BERSYUKURLAH SEBAGAIMANA RASULULLAH SELALU BERSYUKUR

Setiap manusia pasti akan mengalami indahnya kebahagiaan juga pedihnya kesedihan dan penderitaan. Namun, ingatlah! Tidak ada satu orang pun yang selama di dunia akan terus merasakan kesedihan. Begitu juga sebaliknya, tidak ada yang akan terus merasakan kebahagiaan. Selayaknya sebuah roda yang berputar, kehidupan manusia pun akan terus berputar sesuai arah yang ia ambil dalam hidupnya.

Jika kebahagiaan datang menyapa, maka ingatlah akan Tuhanmu. Setiap apa yang didapatkan di dunia ini, ada campur tangan Allah Swt. di dalamnya. Jangan pernah merasa sombong dengan segala kebahagiaan yang kini dirasakan. Begitu juga jika kesedihan atau kesulitan menerpa, maka ingatlah selalu ada Allah Swt. yang akan selalu menemani.

Dalam Al-Qur’an, Allah Swt telah mengingatkan kita dengan penuh kasih sayang mengenai hal ini. Dalam QS. Al-Baqarah 2: 153 Dia berfirman, “Maka ingatlah Aku, Aku pun akan ingat kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah tidak bersyukur kepada-Ku.”

Jika kesabaran telah tertanam dalam diri, maka dengan sendirinya akan timbul rasa syukur atas apa yang telah Allah berikan kepada kita. Karena seseorang akan dapat bersyukur apabila ia menyadari kenikmatan yang telah ia terima. Jika seseorang telah merasakan kenikmatan itu, ia akan terdorong untuk bersyukur baik dengan hati, perbuatan, juga dengan lisannya.

Pada dasarnya hati manusia itu seperti batu, bahkan lebih keras dari sebuah batu sekalipun. Namun kerasnya hati tidak akan dapat hancur kecuali dengan menangis, takut, dan bersyukur kepada Allah Swt.

Rasulullah saw. bersabda: “Diserukan pada hari kiamat terhadap orang-orang untuk berdiri dan memuji. Sekelompok mereka berdiri dan bendera dibentangkan. Mereka kemudian digiring masuk ke dalam surga. Ditanya, “Siapakah mereka yang memuji itu?” Rasulullah saw. bersabda, “Mereka yang bersyukur kepada Allah dalam setiap keadaan. Mereka yang bersyukur kepada Allah dalam keadaan suka maupun duka.””

Dalam sebuah riwayat diterangkan bahwa Atha menemui Aisyah r.a. Ia berkata, “Beritahukanlah kepadaku tentang sikap Rasulullah yang mengherankanmu.” Aisyah r.a. tiba-tiba menangis seraya berkata, “Dia, Rasulullah saw. datang kepadaku pada malam hari dan tidur bersamaku dalam satu selimut sehingga kulit kami bersentuhan. Dia saw. bersabda kepadaku, “Hai, puteri Abu Bakar! Biarkanlah aku beribadah kepada Tuhanku.” Aku berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku masih suka berdekatan denganmu, namun aku lebih mengutamakan keinginanmu (beribadah kepada Allah).”

Lalu Nabi saw. bangun dan mengambil air wudhu dan menunaikan shalat. Ia menangis bercucuran air mata. Ketika rukuk dan sujud pun demikian. Demikianlah ia kerjakan semalaman sampai terdengar Bilal mengumandangkan adzan. Aku berkata kepadanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang membuatmu menangis. Padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu?” Rasulullah menjawab, “Aku menangis karena bersyukur kepada Allah. Dan Allah telah menurunkan firman-Nya kepadaku.”

Dari riwayat di atas kita dapat mengambil pelajaran bahwa hendaknya kita menyadari bahwasanya semua kenikmatan dalam hidup datangnya dari Allah Swt. Sedangkan persoalan cara mendapatkan kenikmatan itu hanyalah sebuah perantara. Yang memiliki kuasa atas segalanya tetaplah Allah Swt. Oleh karena itu hendaknya seorang manusia selalu mengagungkan Allah dan memujinya.

Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa mengucapkan subhanallah mendapatkan sepuluh kebaikan. Orang yang membaca lailaaha illallaah mendapatkan dua puluh kebaikan. Dan orang yang membaca alhamdulillah akan memperoleh tiga puluh kebaikan.”

Namun, janganlah disalahartikan bahwa kebaikan dengan memuji kebesaran Allah dan mengucap syukur cukup hanya sebatas di lisan saja. Hendaklah dipahami betul akan makna sesungguhnya dan tanamkanlah dalam hati sanubari. Kalimat-kalimat tadi merujuk pada pensucian hati, juga menanamkannpem pemahaman akan nikmat yang Allah berikan pada kita.

Akan tetapi, perlu diketahui bahwa Allah Swt. memberikan karunia kenikmatan kepada kita tidaklah dengan tujuan hanya ingin dipuji atau disyukuri. Bukan seperti halnya raja yang memberikan suatu hadiah agar ia disanjung dan namanya semakin besar. Allah berbeda dengan raja. Allah tidak butuh dipuji. Namun sudah sepatutnya kita sebagai seorang hamba yang lemah di hadapan-Nya untuk selalu memuji dan bersyukur kepada-Nya. Karena Dialah Sang Pemilik alam semesta.

Sungguh indah ajaran yang Rasulullah saw. berikan kepada kita para pengikutnya. Beliau yang bahkan sudah dijanjikan surga oleh Allah Swt. saja masih terus beribadah dengan bersungguh-sungguh dan mengesampingkan keinginan duniawinya dan terus bersyukur kepada Allah dengan bercucuran air mata. Lalu, bagaimana dengan kita? Apakah kita telah mengikuti apa yang beliau saw. ajarkan kepada kita?

Semoga kita semua merupakan bagian dari para pengikutnya yang selalu bersyukur sebagaimana Rasulullah saw. selalu bersyukur kepada Allah Swt. Aamiin.

Sumber :
1. Al-qur’an
2. Ringkasan IHYA ULUMIDDIN- Iman Al Ghazali. Gitamedia press.

Visits: 96

Mega Maharani

1 thought on “BERSYUKURLAH SEBAGAIMANA RASULULLAH SELALU BERSYUKUR

  1. Masha Allah Bu Rani tulisan yg menyentuh hati, Mubarak ya. Semoga kita bisa mengikuti apa yg Rasulullah Saw ajarkan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *