Hidup Seimbang dan Tidak Berlebih-Lebihan

Allah Ta’ala melarang manusia bersikap berlebih-lebihan, baik dalam hal ibadah maupun dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Berlebih-lebihan merupakan sikap tercela yang akan mendatangkan kemudaratan bagi seseorang yang melakukannya dan akan memberikan kesan buruk di mata orang lain. 

Ada tiga hal yang Allah Ta’ala benci. Pertama, banyak bicara. Di antara adab berbicara yang dituntunkan Rasulullah S.A.W. adalah berbicara seperlunya, tidak berlebihan. Kita diperintahkan untuk berbicara hanya yang baik. Beliau melarang kita banyak bicara dengan pembicaraan yang tidak terkait dengan dzikir kepada Allah. Kemampuan seseorang menjaga lisan untuk mengucapkan hanya yang baik dan benar merupakan prestasi luar biasa yang menjamin keseluruhan anggota tubuh dalam keadaan baik.

Kedua, yaitu menghambur-hamburkan harta, pandailah dalam membelanjakan harta dan janganlah menghambur-hamburkan harta untuk hal yang tidak bermanfaat. Gunakan seperlunya hanya untuk sebuah kebutuhan dan gunakanlah hartamu untuk hal yang bermanfaat di jalan Allah S.W.T.

Sesuai firman Allah S.W.T dalam Al-Quran  Surah Al-Isra Ayat 26-27 yang artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhan-Nya.” 

Ada sebuah riwayat tentang sebuah sikap kedermawanan sahabat Rasulullah S.A.W. Salah satu sahabat Rasulullah S.A.W. adalah Sa’ad bin Ubadah r.a., seorang pemimpin Bani Khazraj dari Madinah. Dia dikenal sebagai seorang yang sangat kaya raya dan juga dermawan. Dia tak pernah pelit atau bahkan merasa takut hartanya habis untuk umat muslimin. Bukan hanya Sa’ad, sang anak yang bernama Qais bin Saad bin Ubadah juga dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan. 

Keduanya selalu berbagi dengan umat muslim setiap hari dan setiap saat. Seolah tak pernah berhenti keduanya membagikan hartanya. Keduanya juga selalu berada di sisi Rasulullah S.A.W. untuk melakukan semua yang diperintahkan Allah S.W.T.

Hingga suatu ketika, Hz. Abu Bakar r.a. dan Hz.  Umar r.a. prihatin dan merasa takut jika harta ayahnya habis jika Qais selalu membagikan harta orang tuanya secara terus menerus. Mereka menilai harta yang disedekahkan itu telah berlebihan dan membahayakan keluarga tersebut. 

Mendengar Hz. Abu Bakar r.a. dan Hz. Umar r.a. berkata demikian di hadapan Rasulullah S.A.W., Saad bin Ubadah r.a. marah dan berkata, “Aduhai siapa yang akan menolongku. Hz. Abu Bakar dan Hz. Umar telah mengajarkan kebakhilan kepada anakku.”

Hal ketiga yang dibenci Allah Ta’ala adalah banyak bertanya. Dalam Islam, dalam menanyakan sesuatu hal tidaklah dilarang selama masih dalam batas kewajaran dan hal-hal yang ditanyakan tidak keluar dari pembahasan. Sebaiknya pertanyaan yang diajukan memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain misalnya dalam hal amalan sebuah ibadah atau keilmuan juga sangat dianjurkan. Janganlah bertanya dengan mempunyai niat menjatuhkan dan memojokkan seseorang, itu sangat dilarang.

Ketiga amalan yang dibenci Allah Ta’ala tercantum juga dalam sebuah hadist yang berbunyi, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai banyak bicara, menghamburkan-hamburkan harta  dan terlalu banyak bertanya.” ( HR. Bukhari )

Betapa banyak manusia yang hanyut melibatkan diri dalam urusan yang tidak berfaedah  seperti sikap berlebihan. Rasulullah S.A.W. mengajarkan hidup tidak berlebihan karena sikap tersebut tidaklah baik. Dan janganlah sikap berlebihan terutama pada dalam beribadah dan agama mendorong seseorang dalam lembah kehancuran.

Sesuai dengan Al-Quran Surah Al – Maidah  ayat 77 yang artinya: “Katakanlah Muhammad SAW, “Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara yang tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti keinginan orang-orang yang telah tersesat dahulu dan telah menyesatkan banyak manusia, dan mereka sendiri tersesat dari jalan yang lurus.”

Semoga hidup kita senantiasa ada dalam sebuah Keberkahan dan Ridho Allah Ta’ala dengan menjauhkan diri dari sikap berlebihan, Amin Yra.

Visits: 194

Euis Mujiarsih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *