
LIDAH DAN HATI: PENENTU BAIK-BURUKNYA SESEORANG
Dikisahkan tentang Luqman Al-Hakim. Suatu ketika, Luqman diminta oleh seseorang untuk menyembelih domba dan meminta kepada Luqman untuk memilih dua bagian dari tubuh domba tersebut yang paling baik. Luqman lalu memotong domba tersebut dan mengambil lidah dan hatinya.
Kemudian kembali Luqman diminta untuk memotong domba, dan meminta membuang dua bagian domba yang paling buruk, lalu Luqman mengambil lidah dan hati domba tersebut.
Menyaksikan kejadian itu, orang tersebut merasa heran, mengapa Luqman mengambil bagian yang sama pada permintaan yang berbeda?
Luqman hanya menjawab, “Tidak ada pada anggota tubuhnya yang paling baik dari keduanya jika keduanya baik, dan tidak ada yang lebih buruk dari keduanya jika keduanya buruk”.
Dari kisah tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa lisan dan hati mempunyai keterkaitan satu sama lain. Ada sebuah mutiara hikmah dari Ibnu Qayyim, “Lidah seseorang dapat menggambarkan bagaimanakah hatinya.”
Lidah merupakan karunia Allah yang besar. Namun pepatah mengatakan bahwa lidah itu ibarat senjata bermata dua. Apabila lidah kita disibukkan untuk selalu membaca Al-Quran, berdzikir atau mempergunakannya untuk kebaikan, maka akan membawa pemiliknya kepada pahala.
Tetapi sebaliknya apabila lidah acapkali digunakan untuk berghibah, berbohong atau berucap kejelekan maka akan membawa pemiliknya terjerumus dalam dosa.
Semua perkataan yang kita ucapkan bisa menggambarkan apa yang ada dalam hati kita. Lidah bisa menjadi penterjemah hati seseorang. Apabila perkataan yang baik yang terucap maka hatinya pun baik, jika perkataan buruk yang terucap maka begitu pula hati yang tergambarkan. Terjaganya lidah sangat berkaitan dengan kelurusan hati seseorang. Begitulah keterkaitan antara lidah dan hati.
Maka hendaklah seorang mukmin selalu menjaga lidahnya, apa yang diucapkan haruslah berdasarkan pertimbangan hati. Marilah jaga hati kita untuk menyelamatkan lidah kita dari keterjerumusan lisan.
Visits: 1764