Jika Kita Tak Saling Membenci
Kita lihat bertebaran di media sosial ujaran-ujaran kebencian. Sayangnya, hal semacam itu bukannya minim share, malahan cukup banyak yg merasa terpanggil untuk membagikannya.
Berbagi kebencian dianggap sebagai jihad. Ada janji surga dibalik “sedekah jempol” ini.
Padahal, kita ketahui bersama bahwa tidak ada satupun dari tiap-tiap sendi ajaran Islam yg mengajarkan untuk saling membenci.
Justru, Islam memerintahkan agar menjauhi sifat membenci. Difirmankan, “Janganlah kebencian terhadap suatu kaum, membuat kamu jadi tidak adil.”
Sebab kebencian lah pembunuhan pertama dalam sejarah agama dimulai. Saat Qabil membunuh Habil, saudaranya sendiri.
Miris? Tapi itulah cara kerja “kebencian”. Kejam, bahkan untuk orang yg paling dekat dengan kita.
Di atas pondasi benci tak ada lagi kebenaran. Seberapa benar diri kita akan dipandang salah oleh seorang pembenci.
Inilah yg dimanfaatkan oleh segelintir manusia untuk mencari sedikit keuntungan. Semangat keagamaan dengan cara membenci kelompok lain, yg tidak sejalan dengan mereka.
Benci layaknya virus HIV, pelan tapi pasti (menghancurkan). Mengobati benci susahnya seperti mengobati Aids. Yang perlu adalah mencegahnya.
Jika kita tetap menikmati media sosial yang sarat kebencian, itu artinya jalan menuju kehancuran umat manusia telah kita buka.
Kita telah menyiapkan warisan bagi anak keturunan kita seteguk racun untuk diminum.
Untuk itu. Sudahilah memberikan tempat untuk membenci orang lain.
Visits: 48
Sab neki ki jarh taqwa he, agar yeh jarh rahi sab kuch raha ~ Akar dari semua kebaikan adalah takwa, jika ini ada maka semua ada.