Islam dan Penekanannya Soal Nama

Ada ungkapan yang cukup terkenal di negara kita, “Apalah arti sebuah nama?”

Ungkapan tersebut bisa saja benar pada zamannya. Zaman ketika minimnya pendidikan baik dunia maupun agama. Sehingga, membuat orang tak menaruh perhatian pada nama. Toh, mereka juga tidak tahu arti dari sebuah nama.

Orang-orang dulu menganggap nama tak memiliki arti apa-apa. Hanya hanya sebatas panggilan untuk mengenali. Semua tujuan penamaan berhenti disitu.

Makanya, tak perlu heran jika mendapati orang tua zaman baheula namanya “Peungki”, karena proses penamaannya terbilang sederhana. Yakni, ketika bayi lahir, benda pertama yang dilihatnya adalah “peungki” (alat serokan sampah berbahan anyaman bambu).

Menginjak dewasa, si anak lama-lama merasa ganjil dengan namanya sendiri. Akhirnya, ia pun memodivikasi namanya menjadi lebih baik. Misal diganti Pungky atau Frenky.

Seiring berkembangnya zaman, dimana sudah banyak orang yang mengenyam pendidikan tinggi. Begitu juga dengan pendidikan agama yang makin mewarnai masyarakat kita. Hingga membuat orang mulai paham bahwa nama bukan perkara sepele.

Orang-orang mulai sadar bahwa Islam memandang nama sebagai suatu hal yang penting. Bukan sebatas panggilan untuk mengenali. Ada unsur lain yang amat sakral dalam nama, karena ini terkait dengan beberapa hukum baik di dunia maupun di akhirat.

Panggilan nama seseorang di dunia adalah panggilannya kelak di akhirat, sehingga apabila ada orang yang namanya jelek atau kurang indah di dunia, maka itulah nama yang ia dipanggil di akhirat kelak.

Rasullullah SAW bersabda:

ﺇِﻧَّﻜُﻢْ ﺗُﺪْﻋَﻮْﻥَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺑِﺄَﺳْﻤَﺎﺋِﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺳْﻤَﺎﺀِ ﺁﺑَﺎﺋِﻜُﻢْ ﻓَﺄَﺣْﺴِﻨُﻮﺍ ﺃَﺳْﻤَﺎﺀَﻛُﻢْ

Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka baguskanlah nama-nama kalian” [HR. Abu Dawud & Al-Baihaqi].

Oleh karena itu, Rasulullah saw dalam banyak riwayat biasa mengganti nama para sahabat yang dipandang beliau memiliki arti yang tidak baik. Sebagai contoh, Rasulullah saw pernah mengganti nama putri Hadhrat Umar bin Khattab yang bernama Ashiyah (artinya “wanita pembangkang”) menjadi Jamilah.

Islam memandang sebuah nama sebagai harapan dan doa. Misal kita menamai anak dengan nama “Muhammad”, kita berharap anak ini kelak bisa menjadi sosok seperti Rasul Karim Muhammad saw. Atau jika kita menginginkan anak perempuan kita menjadi seorang yang dermawan di jalan agama, harapan itu bisa tertuang dalam nama “Khadijah”, misalnya.

Bahkan untuk mendapatkan nama yang baik, kadang banyak orang meminta rekomendasi nama dari sosok yang mereka anggap suci dan mereka cintai.

Inilah yang dilakukan oleh para anggota Jemaat Ahmadiyah di seluruh dunia. Sejak kehamilan, mereka memohon doa kepada Hadhrat Khalifah untuk anak mereka, juga meminta nama untuk anak mereka. Tentu, nama yang diberikan penuh makna dan harapan.

Dan Islam mengajarkan kepada kita agar tidak memanggil seseorang dengan panggilan yang jelek. Sebab, yang terjadi sekarang adalah banyak orang malah bangga dengan panggilan-panggilan yang tidak baik.

Semisal, banyak orang biasa memanggil seseorang “Komeng”. Akhirnya, panggilan inilah yang membuat orang tadi nyaman. Padahal, nama aslinya jauh dari panggilan tak bermakna ini.

Al-Quran mengajarkan kita dalam Surah Al-Hujurat ayat 12, yang artinya:

Hai orang-orang yang beriman, Janganlah suatu kaum mencemoohkan kaum yang lain, boleh jadi mereka itu lebih baik dari pada mereka, dan janganlah segolongan wanita mencemoohkan wanita yang lain, boleh jadi mereka itu lebih baik daripada mereka.”

“Dan janganlah kamu mencela satu sama lain, dan jangan memanggil satu sama lain dengan nama-nama buruk. Dipanggil dengan nama buruk setelah beriman adalah hal yang seburuk-buruknya, dan barangsiapa tidak bertaubat, mereka itulah orang-orang yang aniaya.

Sebagai sebuah doa dan harapan, tak ayal nama pun dapat menjadi jalan seseorang membangun masa depannya. Sebab, di atas pondasi nama lah, sebuah harapan digantungkan oleh orang tuanya.

.

.

.

editor: Muhammad Nurdin

Visits: 24

Herlina

2 thoughts on “Islam dan Penekanannya Soal Nama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *