
Atasi Shopaholic Dengan Pola Hidup Sederhana
Dalam sebuah riwayat, dikisahkan bahwa Allah SWT pernah menawarkan kepada Rasulullah SAW untuk mengubah bukit-bukit di Mekah menjadi emas. Tetapi beliau SAW lebih memilih kehidupan sederhana. Hal itu tercermin dari jawaban Rasulullah atas butiran emas yang ditawarkan Sang Khalik kepadanya.
Sambil menadahkan tangan kepada-Nya seraya berkata, ” Ya Allah, aku lebih suka sehari kenyang dan lapar pada hari berikutnya agar aku dapat mengingat-Mu apabila sedang lapar, dan memuji-Mu serta mensyukuri nikmat-Mu apabila kenyang.”
Kesederhanaan Rasulullah SAW tergambar dalam hadits tersebut yang menceritakan betapa Rasulullah tidak mempunyai keinginan untuk menumpuk harta yang banyak, walaupun sebenarnya sangat mudah baginya untuk melakukan hal itu. Beliau tidak pernah silau dengan kenikmatan duniawi.
Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa tidak selamanya hidup dengan kemewahan dan gemilang harta menjadikan hidup kita tambah berkualitas dan bahagia. Bukankah kehidupan semacam itu malah menjadikan hidup terasa sunyi dan hampa? Menjadikan seseorang sombong dan cinta dunia? Yang jelas akan menjauhkan diri kita dari cinta dan kasih Allah.
Allah sangat membenci sesuatu yang berlebihan dan orang yang sombong. Hidup sederhana pasti akan lebih dicintai Allah. Dan hidup dengan sederhana akan lebih bisa membuat kita bahagia, damai, tentram dan hidup akan tetap menjadi indah.
Saat ini kita dihadapkan dengan kecanggihan smartphone yang sudah banyak memberikan kemudahan untuk mengatur hidup kita. Aplikasi-aplikasi belanja online menyuguhkan berbagai diskon menggiurkan dan gratis ongkir. Sampai aplikasi jasa pengantar makanan online yang tanpa kita pergi ke tempat jualannya pun kita bisa menikmatinya. Hal ini membuat kita tergiur untuk belanja meski barang tersebut sedang tidak kita butuhkan.
Budaya materialisme dan konsumerisme berkembang dan tren shopaholic pun merajalela. Apakah shopaholic itu? Shopaholic berasal dari kata shop yang artinya belanja dan aholic yang artinya suatu ketergantungan yang disadari ataupun tidak. Menurut Oxford Expans, shopaholic adalah seseorang yang tidak mampu menahan keinginannya untuk berbelanja sehingga menghabiskan begitu banyak waktu dan uang untuk berbelanja meskipun barang-barang yang dibelinya tidak selalu ia butuhkan(detik.com).
Kecanduan belanja atau shopaholic termasuk salah satu jenis gangguan kontrol impuls dalam membeli sesuatu. Kondisi ini diakui sebagai gangguan mental di awal abad ke-20. Hingga kini penderitanya semakin meningkat seiring dengan perkembangan belanja online.
Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai umat Muslim agar gaya hidup yang negatif ini tidak kita tiru dalam kehidupan kita saat ini? Maka jawabannya adalah tentu kita harus meniru gaya hidup panutan kita Rasulullah SAW. Gaya hidup yang seharusnya ada pada diri seorang muslim adalah gaya hidup yang sederhana atau minimalis seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Kita semestinya sadar bahwa setiap kesenangan dan kemewahan yang saat ini dirasakan akan dimintai pertanggung jawabannya. Sementara kita sering lupa dengan hal itu. Dijelaskan dalam Q.S At-Takatsur ayat 8, “…kemudian sungguh pada hari itu kamu akan ditanya tentang kenikmatan yang kamu peroleh hari ini (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).”
Confucius, seorang filsuf dan politikus yang lahir pada tanggal 28 September tahun 551 sebelum Masehi, pernah mengatakan, “Hidup itu sederhana, kita yang membuatnya sulit.” Confucius percaya bahwa hidup itu sangat sederhana dan hidup yang sederhana bisa menciptakan kegembiraan dan kebahagiaan.
Artinya, kita sebaiknya menjalani hidup kita sendiri dan tidak mencampuri urusan orang lain. Hidup sebagaimana mestinya dan tidak menginginkan atau menimbulkan hal-hal lain yang tidak kita butuhkan.
Menerapkan hidup sederhana akan mengajarkan seseorang untuk merasa cukup atas apa yang sudah kita miliki, sehingga rasa syukur pun tidak akan luput dari orang-orang yang hidup sederhana. Hidup sederhana dengan menerapkan hidup hemat membuat seseorang tidak berlebihan dan lebih mensyukuri nikmat yang kita miliki sekarang.
Visits: 289
Luar biasa bu yatim jazakumullah sdh.memberikan pencerahan semoga kita bisa mengamalkannya Aamiin