Rejeki Yang Baik, Yang Tak Melalaikan

Sekitar tahun 1998 ketika krisis moniter, keadaan kehidupan sangat sulit. Kami hanya mengharapkan penghasilan dari kakak lelaki saya seorang. Keadaan saat itu tak ubahnya seperti di masa pandemi Covid-19 ini.

Kakak saat itu hanya bekerja sebagai penjual bawang milik “toke” di pasar kaki lima. Hasil yang diperoleh hanya cukup untuk beli beras segantang atau bahkan hanya setengah gantang. Untuk lauk-pauknya seringkali tak ada. Kami hanya makan nasi dengan garam atau dengan minyak jalantah.

Kami juga tak dapat membeli obat untuk Mak yang pada saat itu sangat membutuhkan asupan obat, karena penyakit Mak sedang kambuh. Mak hanya bisa bersabar menghadapi setiap nyeri yang tak terobati.

Mak seumur hidupnya hanya hidup dengan satu paru-paru, karena yang sebelah kanannya sudah rusak sejak beliau remaja.

Namun kami mempunyai Mak yang sangat hebat, beliau mempunyai kecintaan yang luar biasa untuk menyisihkan sedikit rejeki di jalan Allah Ta’ala. Dengan segenggam beras yang kami beli setiap harinya atau dengan uang receh se-sen demi se-sen yang dikumpulkan dengan hati-hati, tak masalah sekecil apapun nilainya di mata orang lain.

Mak pernah berkata kepada kami, asal kalian tau anak-anakku apa yang sedikit tetapi mencukupi lebih baik dari pada banyak tetapi melalaikan serta, selama kita masih bisa makan, sedekah (candah) harus tetap dibayar, karena dalam setiap sedekah yang kita keluarkan untuk Allah Ta’ala itu memilki kekuatan dan pertolongan yang sangat dahsyat sekali. Yang penting keyakinan kalian penuh terhadap Tuhanmu anak-anakku. Candah ini juga merupakan bentuk wujud pengorbanan dan rasa syukur kita atas apa yang kita peroleh walau hanya sedikit.

Alhamdulillah, berkat pertologan Allah Ta’ala, tanpa obat yang cukup, hanya melalui shalat tahajud dan kekuatan doa dari candah serta rajinnya saya yang selalu mengirim surat kepada Huzur melalui bapak mubaligh yang waktu itu bertugas di Padang, hingga Mak mampu bertahan hidup sampai umur 63 tahun.

Visits: 379

Sri Wahyuni

1 thought on “Rejeki Yang Baik, Yang Tak Melalaikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *