Bahaya Bersikap Riya atau Sombong

Pada zaman Rasulullah saw., ada seseorang bernama Abdullah bin Ubay bin Salul. Dia adalah pemimpin kaum munafik di Madinah. Dia sering berpura-pura menjadi seorang Muslim untuk mendapatkan keuntungan dari komunitas Muslim, tetapi sebenarnya memusuhi Islam dan Rasulullah saw.

Sifat riya dan membanggakan diri terlihat jelas dalam tindakannya. Seperti, Abdullah bin Ubay bin Salul sering kali mengikuti shalat berjamaah hanya untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa dia adalah seorang Muslim yang taat, padahal di hatinya dia penuh dengan kebencian terhadap Islam.

Abdullah bin Ubay juga sering menghasut kaum Muslimin dan mencoba memecah belah mereka. Contohnya adalah ketika dia menebarkan fitnah dan memprovokasi kaum Muslimin agar saling berperang. Ketika kaum Muslimin bersiap untuk berperang dalam Perang Uhud, Abdullah bin Ubay menarik kembali pasukannya sebagai bentuk pengkhianatan.

Selain itu, Abdullah bin Ubay bin Salul dan pengikutnya membangun sebuah masjid yang dikenal sebagai Masjid Dhirar dengan niat untuk memecah belah kaum Muslimin dan menjadi tempat berkumpulnya kaum munafik. Mereka berpura-pura membangun masjid untuk beribadah, tetapi tujuannya sebenarnya adalah untuk menyaingi dan melemahkan persatuan kaum Muslimin.

Sikap yang ditunjukan Abdullah bin Ubay bin Salul merupakan salah satu contoh sikap riya dan membanggakan diri. Sikap tersebut sangat dicela yang harus dihindari oleh setiap muslim karena bertentangan dengan ajaran Islam.

Sebagaimana yang tersirat dalam nasihat indah berikut ini,
“Jika di dalam dirimu terselip sedikit saja keangkuhan, ria, meninggikan diri ataupun kemalasan, maka kamu dianggap sebagai seorang yang tidak layak diterima Tuhan.” [Hadhrat Masih Mau’ud a.s.]

Sikap seperti keangkuhan, ria (riya’), meninggikan diri, dan kemalasan dianggap sebagai sikap yang merusak hubungan dengan Tuhan. Sikap ini menunjukkan bahwa diri lebih baik dari orang lain yang jika tidak segera dihilangkan, bisa mengakumulasi menjadi kesombongan yang menyamai dirinya seperti Tuhan.

Manusia sesungguhnya makhluk yang lemah. Dia tak punya daya dan upaya apapun yang akan berhasil tanpa karunia Allah Ta’ala. Kesadaran itulah yang hendaknya senantiasa ditanamkan Islam di dalam diri manusia agar dirinya terlatih melakukan amal ibadah apapun demi keridhoan Allah Ta’ala semata.

Dengan menanamkan kesadaran itulah, Islam mengajarkan dan menekankan pentingnya keikhlasan dan ketulusan dalam setiap amal ibadah. Amal yang dilakukan dengan niat yang salah tidak akan diterima oleh Allah Swt., meskipun secara lahiriah tampak baik dan mulia.

Visits: 110

Liana S. Syam

1 thought on “Bahaya Bersikap Riya atau Sombong

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *