INIKAH CARA TUHAN MEMAKSA MANUSIA PULIHKAN BUMI

Mayoritas orang saat ini fokus membicarakan wabah covid-19 yang sedang melanda. Pembicaraan di semua lini media pun tertuju pada sebab dan akibat virus ini. Dari pembicaraan yang sifatnya serius sampai menjadi bahan guyonan.

Namun di balik ini ada yang sedang bahagia menikmati masa-masa karantina manusia akibat wabah covid-19 ini. Siapakah dia?

Ya dia adalah bumi kita, tempat kita berpijak sekaligus bernafas.

Bila diibaratkan manusia dia adalah seorang yang sedang mendapatkan keberuntungan di balik derita orang lain. Hmmm… ada ga ya orang kaya gitu, hehe… abaikan jangan cari jawabannya.

Sudah umum dalam pengetahuan kita bahwa bumi sudah mengalami kerusakan parah. Lapisan tubuhnya terkoyak akibat ulah penghuninya yang serakah dan hanya memikirkan kesenangannya.

Dia bagaikan seorang yang terkena penyakit diabetes yang berharap lukanya bisa pulih kembali seperti sedia kala. Namun siapakah yang akan membantu menyembuhkan lukanya itu bila para penghuninya tak banyak yang perduli akan deritanya?

Pada akhirnya, Sang Dokter yang menyandang gelar Asy-Syafi lah yang akan menempuh jalan penyembuhan. Sang Pencipta dengan caranya yang unik memaksa para penghuni bumi membantu proses ini. Meskipun, proses itu sungguh menyakitkan bagi setiap makhluk. Teruma bagi mereka yang membuat bumi terluka.

Dalam sejarah bumi, sudah berapa kali kah Dia melakukan proses ini? Dengan mendatangkan berbagai jenis wabah untuk menyadarkan para penghuninya.

Dan covid-19 ini telah sedikit mengobati luka bumi dengan diberlakukan lockdown di berbagai belahan bumi, bukan hanya 14 hari namun ada yang sampai satu bulan. Inilah kebahagiaan bumi yang saya maksud.

Adanya lockdown secara otomatis menghentikan dijalankan kendaraan sebagai penyumbang polusi udara yang sangat parah diseluruh belahan bumi, yang menjadi salah satu penyebab luka sobekan di tubuh bumi.

Sobekan pada lapisan ozon yang mengakibatkan pemanasan global yang cukup parah sehingga menyebabkan gletser di kutub mencair yang dampaknya dirasakan kembali oleh manusia, terjadi abrasi air laut.

Daratan yang sudah termakan air laut nampak dirasakan oleh orang-orang dipesisir pantai. Bulan ini kita datang ke pantai masih bisa kita duduk dibatu di tepi pantai namun satu bulan kemudian datang kembali ke pantai yang sama, batu yang pernah kita pijak sudah dimakan air laut. Itulah dampak dari luka yang menganga di lapisan bumi.

Kini Sang Pencipta memaksa manusia untuk berhenti menjadi penyebab luka di tubuh bumi. Semua dilakukan agar manusia sadar betapa mahal harga yang harus dibayar ketika keseimbangan  alam terenggut hanya untuk mengambil sedikit keuntungan.

Biarkan bumi menikmati hari-hari bahagianya tanpa polusi udara. Biarkan bumi bahagia sebentar meski dibalik derita para penghuninya. Inilah cara Tuhan memaksa manusia untuk perduli dengan tanah tempat berpijaknya.

Tuhan melakukannya semata-mata untuk menyiapkan bumi yang layak dihuni oleh generasi masa yang akan datang.

#RauhunThayibah

Visits: 27

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *