CORONA DATANG, EMAK MENJERIT

15 Maret 2020 silam, Pemerintah mulai memberlakukan “social distancing”. Sekolah-sekolah diliburkan. Diganti dengan Pengajaran Jarak Jarak. Kedengarannya asyik, terutama untuk anak-anak. Sebab, para emak enggak perlu repot-repot berpacu dengan sang mentari untuk menyiapkan anak-anak sekolah.

Rupanya, ekspektasi tak sesuai kenyataan. Emak-emak yang dulu jobdes hanya membereskan pekerjaan rumah, kini dapat pekerjaan ekstra. Ya, menemani anak-anak belajar di rumah.

HP emak mulai digeruduk berbagai jenis whatsapp group (WAG). Gelombang tsunami tugas demi tugas tiap hari menjadi pemandangan yang membuat emak mulai berpikir ulang soal asyiknya pengajaran jarak jauh ini.

Kini, HP emak tak kalah berisiknya dari ayam betina yang lagi bertelur. Begitu pula emak tak kalah rempongnya.

Satu siklus yang emak perlu kuasai setelah siklus uang belanja ke pasar adalah siklus tugas anak-anak. Dimulai dari guru share tugas ke salah satu WAG. Kemudian emak mulai mencernanya. Mentransfer perintah via daring tersebut ke anak. Lalu anak mengerjakannya. Lalu share lagi tugas yang sudah dikerjakan ke guru.

Disinilah terjadi banyak drama. Mulai dari anak yang jenuh. Kelaparan. Hingga godaan untuk bermain game online yang terlalu menggiurkan melebihi cilor Mang Agus.

Kesabaran emak benar-benar diuji. Ada emak-emak yang mengawal anak-anaknya sambil berteriak, karena tidak terbiasa menemani anak belajar. Ada juga yang biasa saja. Disinilah skill mendidik emak-emak diuji.

Itulah mengapa, di media sosial beredar “meme” yang menggambarkan anak-anak yang mulai tak tahan belajar dengan emaknya. Karena lebih galak dari guru di sekolah. Hingga mereka menunjukkan kerinduan untuk sekolah seperti biasa.

Masalah tak berhenti sampai disitu. Yang satu ini juga tak kalah membuat emak pusing tujuh keliling. Yaitu, masalah kuota internet.

Tak hanya belanja harian yang naik. Kuota internet pun jadi naik. Biasanya paket sebulan peruntukkannya untuk sebulan. Kini di pertengahan bulan sudah habis.

Anak-anak pun kini mulai akrab dengan HP. Mau tidak mau, mereka harus pegang. Karena tugas sekolah datang setiap saat.

Dari pagi hingga sore HP emak tak kenal istirahat. Emak pun mulai menjerit. Saat tiba-tibanya HPnya ngadat.

Dengan banyaknya waktu di rumah, otomatis emak-emak harus selalu menyiapkan amunisi untuk mengenyangkan perut keluarganya. Disinilah kretivitas emak-emak diuji.

Setiap hari harus mengolah makanan tambahan untuk penghuni rumah, agar tak bosan di rumah katanya. Tentu hal ini membuat bengkak pengeluaran untuk dapur.

Mulailah uang belanja yang tadinya untuk 1 bulan, dalam waktu 14 hari saja sudah menipis. Belum lagi pemasukan yang mulai terkikis covid-19. Emak-emak pun makin menjerit.

Wahai corona! Tak bisakah kau cepat pergi dari muka bumi ini! Kisahan para emak yang terus-terusan menjerit. Emak kini jadi tumpuan utama. Beban tugasnya kini makin berat.

Tapi emak harus siap menghadapi ini semua. Karena kemenangan suatu bangsa melawan wabah tergantung kesiapan emak-emaknya.

 

Visits: 17

1 thought on “CORONA DATANG, EMAK MENJERIT

  1. Tulisan yg menggelitik … terlihat seru… walau kepala spt mau pecah rasanya… tp selalu terbersit kebahagiaan bersama dlm mengabdi utk keluarga tercinta Mubarak bu Mely Masha Allah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *