Ilmu, Kekayaan yang Melindungi Kita

Rasulullah s.a.w tertegun, tak yakin dengan apa yang dilihatnya. Suatu wujud yang belum pernah beliau lihat seumur hidupnya, kini ada di hadapannya. Ia bersuara, berkata, “Iqro! Bacalah!” Sosok itu memerintahkan Rasulullah s.a.w untuk membaca. Tapi Rasulullah s.a.w tak tahu apa yang harus beliau baca dan bagaimana membacanya. Tapi lagi-lagi, sosok itu memerintah, “Iqro!” 

Dan Rasulullah s.a.w pun terpaksa membaca ayat-ayat yang terpampang di hadapannya:

“Bacalah dengan nama Tuhan engkau yang telah menciptakan, Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhan engkau adalah Maha Mulia, Yang mengajar dengan pena, Mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya.” (96:2-6)

Bukan tanpa alasan Allah Ta’ala menurunkan Surah Al-Alaq sebagai wahyu pertama untuk Rasulullah s.a.w. Beliau s.a.w memang tak pernah mengecap pendidikan formal, maka Allah Ta’ala sendiri yang mengajarkan ilmu kepada beliau s.a.w. Allah Ta’ala menunjukkan kepada umat-Nya akan betapa pentingnya ilmu dalam hidup manusia. Allah Ta’ala memerintahkan umat-Nya untuk senantiasa bersemangat dalam mengejar ilmu, karena ia merupakan harta yang sangat berharga.

Hadhrat Utsman bin ‘Affan ra. pernah bersabda, “Pengetahuan lebih baik daripada kekayaan, pengetahuan akan melindungimu, sedangkan kekayaan harus kamu lindungi.” Kalau boleh saya analogikan, pengetahuan ibarat rambu-rambu dalam perjalanan. Jika ada rambu yang memberitahu kita di depan sana ada jalan berliku, maka kita akan mengurangi kecepatan kendaraan yang kita kendarai. Kita akan lebih berhati-hati, dan ini bentuk perlindungan untuk kita. 

Dalam beberapa wawancara, Basuki Tjahaja Purnama atau kini akrab dipanggil Pak BTP, bercerita bahwa ketika ayahnya meninggal, beliau tidak meninggalkan warisan harta kepada anak istrinya. Yang diwariskan justru adalah hutang. Tetapi kemudian hutang itu mampu dilunasi anak-anaknya, karena anak-anaknya memiliki warisan yang lebih berharga daripada harta, yaitu pendidikan. Dengan pendidikan yang memadai, mereka tidak saja mampu mandiri secara finansial, bahkan membantu almarhum ayahnya melunasi tumpukan hutang yang ada. 

Di Amerika, ada begitu banyak kisah di mana para pemenang lotre menyatakan kebangkrutan, bahkan 3-5 tahun lebih cepat daripada rata-rata warga Amerika lainnya. Tanpa pendidikan soal mengelola keuangan, juga disiplin diri, terlalu mudah untuk jatuh ke dalam aliran nafsu duniawi yang mengalir deras bagai banjir bah yang tak terkendali. 

Itulah pentingnya ilmu dan pendidikan. Ia mampu melindungi kita, tidak saja dari keburukan yang membahayakan keselamatan kita, namun juga dari badai nafsu kita sendiri. Ilmu juga mampu menopang kita kembali berdiri lagi setelah dihantam badai ujian, bahkan berkali-kali. Tidak saja untuk diri sendiri, ilmu pun sangat diperlukan dalam melindungi orang lain dari pemahaman-pemahaman dan asumsi-asumsi yang tidak benar terhadap Islam dan Rasulullah s.a.w. 

Hadhrat Al-Masih Al-Mau’ud Mirza Ghulam Ahmad a.s bersabda: 

“Hendaknya sedikit-banyak ilmu serta pengetahuan yang kalian miliki, kalian pergunakan di jalan ini, dan selamatkanlah orang-orang dari bencana ini.” (Malfuzāt, jld I, hlm. 394-395). Ilmu yang kita miliki akan kebenaran dan kesempurnaan Islam dan Rasulullah s.a.w mampu menyelamatkan orang lain dari kesesatan dan ketidaktahuan. Segala fitnah dan asumsi keji terhadap Islam dan Rasulullah s.a.w sesungguhnya tidak merugikan baik Islam maupun Rasulullah s.a.w sedikitpun. 

Di “Singgasana Langit”, Islam dan Rasulullah s.a.w tetaplah sempurna dan agung. Yang kita selamatkan adalah justru orang-orang yang berpotensi tertipu oleh segala fitnah dan asumsi keji ini. Mereka akan kehilangan karunia untuk meraih keridhoan dan kedekatan sejati dengan Allah Ta’ala karena dikelilingi segala keburukan ini, dan bisa jadi memilih untuk kalah dan tak beriman. 

Itulah sebabnya, menjadi penting bagi kita untuk memiliki ilmu dan mendedikasikan ilmu kita tersebut untuk menyebarkan kebenaran dan keindahan Islam yang sesungguhnya, demi menyelamatkan orang lain dari kesesatan dan ketidaktahuan. Sehingga benarlah sabda Hadhrat Utsman bin ‘Affan ra., pengetahuan memiliki kekuatan untuk melindungi. Tidak saja melindungi kita, tetapi juga orang lain. 

Visits: 303

Lisa Aviatun Nahar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *