Jangan Terlena dengan Hal yang Fana

Berita mengenai seorang pemuda yang melakukan penipuan berkedok investasi masih terus menghiasi media massa. Harta kekayaannya yang mencapai puluhan miliar yang didapatkan dengan cara yang tidak halal akhirnya berakhir disita oleh negara. Julukan Crazy Rich yang sebelumnya ia banggakan kini hanya menjadi bahan tertawaan. Rumah megah, mobil mewah dan segala yang ia dapatkan akhirnya tidak dapat dinikmati.

Bagaikan dua sisi mata uang. Ada dua efek juga yang bisa ditimbulkan dari uang. Uang bisa membawa keberkahan namun bisa pula menjerumuskan.

Tentunya kita tidak mau diperbudak oleh uang. Kita pun tidak mau keluarga dan keturunan kita hanya mengejar kepentingan duniawi. Yang terpenting adalah bagaimana mendidik anak kita sejak dini agar tidak terobsesi dengan uang dan kekayaan. 

Dalam hidup ini kita memang berkewajiban mencari nafkah. Allah memberi perintah setiap manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya. Rasulullah Saw pun berniaga.

Tertera dalam QS al-Mulk :15, “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya (bekerja keras) dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”

Kita bisa mengajarkan anak-anak kita untuk belajar memanfaatkan uang dengan baik sejak kecil. Saat memberinya uang katakan bahwa uang itu datang dari Allah. Orangtuanya bekerja keras dan berdoa lalu Allah membukakan pintu rezeki-Nya. Namun uang itu bukan sepenuhnya miliknya. Ada hak Allah dan hak orang lain di dalamnya. Si anak harus pintar menabung dan menyisihkan uang untuk bersedekah.

Lalu ajak anak untuk memberikan uang secara langsung pada pengemis melalui tangannya sendiri. Ajak juga anak terlibat memberikan sebagian uang dari tabungannya untuk menyumbang panti asuhan atau bakti sosial misalnya.

Ada sebuah lingkaran indah dalam agama Islam terkait uang. Kita berikhtiar dan berdoa agar Allah memberikan banyak rezeki. Lalu Allah akan memberikan rezeki berlimpah pada umat yang diridhai-Nya. Saat kita dengan ikhlas mengeluarkan harta untuk berbelanja di jalan Allah maka Allah akan memberi rezeki yang berlipat ganda. Lalu kita pun berbelanja lebih banyak lagi di jalan Allah. Demikian seterusnya.

Kunci selanjutnya agar uang tidak mencelakakan kita adalah dengan selalu bersyukur. Berapapun uang yang diterima ajarkan anak untuk mensyukuri rezeki yang datang. Sesungguhnya Allah menurunkan rezekinya dengan adil. Yang kita dapatkan adalah yang terbaik di mata Allah.

Uang adalah berkah sekaligus ujian. Rezeki tiap manusia adalah rahasia Allah. Setiap umat dituntut kesabarannya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Manusia yang pandai akan selalu mensyukuri segala nikmat yang didapatkannya. Ia tahu rezeki bukan hanya berbentuk uang. Saat ia merasa kekurangan ia akan terus bekerja keras dan bersabar.

Manusia yang bodoh tidak akan sanggup dalam ujian kesabaran ini. Saat merasa kekurangan ia akan mencari jalan pintas. Mencari uang dengan cara menipu, mencuri, korupsi bahkan melakukan pesugihan. Juga mempercayai orang-orang yang mengatakan bisa melakukan penggandaan uang. Ia tenggelam dalam kebodohannya.

Manusia seperti ini tidak tahu apa tujuannya dalam hidup ini. Ia hanya menginginkan harta kekayaan dan terobsesi memiliki barang-barang yang akan membuatnya merasa dihormati dan mendapatkan banyak pujian. Ia selalu iri dan ingin memiliki benda yang sama dengan yang dimiliki orang lain.

Sahabat Rasulullah Saw telah memperingatkan masalah ini, bahwa, “Tidak ada manfaat dari uang jika tidak dibelanjakan di jalan Allah. Tidak ada kebaikan dalam diri seseorang jika kebodohannya mengalahkan kesabarannya.” (Hadhrat Abu Bakar Ash-Shiddiq ra)

Kekayaan yang sesungguhnya adalah rasa cukup. Semoga kita semua dapat menanamkan pemahaman pada anak kita bahwa uang bukanlah tujuan utama dalam hidup ini. Jangan mati-matian mengejar sesuatu yang tidak akan dibawa mati. Allah akan mencukupi semua kebutuhan umat-Nya. Yang terpenting adalah mengumpulkan bekal untuk di akhirat nanti. 

 

 

Visits: 310

Maya Savira

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *