
Sikap Kasih Sayang Sebagai Perwujudan Sifat Allah Ta’ala
Sejatinya, manusia diciptakan dengan bermacam-macam pembawaan alaminya. Dengan segala batas pengetahuan dan kemampuannya, mereka menetapkan berbagai tujuan bagi hidupnya.
Sebagian dari mereka ada yang menetapkan perjalanan pada tujuan dan cita-cita duniawi belaka, lalu berhenti. Akan tetapi dari sebagian lain dari mereka ada pula yang menetapkan tujuan yang sebenarnya yaitu menyembah Allah Swt. dan meraih makrifat-Nya.
Namun apapun keadaan dan tujuan manusia, Allah adalah Dzat yang senantiasa mengasihi dengan sifat-Nya yang ar-Rahman. Sebab, Allah Swt. mengasihi makhluk tanpa pilih kasih.
Ar-Rahman merupakan salah satu sifat Allah Swt. yang amat mulia. Sebab itulah kita sebagai umat Islam harus senantiasa meneladani serta mengindahkan sifat tersebut.
Dalam aspek kehidupan, teramat sangat diperlukan mengaplikasikan sifat-sifat Allah Swt. dalam diri. Supaya, kita dapat berlaku penuh kasih sayang serta mampu memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap sesama seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Nabi Muhammad saw. dikenal sebagai sosok yang penyayang, lemah lembut dan penuh kasih dan sayang. Baik kepada keluarga, saudara, para sahabat dan kepada semua orang di sekitarnya. Rasulullah saw. memaksimalkan perannya dengan senantiasa melimpahkan kasih sayangnya. Dalam hal ini, Rasulullah saw. senang mencium keluarganya sebagai bentuk kasih sayang darinya.
Suatu ketika, Al Iqra bin Habis at-Tamimi melihat Nabi Muhammad saw. mencium Hasan. Dia heran dan berkata, “Aku mempunyai sepuluh orang anak. Tidak seorangpun aku cium.” Nabi saw. pun mengalihkan pandangan kepadanya dan bersabda, “Allah tidak menyayangi orang yang tidak menyayangi manusia.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, At-Tirmidzi)
Dalam hadits lainnya, Rasulullah saw. juga menegaskan bahwa, “Siapa yang tidak menyayangi, tidak akan diberi kasih sayang.” Berdasarkan hadits-hadits tersebut, betapa pentingnya kita sebagai umatnya untuk dapat meneladani dan meniru yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. serta dapat menyerap sifat-sifat Allah Swt. ke dalam diri kita.
Hadhrat Muslih Mau’ud Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud r.a. bersabda, “Manusia tidak diciptakan melainkan untuk satu tujuan menjadi seorang peniru, cerminan Tuhan. Untuk menggenapi tujuan ini manusia perlu menyerap sifat-sifat Tuhan.”
Dengan menghayati sifat-sifat Allah Swt., kita akan lebih merasakan kedekatan serta kehadiran-Nya dalam setiap langkah hidup kita dan kita akan merasakan ketentraman dan kebahagiaan yang tidak kita temukan dalam hal-hal duniawi semata.
Allah Swt. mendidik manusia untuk mengenal dan menghayati sifat-sifat-Nya sehingga manusia dapat menjalankan dan mencapai tujuan dari penciptaannya. Dan salah satu dari sifat-sifat-Nya adalah Maha Pengasih dan Penyayang. Penerapan sifat kasih sayang ini telah dicontohkan Hadhrat Rasulullah saw. untuk menjadi teladan kita.
Semoga kita termasuk ke dalam golongan manusia yang dapat mewarisi dari segala sifat-sifat-Nya.
Views: 173