Niat Baik Membuka Pintu Kebaikan Lain

Niat seringkali dianggap sebagai suatu perkara yang kecil, banyak orang menyepelekan arti sebuah niat. Apakah  sesuatu yang kita lakukan harus diawali dengan niat? Seberapa penting esensi sebuah niat? Hazrat Al-Masih Al-Mau’ud Mirza Ghulam Ahmad a.s bersabda:

“Dalam niat terkandung rahasia diterima atau tidaknya amalan seseorang. Dalam hal-hal rohani sangat erat kaitannya dengan niat. Jadi, jika manusia mempunyai iradah yang kuat untuk melakukan kebaikan, tetapi ia tidak mampu berbuat kebaikan itu, maka tetap saja ia akan memperoleh ganjarannya. Dan seseorang yang berniat baik, maka Allah Ta’ala juga akan memberi karunia kepadanya. Dan diperolehnya karunia itupun bertumpu pada Fadhl (karunia) dari Allah Ta’ala juga.” (Malfuzhat, Add. Nasir Isyaat, London, 1984, Jilid 6 halaman 93-94/MI 11.03.2001)

Niat baik adalah modal dalam mewujudkan kebaikan. Allah telah menilai niat baik itu sebagai satu kebaikan. Sebagaimana tercermin dalam sebuah kisah di zaman Rasulullah SAW berikut ini. 

Tersebutlah seseorang yang mempunyai niat baik untuk bersedekah. Di malam pertama ia berniat bersedekah dengan laki-laki yang pertama ia temui, lalu ia bertemu dengan seorang laki-laki yang sedang terburu-buru, ia pun berkata:  “Wahai fulan terimalah sekantong koin emas ini!” Tanpa berkata apapun, laki-laki itu mengambil kantong berisi koin emas tersebut. Esoknya terdengar kabar bahwa tadi malam ada seorang pencuri yang mendapat sekantong koin emas dari seseorang. Mendengar hal tersebut laki-laki itu menyesal telah bersedekah dengan seorang pencuri. 

Lalu, esok malamnya ia kembali berniat untuk bersedekah dengan memberikan sekantung koin emas kepada seorang perempuan. Esoknya terdengar kabar bahwa seorang pezina telah mendapatkan sekantong koin emas. Laki-laki itu pun kembali menyesal, mengapa niat baiknya selalu salah sasaran. 

Sampai pada malam ketiga, ia tetap berniat untuk bersedekah. Saat malam datang, ia bertemu dengan laki-laki gagah lalu kembali memberikan sekantong koin emas. Esok harinya kembali terdengar kabar bahwa ada lelaki kaya raya nan pelit menerima sekantong koin emas. Bertambah menyesallah hati laki-laki ini. 

Lantas  Ia menemui Rasulullah SAW dan menceritakan kejadian yang menimpanya. Rasulullah SAW berkata pada laki-laki itu bahwa semua niat baik yang dilakukannya tidak salah. Justru dengan niat baiknya memberikan sedekah, ia menyelamatkan 3 kehidupan seseorang. Si pencuri mengurungkan niatnya mencuri malam itu karena koin emas yang tiba-tiba ia dapatkan. Si pezina tidak lagi melakukan dosa karena telah menerima hadiah sekantong koin emas. Yang terakhir lelaki kaya nan pelit kini menjadi dermawan karena ia telah menerima sekantung koin emas.

Dari kisah tadi kita bisa mengambil hikmah bahwa niat baik akan membuka pintu kebaikan lain, baik untuk diri kita maupun untuk orang lain. Jika manusia tidak dapat berbuat kebaikan, paling tidak dia hendaknya mempunyai niat baik. Tetaplah berniat baik sebagaimana yang disampaikan Imam Malik: “Niatkan baik, karena Anda akan selalu dalam keadaan baik selama Anda berniat baik.”

Allah SWT adalah Yang Maha Mendengar, sehingga Allah SWT telah mengetahui apa-apa yang jauh tersembunyi di dalam hati dan pikiran hamba-Nya. Niat baik akan selalu bertemu dengan jalan yang terbaik pula, bagaimanapun caranya.

Visits: 630

Meilita Hikmawati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *