
NEWTON DAN SERUAN ATAS JALAN HIDUPNYA
Kita semua tentu mengenal Sir Isaac Newton. Namanya selalu muncul dalam buku-buku fisika. Kontribusinya dalam ilmu pengetahuan telah menciptakan sebuah peradaban baru dalam sejarah umat manusia.
Tapi siapa yang menyangka, jalan hidup sang penemu teori gravitasi itu tak semulus yang dibayangkan. Saat umur 14 tahun Newton harus berhenti sekolah. Ia harus pergi ke ladang untuk menghidupi ibunya dan tiga adik tirinya. Tidak ada biaya untuknya bersekolah.
Tapi Newton terkenal cerdas di sekolah. Ia terlalu dewasa dan progresif untuk anak seusianya, yang lebih banyak bermain. Ia habiskan waktunya untuk belajar dan membaca.
Melihat ini, pihak sekolah akhirnya membebaskan biaya sekolah untuk Newton. Ia demikian gembira, karena bisa belajar lagi di sekolah.
Saat masuk universitas, ia lagi-lagi terbentur dengan masalah biaya. Newton harus banting tulang bekerja paruh waktu untuk membiayai sendiri kuliahnya.
Bagi ilmuan yang mendepatkan gelar “Sir” di usia 62 tahun itu, menjalani hidup merupakan sebuah seruan yang harus harus ia jalani dengan sebaik-baiknya. Ia tak butuh penjelasan apapun untuk menjalaninya.
Karena baginya, kita tak perlu banyak penjelasan dan pertimbangan untuk melakukan banyak hal. Kita tinggal menjalani sebagai sebuah perintah dari Tuhan juga dari lubuk hati kita yang paling dalam.
Visits: 464
Sab neki ki jarh taqwa he, agar yeh jarh rahi sab kuch raha ~ Akar dari semua kebaikan adalah takwa, jika ini ada maka semua ada.