INI DIA BAHAYA GEMAR MENGULIK KESALAHAN ORANG LAIN


Pernah nonton film “Tilik”? Yang pernah pasti tahu ya jalan ceritanya. Tilik berkisah tentang serombongan ibu-ibu yang pergi menggunakan truk untuk menjenguk Bu Lurah yang sedang dirawat di rumah sakit.

Sepanjang perjalanan di atas truk terjadi obrolan yang diawali oleh seorang ibu bernama bu Tejo, yang mulai mengulik-ngulik kesalahan-kesalahan si fulanah tetangganya. Singkat cerita terjadi perdebatan yang bisa dibilang tidak berfaedah dan ujung-ujungnya adu mulut yang tidak berkesudahan.

Film ini sebenarnya menggambarkan realita kehidupan masyarakat yang seringkali menjadikan hal-hal kecil sebagai bahan pembicaraan meskipun itu tidak mendatangkan manfaat apapun. Hal ini terjadi didunia nyata bahkan juga sampai di media sosial.

Tanpa di sadari kita lebih senang mengulik kesalahan dan kelemahan orang lain daripada memandang dulu kelemahan pada diri sendiri. Seringkali waktu kita habiskan memikirkan kehidupan orang lain sehingga lupa menata kehidupan sendiri.

Kesalahan orang lain di pandang sebagai bahan yang empuk untuk dijadikan obyek pembicaraan. Jikapun itu benar sudah pasti menjurus kepada ghibah dan jika itu tidak benar dipastikan hal itu menjadi fitnah.

Jangan buru-buru menghakimi orang lain, tapi periksa dulu hati kita. Sebab, bisa jadi hati kitalah yg terlanjur kotor, sehingga apapun yang dilakukan oleh orang lain akan selalu nampak salah di mata kita.

Ada sebuah nasehat dari Hadhrat Usman bin Affan ra bisa kita jadikan pelajaran,

“Di antara pendosa, yang paling buruk adalah dia yang meluangkan waktunya untuk membahas kesalahan orang lain.”

Kita semua pasti sudah mengetahui bagaimana bahayanya berghibah atau mencari-cari kesalahan saudara kita terlebih sebagai sesama muslim. Telah demikian jelas dan gamblang dari Al-Qur’an maupun Hadist yang menerangkan mengenai ini.

Seperti yang tercantum dalam salah satu hadist Nabi SAW bersabda, “Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari, No. 6064 dan Muslim, No. 2563)

Daripada kita habiskan waktu dan pikiran hanya membahas kesalahan atau kelemahan saudara kita akan lebih baik kita mendoakannya karena kita tidak pernah tahu mungkin saja ia yang kita bicarakan kelemahannya dia sedang berjuang dan berusaha memperbaiki kesalahan-kesalahannya.

Berusahalah memanfaatkan waktu kita untuk kebaikan, bukan untuk keburukan. Karena jika kita menyibukkan diri dalam hal kebaikan, tentu kita akan terhindar dari hal yang sia-sia.

Segala kebaikan dan keburukan kita sudah ada yang mencatatnya. Tidak satupun manusia menanggung dosa orang lain, hanya dirinya sendirilah yang akan menanggungnya. Siapa yang berbuat maka dialah yang akan bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya.

Jadi kita tidak perlu bersusah payah menjadi hakim bagi yang lain.

Visits: 676

Rauhun Thayibah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *