Jadikan Islam sebagai Cermin Kepedulian Sosial

Setiap akhir tahun pada awal Desember, dunia memberi ruang dan harapan baru bagi para ODHIV dan para Difabel. Tanggal 1 Desember kemarin ditetapkan sebagai Hari AIDS Sedunia dan 3 Desember besok pula ditetapkan sebagai Hari Difabel Internasional.

Namun, sampai saat ini ODHIV (Orang Dengan HIV) begitu juga dengan para difabel masih kerap kali mendapatkan diskriminasi karena stigma yang dilekatkan kepada mereka. Bentuk diskriminasi yang sering dihadapi seperti dijauhi dan dikucilkan dari lingkungan. Padahal sejatinya mereka sangat membutuhkan dukungan dan perhatian dari masyarakat.

Islam membimbing umatnya untuk dapat memberikan kasih sayang kepada setiap makhluk tanpa pandang bulu, terlebih kepada setiap orang yang berada dalam kondisi yang kurang beruntung, baik kekurangan dari segi fisik maupun psikis, kekurangan materi hingga mereka yang mengalami gangguan kesehatan (dalam kondisi sakit).

Seseorang yang terlahir difabel bukanlah keinginannya, begitu pula bagi ODHIV, AIDS bukanlah akhir dari segalanya. Keduanya berhak mendapatkan dukungan, kasih sayang dan hak yang sama di masyarakat. Bagi para difabel hendaknya mendapatkan perlakuan khusus dan perhatian yang lebih dari pemerintah juga masyarakat secara umum.

Setiap jajaran pemerintah daerah harus berupaya untuk mengadakan program pelatihan khusus sesuai dengan keadaan dan kemampuan para difabel. Pelatihan bisa berupa pembekalan keterampilan yang nantinya diharapkan dapat menjadi sumber penghasilan bagi mereka.

Untuk para ODHIV kita bisa terus ikut berperan dalam upaya menghapus stigma bagi mereka, di antaranya dengan mengajak masyarakat untuk memperkaya pengetahuan tentang HIV AIDS dari sumber yang terpercay. Misalnya, HIV AIDS tidak menular hanya dengan berpapasan atau bersentuhan, penularannya hanya terbatas melalui hubungan seksual, berbagi jarum suntik, produk darah dan organ tubuh, penularan dari ibu ke bayi melalui proses mengandung atau menyusui.

Selanjutnya, masyarakat jangan mudah memberi stigma bagi para ODHIV. Bahkan sebaliknya, harus memberikan motivasi bagi mereka untuk melakukan terapi ARV dan pemeriksaan Viral Load. Masyarakat di sekitar ODHIV harus memastikan mereka mendapatkan akses pengobatan yang seharusnya.

Fakta di lapangan membuktikan bahwa seseorang yang menikah dengan ODHIV tidak otomatis tertular, bahkan seorang anggota IPPI menyebutkan bahwa dirinya yang merupakan seorang pasien HIV AIDS mampu melahirkan bayi yang normal (negatif HIV), jika menjalani prosedur pengobatan dan penanganan yang tepat. [*]

Untuk itu pada dua moment di awal Desember ini, mari bersama-sama tingkatkan kesadaran, menghapus stigma dan tetap mendukung mereka yang hidup dengan HIV, begitu pula tetap terus merangkul para difabel untuk tetap produktif di masyarakat.

Setiap langkah kecil yang kita lakukan, akan sangat berarti untuk menciptakan dunia yang lebih peduli dan inklusif bagi semua. Hal inilah yang mampu menjadi cerminan bahwa Islam merupakan agama damai yang sangat menjunjung tinggi kepedulian sosial.

Referensi:
[*] Portal Kemenkes RI [https://ippi.or.id](https://ippi.or.id/)

Visits: 47

Aisyah Begum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *