Ucapan Merupakan Cerminan Hati

Lidah memang tidak bertulang. Namun, lidah dapat menjadi pedang paling tajam di dunia ini. Betapa bahayanya jika kita tidak dapat menjaganya dengan baik. Hati bisa terluka akibat sebuah ucapan yang menyinggung perasaan. Hal ini terkadang tidak disadari oleh orang yang mengucapkannya. Pangkal dari sebuah perkara yang timbul bisa disebabkan karena kesalahan dalam berucap. 

Pada faktanya ada banyak sekali pertikaian dan perselisihan yang timbul akibat tidak bisa menjaga lisan satu sama lain. Tentunya hal ini dapat dihindari jika kesadaran antara kita semakin tinggi dalam menjaga ucapan kepada orang lain. Terlebih lagi sifat dan karakter masing-masing orang berbeda. Jangan sampai kita di cap sebagai seseorang yang berlidah tajam dan berbisa.

Allah  telah memperingatkan manusia mengenai pentingnya menjaga lisan. Sebab, akan selalu ada malaikat yang tak akan luput mencatat setiap ucapan manusia, baik ataupun buruk.

Hal tersebut Allah Ta’ala firmankan dalam surah Qaaf ayat 19, “Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun, melainkan di sisinya ada malaikat pengawas yang siap mencatatnya.” Tafsir ayat ini: “Tiap perbuatan dan perkataan  yang diucapakan meninggalkan bekasnya di udara dan dengan demikian tetap tersimpan.”

Dalam keseharian sering kita saksikan, misalnya di jalan raya,  kata-kata kotor berhamburan saat terjadi cekcok antar pengemudi kendaraan hanya gara-gara kendaraan bersenggolan sedikit. Dari cekcok dan kata-kata kotor tersebut terkadang berlanjut ke perkelahian yang sia-sia dan tidak perlu. Beruntung jika kemudian ada yang melerai,  sebagian yang lain malah hanya melihat dan menonton, tak peduli, malah seperti menikmati pertikaian.

Untuk itulah, sudah sepatutnya kita selalu menjaga perkataan yang akan keluar dari mulut kita. Memang menjaga lisan itu tidaklah mudah. Tapi sebisa mungkin hindari perkataan yang pedas dan sekiranya menyentil hati orang lain. 

Apabila  tidak sengaja, segeralah minta maaf. Bukan tanpa alasan, hati yang sudah terluka karena ucapan itu lebih susah terobati dibandingkan dengan terkena irisan pisau. Bahkan tak jarang orang susah memaafkan dan membawa rasa sakit itu hingga akhir hayatnya.

Sebagai umat muslim yang baik kita dituntut untuk dapat menjaga lisan. Hal itu juga merupakan upaya untuk meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Kita juga dianjurkan untuk berbicara sesuai dengan apa yang diketahui dan makna kebaikan yang terkandung di dalamnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda:

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka katakanlah perkataan yang baik atau jika tidak maka diamlah.”(Muttafaqun ‘alaihi).

Mukmin sejati selalu menjaga lisan. Lisannya selalu digunakan untuk kebaikan. Karena, kata-kata sesungguhnya adalah cerminan dari hati. Hati yang baik akan mengeluarkan kata-kata yang baik.

Sementara, hati yang buruk akan mengeluarkan kata-kata yang buruk juga. Mukmin sejati hatinya jernih, bersih, dan penuh dengan cahaya petunjuk dari Allah SWT. Maka, yang keluar dari lisan pun kata-kata yang jernih, bersih, dan selaras dengan petunjuk Ilahi.

Sebagaimana sahabat Rasulullah SAW katakan: “Ketika lidah seseorang menjadi tenang dan ramah, maka hatinya menjadi saleh dan bersih.” (Hadhrat Utsman bin ‘Affan ra.)

Semoga kita dapat menyelaraskan setiap ucapan dengan perbuatan. Mampu menjaga lisan demi keselamatan  umat manusia.

 

 

Visits: 1294

Yati Nurhayati

1 thought on “Ucapan Merupakan Cerminan Hati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *