JANGAN MEMANDANG REMEH SIAPA PUN
Dalam kehidupan, sering terjadi perbedaan hingga akhirnya menimbulkan konflik yang disebabkan oleh perbedaan pemahaman. Mungkin kita pernah berbeda pendapat hingga akhirnya tak sengaja saling menghina atau meremehkan satu dengan lainnya baik atas dasar suku, ras ataupun golongan.
Meremehkan merupakan sikap memandang sepele atau tidak penting atau memberikan penilaian di bawah nilai obyektif yang seharusnya diberikan, baik dengan perkataan, sikap maupun perbuatan yang ditujukan kepada orang lain.
Meremehkan orang lain adalah suatu yang tidak baik karena bisa jadi yang diremehkan lebih mulia di sisi Allah.
Dalam kehidupan Rasulullah SAW pun ada sebagian orang yang suka mengejek dan merendahkan orang lain.
Kelompok Bani Tamîm misalnya pernah mengejek Bilâl, Suhaib dan Ammar karena mereka orang-orang tidak punya.
Seperti Hadhrat Bilal bin Rabah ra., sejak kecil pun hingga ia dewasa dan memeluk islam, ia selalu dihina oleh orang-orang kafir terlebih yang membencinya karena memeluk agama Islam, tentang keburukan pada fisiknya dimana sebagian besar orang Arab pada masa itu berkulit putih. Ia selalu dimaki dan dihina, tetapi Rasulullah tidak pernah memandang seseorang dari fisiknya.
Namun, Allah Ta’ala memberikan kelebihan kepada Hadhrat Bilal bin Rabah. Kelebihan yang dimilikinya yaitu suara yang sangat merdu, indah, dan lantang. Sehingga Rasulullah meminta beliau untuk mengumandangkan adzan pertama kalinya dalam Islam dan di setiap harinya. Karena suaranya yang merdu selalu dikagumi oleh sahabat Rasulullah dan umat Islam di masa itu hingga umat Islam lain belajar untuk dapat mengumandangkan adzan sebaik Bilal.
Selain itu Bilal diberikan kehormatan oleh Rasulullah saw dari status budak belian menjadi orang-orang terdepan dalam menegakan syariat Islam.
“Segala sesuatu ada kelebihannya. Maka janganlah suka meremehkan dan merendahkan.”
(Hadhrat Abu Bakar Ash-Shiddiq ra)
Jangan pernah meremehkan dan merendahkan orang lain, sebab kita tidak pernah mengetahui sisi terdalam dari kehidupan seseorang. Bisa jadi orang yang dianggap rendah/hina adalah insan terhebat dihadapan Sang Pencipta.
Penulis: Liana S. Syam
Visits: 66