
Keberkatan Rezeki
Setiap manusia yang terlahir ke dunia sudah dilengkapi dengan rezekinya masing-masing. Dan Allah Ta’ala telah menjamin pula rezeki setiap makhluk-Nya. Sebagaimana firman-Nya dalam Surah Hud ayat 6 yang berbunyi:
“Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya.”
Hal yang paling dibutuhkan oleh umat manusia sepanjang hayat dalam menjalani kehidupan dunia ini adalah rezeki. Jangan pernah risau soal banyaknya rezeki yang kita terima, namun yang lebih utama adalah halal dan keberkahannya yang menjadi prioritas utama.
Semua orang tahu bahwa rezeki harus dijemput dengan keras dan berpeluh lelah. Tapi, hanya Allah yang bisa mengatur dan menjamin rezeki dari setiap makhluk yang diciptakan-Nya. Dan hanya Allah-lah yang mampu meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki.
Oleh karena itu, sangatlah tidak masuk akal jika ada orang yang dalam hidupnya dilanda kerisauan luar biasa mengenai rezeki hidupnya, sehingga atas nama mencari rezeki menistakan diri dalam kezaliman dan berbuat kejahatan.
Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya rezeki mencari seseorang hamba sebagaimana ajal mencarinya.” (HR Thabrani). Setiap manusia itu punya usia yang terbatas, yang tidak mungkin seseorang melebihi waktu ajalnya dan tidak mungkin kurang darinya.
Dalam Surah Al-Araf ayat 34 disebutkan, “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.”
Allah telah memberikan kepada umat manusia jatah rezekinya secara penuh dan sudah menyempurnakan ajalnya sesuai takdirnya. Sehingga ketika ajal menjemputnya, ia dalam keadaan telah memperoleh rezeki secara penuh tanpa dikurangi sedikitpun.
Karena jika rezeki telah habis dan amalan telah usai, berarti seseorang telah mati. Seseorang tidak mungkin mati sampai sempurna rezekinya.
Namun, tidak berarti umat Islam boleh atau dibenarkan berpangku tangan. Sebab, Rasulullah SAW dan para sahabat bukanlah sosok manusia yang menyandarkan rezekinya dengan cara berdiam diri tanpa usaha.
Justru sebaliknya, beliau seorang pekerja keras dan tak mengenal putus asa. Rasulullah SAW bersabda, “Berusaha keraslah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan minta tolonglah kepada Allah, jangan bersikap lemah.” (HR Muslim).
Dalam sebuah kisah diriwayatkan, para sahabat Nabi Muhammad SAW ada yang bekerja dengan berkebun, berdagang, dan beternak. Mereka yang berdagang ada yang mengarungi daratan dan lautan menuju satu negeri ke negeri lainnya.
Ada mental kerja keras untuk mendapatkan rezeki. Mental inilah yang Rasulullah cintai, sehingga suatu waktu Rasulullah mencium tangan seorang Muslim yang menjemput rezekinya dengan membelah batu.
Semoga dengan banyak bersyukur kepada Allah Taala, rezeki yang kita peroleh memberikan keberkahan bukan menjadikan kita mendapat musibah, Amin Yra.
Visits: 238