MIMPI BERTEMU KHALIFAH YANG MENGANTARKU PADA AHMADIYAH

Perempuan dengan usia 12 tahun sudah bisa dinyatakan “akil baligh”. Dimana terlihat perbedaan dari postur tubuh, sifat, sikap bahkan perilakunya. Itu menandakan ia telah memasuki masa remaja.

Namun, bukan itu saja yang dialami gadis belia bernama Linda. Di usianya yang 12 tahun itu, ia sering bermimpi yang dianggapnya aneh. Linda sering bermimpi tentang sosok berjubah putih dan memakai udeng. “Apakah beliau adalah seorang nabi?” tanyanya dalam hati.

Pada usianya yang masih belia, Linda terdorong oleh keinginannya untuk bekerja di luar kota. Ia memilih satu pilihan yang amat berat untuk tidak melanjutkan sekolahnya.

Suatu kebetulan saudara ada yang membutuhkan pegawai untuk menjaga toko kain di kota Bandung. Berangkatlah Linda dengan tujuan ingin hidup mandiri. Ia menyerahkan semua tanggungan kebutuhannya pada upah yang didapatnya.

Beberapa bulan kemudian, Linda kembali bermimpi tentang sosok berjubah putih. Sosok itu menunjukkan ke arah sesuatu kepada Linda, namun sosok berjubah putih itu tiba-tiba menghilang dan bertranformasi menjadi seperti cahaya. Linda seketika bangun dari tidurnya. Namun lagi-lagi ia merenung apa arti dari mimpinya itu.

Beberapa tahun berlalu. Sosok itu senantiasa hadir dalam mimpinya yang membuat Linda serasa terbiasa akannya. Bahkan Linda serasa sudah hapal dengan sosok tersebut.

Namun pada suatu malam, Linda kembali dibingungkan akan hadirnya sosok berjubah putih yang seakan memberi petunjuk untuknya. Dalam mimpi yang Linda alami, nampak dua arah jalan di depannya. Namun sosok berjubah putih menunjukkan arah yang harus Linda tempuh, yang akhirnya arah yang ditunjukkan pun ia lalui.

Gelap terasa arah yang dilalui namun semakin ia lewati arah itu semakin tampak pancaran cahaya di depannya. Dan semakin ia dekati malah semakin terang benderang.

Linda pun seketika terbangun karena kaget melihat kesilauannya. Linda semakin tak paham apa maksud dari mimpinya, hanya doa yang dapat ia panjatkan, memohon supaya Allah memberinya pemahaman atas mimpi-mimpinya.

Di usia 18 tahun. Linda semakin menunjukan kedewasaannya. Bahan dalam doanya pun terlontar meminta jodoh. Linda berdoa supaya diberikan jodoh yang terbaik menurut Allah. Menjelang tidurnya Linda kembali memohon dalam doanya supaya diberi petunjuk mengenai jodohnya.

Allah Yang Maha Mendengar pun seakan memberikan jawaban atas doanya, melalui mimpi dimana di dalamnya ia melihat sosok laki-laki. Tampak begitu jelas ciri-cirinya yang menjadikan sebuah gambaran bagi Linda mencari jodohnya kelak.

Meski sosok laki-laki tersebut belum pernah Linda jumpai. Namun ia begitu yakin bahwa Allah telah memberinya petunjuk.

Dari sekian pemuda yang datang menampakan keseriusannya, Linda tak jua menemukan laki-laki dengan ciri-ciri sosok yang ia lihat dalam mimpi.

Sampai akhirnya, datang seorang pemuda hendak belanja di toko tempat Linda bekerja. Linda terkejut akan sosok pemuda yang tengah berada di depannya. Ia seolah mendapatkan jawabannya. Dalam hati ia bergumam, “Ya Allah, apakah orang ini yang Engkau kirim untukku?”

Hari demi hari, sosok pemuda itu semakin sering hadir. Perkenalan pun berbuah jalinan keakraban. Meski Linda tahu, kadang sikapnya yang acuh tak acuh.

Keakraban yang terjalin rupanya berbuah sesuatu yang Linda tak pernah sangka. Ia akhirnya tahu bahwa pemuda tersebut adalah seorang anggota Jemaat Ahmadiyah. Kala itu sedang ramai-ramainya diperbincangkan soal Ahmadiyah akibat penyerangan besar di pusat Ahmadiyah di Parung, Bogor.

Linda tak tahu banyak tentang organisasi Ahmadiyah. Yang ia dengar dari orang bahwa Ahmadiyah adalah aliran sesat, ajarannya pun menyimpang dari ajaran Islam.

Disebabkan rasa penasaran Linda tentang penyerangan Ahmadiyah yang terjadi membawanya untuk bertemu orangtua pemuda tersebut, yang kebetulan sudah saling kenal karena beliau pun sering belanja ke tempatnya bekerja.

Dan betapa kagetnya Linda saat melihat sebuah foto yang terpampang dalam rumah bapak pemuda itu. Ia amati foto itu lagi dan lagi. Hingga ia menyimpulkan bahwa inilah sosok yang sering hadir dalam mimpinya dulu.

Linda langsung bertanya kepada beliau siapa sosok dalam foto tersebut. Ayah pemuda tersebut menjawab, “Beliau adalah Khalifah Jemaat Ahmadiyah yang kelima.”

Linda masih tak percaya dengan apa yang ia saksikan hari ini. Bertahun-tahun ia bermimpi tentang sosok orang tua berjanggut dan bersorban, baru hari ini ia mendapatkan jawaban atas teka-teki tersebut.

Tak lama, Linda pun terlibat obrolan seputar Ahmadiyah dengan ayah pemuda tadi.

Bapak pemuda tersebut mengenalkan Ahmadiyah kepada Linda, memberi pemahaman tentang ajaran Ahmadiyah. Dan ternyata apa yang dibilang orang tentang Ahmadiyah sungguh keliru setelah Linda mencari tahu.

Ahmadiyah syahadatnya sama, shalatnya sama dan baca Kitab Sucinya pun sama, yakni Al-Qur’an, ajaran yang dipelajarinya pun begitu menjunjung tinggi kemuliaan Nabi Besar Muhammad saw.

Linda makin tertarik untuk mempelajari Ahmadiyah lebih dalam. Ia merasa menemukan khazanah-khazanah agama dari Ahmadiyah.

Akhirnya Linda pun berkesimpulan bahwa Ahmadiyah tidak sesat. Dan ia menemukan Islam sejati dalam Ahmadiyah. Linda juga akhirnya meyakini bahwa pendiri Jemaat Ahmadiyah adalah Nabi Isa yang dijanjikan dan bergelar Masih Mau’ud as.

Dan Linda memutuskan dengan segala keyakinannya bahwa Jemaat Ahmadiyah benar. Ia pun baiat masuk ke dalam Jemaat Ahmadiyah.

Dan kini terjawablah sudah segala mimpi yang dulu Linda alami. Ia akhirnya paham arti dari mimpi-mimpi tersebut.

Jalan hidayah tak dapat ditebak, kapan datang, dimana ditemukan, bahkan dengan cara bagaimana, kita tak pernah tahu. Namun hati yang suci, jauh dari rasa benci dan dengki yang membut hidayah turun dengan mudahnya.

.

.

.

Penulis: Cucu Komariah

Editor: Muhammad Nurdin

Views: 322

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *