Keinginan Berkurban Berbuah Pengabulan

 

“Maaf Bu, uang tabungan yang Ibu miliki sudah habis disedekahkan dan uang hasil usaha tidak akan cukup untuk membeli seekor kambing atau sapi untuk berkurban,” ucap sang anak pada ibunya, ketika mendengar keinginan ibunya untuk bisa berkurban tahun ini.

Sang ibu adalah seorang perempuan berusia renta nan inspiratif, yang pada cerita sebelumnya pernah bertekad untuk menyumbangkan sembako pada mereka yang membutuhkan, walau beliau sendiri bukan orang yang hidupnya lebih dari berkecukupan.

Sang ibu, memang sudah sedemikian lekat hatinya pada sedekah. Beliau juga tak pernah luput dari ibadah-ibadah lainnya seperti shalat Tahajud, Dhuha, puasa nafal, dan lain sebagainya.

Sedekah dan ibadah yang dilakukannya, tak lain adalah wujud syukurnya pada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala sudah mengaruniakan kesehatan untuknya dan keluarganya, juga kemudahan dalam urusannya, salah satunya pada usaha kecilnya.

Dari hasil usahanya tersebut, walau tak seberapa, tak lupa beliau bayarkan pengorbanan (candah dan pengorbanan lainnya). Tak lupa juga beliau bersedekah kepada tetangga yang membutuhkan, juga pemulung maupun tukang sampah yang lewat di depan rumahnya. Ketika mendapat bantuan sosial dari pemerintah, beliau dengan ikhlas memberikannya sebagian kepada tetangga yang tidak menerima.

Pernah suatu hari beliau memberikan uang kepada tukang siomay keliling yang sudah satu minggu tidak berjualan karena uang untuk modalnya hilang dicuri orang di kontrakannya, saat keluar sebentar untuk membeli makan. Sang ibu turut prihatin akan nasib tukang siomay itu sehingga dengan ikhlasnya memberikan uang hasil usahanya.

Di saat akan mendekati Idul Adha tahun ini, sang ibu berniat ingin berkurban. Sontak anaknya kaget mendengar niatan sang ibu. “Uang dari mana?” pikirnya. Kemudian sang anak mengungkapkan fakta dalam kalimat yang diutarakan di awal cerita.

Namun seperti biasa, dengan tenang dan penuh kesabaran sang ibu berucap, “Jangan khawatir! Kita punya Allah Ta’ala yang Maha Pemberi Rizki. Insya Allah akan ada jalan kalau niat kita baik, dan masih ada waktu sekitar 1 bulan lagi. Bantu Ibu berdoa ya!” Sang anak tak bisa berkata apa-apa lagi, ia hanya menjawab dengan mata berkaca-kaca, “Iya, Bu. Insya Allah!” Walau dalam benaknya, ia masih kebingungan.

Selang beberapa hari, selepas melaksanakan sholat dhuha. Ketika sang ibu sedang melipat mukena, dari luar terdengar ada yang mengucapkan salam. Ternyata anak-mantu dan cucunya datang untuk berkunjung. Selama pandemi, hampir 4 bulan mereka tak bertemu. Saat hendak pulang mereka memberikan sejumlah uang kepada ibunya. “Ini, Bu. Alhmdulillah kami mendapatkan rezeki,” kata sang anak.

Dengan mata berbinar sang ibu menerimanya dan mengucap syukur, “Alhmdulillah! Semoga usahanya lancar dan semoga rezekinya bertambah berkah.”

Menurut cerita anaknya yang tinggal bersama ibunya, uang pemberian itu setelah dihitung ternyata lebih banyak dari biasanya, bahkan melebihi 2 kali lipat dari uang yang pernah ibu sedekahkan untuk membeli paket sembako. Sehingga uang itu cukup untuk berkurban sapi yang dikoordinir oleh pengurus masjid cabang setempat.

Sang ibu kaget seolah tak percaya, Allah begitu sayangnya dengan cepat mengabulkan doanya untuk berkurban. Rasa syukur terus menerus diucapkan oleh sang ibu dan menambah keyakinannya kepada Allah Ta’ala Ar-Razaq.

Atas bantuan anaknya sang ibu langsung memberitahukan kepada pengurus bahwa akan berkurban sapi.

Memang benar nyatanya harta yang kita sedekahkan tidak akan berkurang malah bertambah banyak. Mengingatkan kita akan janji Allah Ta’ala bahwa Dia akan mengganti apapun yang dikeluarkan hambaNya yang bersedekah atau membelanjakan hartanya di jalan Allah. Tercantum dalam Alquran, “Siapakah yang mau memberi pinjaman suatu yang baik kepada Allah agar Dia nanti melipatgandakannya baginya berlipat ganda, dan Allah menyempitkan dan melapangkan rezeki, dan kepada-Nya kamu akan dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah 2: 246)

Sempat anaknya berkata, “Kenapa tidak disimpan saja, Bu, uangnya? Atau dibelikan perhiasan?”

Sang ibu langsung menimpali, “Tidak! Ini merupakan pengabulan doa Ibu untuk berkurban.”

Sang ibu kembali berkata, “Ibu tidak biasa memakai perhiasan, takut timbul riya. Dan kalau hanya untuk disimpan buat apa? Toh harta tidak akan dibawa mati!” Sang anak hanya tertegun dalam diam atas jawaban yang dilontarkan oleh ibunya.

Di mata anaknya, ibunya bagaikan malaikat yang keinginannya langsung dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Masya Allah! Cerita beliau ini begitu menyentuh dan mengharukan. Sesosok nenek yang hampir renta hidup sangat sederhana, namun hatinya begitu mulia. Rasa kepeduliannya sangat tinggi, beliau tidak mementingkan diri sendiri dan jiwa pengorbanan sudah terpatri sangat kuat dalam dirinya.

Perkataan sang ibu renta tadi, memang benar, bahwa harta yang kita simpan tidak akan dibawa mati. Dan bila tidak disedekahkan tentu kelak di akhirat akan merugi. Sesuai dengan firman Allah SWT. di dalam Al-Qur’an, “…Dan orang-orang yang menimbun emas, perak dan tidak membelanjakannya di jalan Allah, maka berilah mereka kabar gembira tentang azab yang pedih.” (QS. At-Taubah: 34)

Ini merupakan bukti nyata pengabulan doa. Berkat doa dan amal perbuatan yang saleh, salah satunya dengan bersedekah, doa dari sang ibu untuk berkorban langsung dikabulkan-Nya. Cerita sang ibu renta ini, mengingatkan kita akan pesan Khalifatul Masih Al Khamis:

“Penting bagi seseorang untuk lebih dulu memperbaiki amal perbuatannya sendiri. Hanya dengan memperbaiki keadaan i’tiqaad (keyakinan) saja itu belum sempurna hingga seseorang menerapkan amal perbuatan yang saleh. Dan amal saleh adalah jika seseorang memenuhi hak-hak Allah Ta’ala dan juga menunaikan hak-hak para hamba-Nya. Ketika hal itu terjadi maka Allah Ta’ala akan menjawab doa-doa kita.” (Khutbah Jumat, 26012018)

 

Editor: Lisa Aviatun Nahar

 

Tulisan sebelumnya: https://islamrahmah.id/bersedekah-sebelum-ajal-menjemput/

 

 

Visits: 61

Liana S. Syam

5 thoughts on “Keinginan Berkurban Berbuah Pengabulan

  1. Sungguh Allah Taala maha mendengar dan maha kaya Dia begitu dekat dengan hambaNya yang selalu berpegang pada tali Allah

  2. Masya Allah kisahny mirip yg sy alami
    Pengurbanan disaat sulit semata2 meraih Ridha Allah Ta’ala…yang tak disangka2 berbuah pengabulan do’a dari impian2 yg selama ini rasany terasa sulit utk mencapainy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *