melihat keaktifanku di sekolah, para guru dan teman-teman merespon positif. Dan memang, urusan akidah adalah urusan hati. Tapi menjadi sesuatu yang berarti untuk bangsa ini adalah urusan bersama.

Sebagai seorang Ahmadi, aku dididik untuk selalu mengedepankan urusan agama di atas urusan dunia. Kadang, ada situasi dimana aku harus memilih di antara dua pilihan penting.

Ada satu pengalaman dimana aku harus memilih di antara dua pilihan. Pada saat itu, di sekolah sedang ada pelantikan di hari sabtu dan minggu. Di hari minggu yang sama, di Masjid ada juga kegiatan Ijtima Daerah.

Akhirnya, aku memutuskan untuk ikut pelantikan dulu setengah hari, pada hari sabtu. Aku minta izin pulang lebih awal sekitar jam 11 untuk mengejar bus, karena aku terbiasa pulang pergi sekolah berjalan kaki.

Betapa bersyukurnya aku, saat tengah jalan. Seorang adik kelas menawarkan tumpangan motor. Akupun dapat sampai lebih cepat ke rumah.

Karena tempatku jauh dari lokasi Ijtima Daerah, maka rombongan dari cabang kami harus menginap di lokasi agar tidak terlambat mengikuti acara.

Aku pun bergegas menyiapkan segalanya. Hingga rombongan kami berangkat jam dua siang menggunakan bis.

Setelah duduk di dalam bus. Aku merasakan sebuah ketenteraman dalam hati. Aku melihat berbagai macam kemudahan-kemudahan saat mendahulukan urusan agama.

Dan yang tak kalah penting adalah kedekatan dengan Allah Ta’ala juga wawasan keagamaan yang bertambah, membuat diriku makin bangga menjadi seorang Ahmadi.

Aku tahu jalan terjal menjadi seorang Ahmadi akan selalu ada di depan. Tapi akupun yakin sarana-sarana untuk melewatinya juga telah disediakan oleh-Nya dalam bentuk pertolongan khas-Nya.

.

.

.

editor: Muhammad Nurdin

Visits: 52

Intan Purnama

1 thought on “BANGGA SEBAGAI AHMADI YANG DAHULUKAN URUSAN AGAMA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *