Di Balik Mukena Tarbiyat Online

Entah sifat apa yang aku miliki ini. Kikir? Irit? Terlalu banyak mikir? Sebab setiap kali aku ingin suatu barang, aku akan berpikir beribu-ribu kali. Aku selalu teringat Al-Quran Surah Al-Isra ayat 27 yang menyebutkan, “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syaitan.”

Entah semua ini apakah upaya untuk mengamalkan ayat di atas ataukah akunya yang memang tak memiliki uang yang cukup. Tentu, hanya Allah yang mengetahui maksud hatiku.

Jika dibuat suatu gallery, mungkin sudah banyak barang dengan segudang cerita di baliknya. Termasuk dengan mukenaku. Siapa yang tak ingin mukena cantik. Namun, bagiku mukena cantik pastilah mahal harganya. Karena itu selalu kuurungkan niat untuk membeli.

Hingga 2 dari mukenaku kini adalah hasil do’a dan angan-angan di tengah rasa ingin yang kutahan kuat-kuat. Kini mukena cantik itu sudah mulai usang. Aku mulai mendambakan mukena baru. Tapi, dari manakah kudapat uangnya? Aku hanya bisa berpasrah.

Suatu kali suamiku berkata, “Coba tolong cari di aplikasi belanja online mukena seharga Rp. 150.000.” Sejak menjadi panitia tarbiyat online, beliau memang sibuk, aku biasanya membantu sebisaku, termasuk mencarikan hadiah bagi para penanya terbaik.

Sambil scroll atas-bawah mata wanita memang tak bisa terhindar dari gejolak yang membuncah saat melihat barang-barang cantik. Aku bergumam dalam hati, “Wah, mukena ini cantik. Andai sajaaa..”

Aku kembali berangan. Aku mulai memberanikan diri kepada suamiku, “Mukenanya cantik ya..?!”

Suamiku hanya menjawab, “Ya, coba ajukan saja pertanyaan di tarbiyat online!” Dengan sedikit lesu aku mengiyakan. “Kode” belanja hangus dengan jawaban suamiku itu. Tak apalah, aku menghibur diri.

Tanpa menginginkan hadiah pun biasanya aku memang senang bertanya unek-unek dalam hati tentang materi yang disampaikan pak mubaligh. Tapi kali ini memang ada harapan “sambil menyelam minum air”. Sambil sesekali bertanya, “Hmm…penanya yang terpilih pak mubaligh siapa?” Suamiku menjawab seseorang yang lagi-lagi bukan aku. Tak apalah, aku menenangkan diri.

Pagi hari itu suamiku setengah berteriak, “Buun, ya Allah ini rezeki dari Allah!” Ia lalu membacakan isi watsapp grup panitia tarbiyat online. Awalnya mukena itu bukan untukku, tapi untuk seorang lajnah lain yang pertanyaannya terpilih menjadi pertanyaan terbaik. Namun, karena suatu hal teknis dibatalkan.

Suamiku kembali bertanya kepada pak mubaligh pemateri, “Baik pak, kalau begitu silahkan dipilih kembali siapa yang menjadi penanya terbaik?” Tanpa mengetahui bahwa aku adalah istri panitia tarbiyat online, pak mubaligh memilihku. Segala puji bagi Allah yang Maha Kuasa menggerakan segala sesuatu, Maha Memahami, Maha Mendengar. Atas kebaikan Allah Ta’ala keberkatan tarbiyat online menghampiriku.

Teringat aku akan sabda Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dalam buku beliau, “Apakah do’a itu? Do’a adalah suatu hubungan timbal balik antara Tuhan dengan hamba-Nya yang patuh. Pengaruh pertama dari do’a adalah Allah Ta’ala menggerakan sarana-sarana yang akan menyebabkan kondisi yang mendukung untuk tercapainya suatu maksud. Seperti jika berdo’a turun hujan, maka Allah menyiapkan sarana seperti awan, angin, dll. untuk terciptanya hujan.” (Barakatud Du’a, Hal. 14-15).

Menahan diri adalah salah satu upaya “patuh” seorang hamba yang jika diridhai-Nya, akan menarik kasih sayang-Nya sehingga Dia akan mengabulkan do’a hamba tersebut, yang alhasil kedekatan antara hamba dengan Tuhannya semakin terjalin erat.

.

.

.

Penulis: Mayang

Editor: Muhammad Nurdin

 

Visits: 344

Mayang

2 thoughts on “Di Balik Mukena Tarbiyat Online

  1. Assalamualaikum, mashaalloh Mubarak bunda, kisah nya Persis seperti saya..
    Alhamdulillah saya justru mendapatkan mukena berdua dengan anak saya dari sumber yang berbeda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *